Crime Riddle

371 7 1
                                    

Hari ini karena masih Membahas soal Detective Romance, kita bahas soal riddle, yah.

Riddle itu cerita pendek yang menyimpan teka-teki untuk dipecahkan oleh pembaca.

Tugas hari ini adalah untuk membuat riddle yang tidak lebih dari 111 kata, yah.

By: Honey Dew honeydew1710

Seorang perampok masuk ke rumahku semalam. Erin sendirian karena aku terlambat pulang kantor. Polisi memuji keberanian Erin yang berhasil membunuh perampok dengan pisau daging. Perampok itu tumbang dengan belasan luka tusuk di dada dan perut. Sekarang, polisi masih memotret mayatnya di kamar kami.

"Usaha pembelaan diri yang luar biasa," komentar polisi yang menginterogasi Erin.

Aku hanya bisa menatapnya dengan bangga. Tak kusangka dia yang lemah lembut bisa seberani itu. Tidak bisa kubayangkan bagaimana ketakutannya Erin semalam.

"Semalam mati lampu, jadi gelap sekali. Kupikir itu Alan, tidak kusangka kalau dia adalah perampok yang dicari polisi." Erin menunduk pada gelas kopi panas di tangannya.

Aku menelan ludah. Wajah lembutnya kini terlihat sangat menakutkan.

*

Minwar paling gokil

Honey Dew

***

By: Rosita Amalani

  Aria terlihat shock sambil menangis histeris, tubuhnya gemetar hebat, piyamanya penuh darah. Seorang polisi wanita datang mendekati Aria memeluk dan menghiburnya. Sebuah kejadian pembunuhan yang mengerikan telah menimpa Ibu dan adik Aria yang masih berusia lima tahun. Aria sendiri saat itu tidur di kamar sebelah, dan menemukan mayat ibu dan adiknya yang sudah bermandikan darah di kamar tidur, penuh dengan luka tusukan. Namun, senjata untuk membunuh tidak di temukan di lokasi kejadian.

"Sst..., jangan menangis. Pembunuhnya pasti tertangkap," ucap petugas itu menghibur.

"Terima kasih," Aria kembali duduk tenang, matanya melirik pot bunga ibunya, ujung gagang sebuah pisau sedikit menyembul dari dalam tanah pot bunga. Aria tersenyum dingin.

***  

By: Putu Felisia 

"Botol wine itu memang tertutup rapat."

Tara tersenyum lega. Istri almarhum Anggoro itu mengambil gelas, lalu menyerahkannya kepada Bagas. Wine berkualitas tinggi dituangkan ke sana. Bagas memutar gelas, takjub melihat bongkahan es. Lirikan Bagas membuat wajah Tara memucat.

"Anda memang tak mungkin mencampurkan sianida di wine. Tetapi anda bisa memasukkan kapsul sianida dalam es batu. Karena itu, di kamar anda ditemukan wadah kapsul kosong."  

***

Yeti Nurmayati

James pulang ke rumah dengan kekhawatiran membayang di mukanya.

"Mana Emily?" Bibi Nora menghadangnya di pintu dengan kaget.
"Entahlah, Bi. Kata satpam sekolah, Emily sudah dijemput seorang perempuan tadi."
"Apa?! Emily dijemput siapa?"
James tak menjawab, ia bergegas ke kamar.
"Itu kacamata siapa, Bi?"
"Ohh, tadi ada Ibunya Emily mampir. Kacamatanya ketinggalan." Bi Nora segera mengambil kacamata itu.

James mulai curiga kepada mantan istrinya. Ia ingat dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Satpam sekolah tadi, rambut merah dan kacamata. Ia menelepon mantan istrinya namun tidak aktif. Kecurigaannya kian memuncak manakala ia ingat mantan istrinya itu suka sekali sama wig. Tetapi kenapa satpam tak mengenalinya.

***

Fara Della

Mata Detektif Rony melebar melihat mayat Santi yang ditemukan tewas mengenaskan di kamar mandi lantai tiga SMA Cendana. Kepalanya pecah dipukul dengan benda tumpul berkali-kali. Ia memanggil keempat tersangka untuk diinterograsi.

Hanya dengan beberapa pertanyaan dia bisa mengetahui siapa pembunuhnya.

Anna menjawab, "Saya teman karibnya. Saat itu saya sedang berlatih marching band. Tidak mungkin saya membunuhnya."

Bima berkata, "Saya pacarnya. Saya tidak tahu. Kami akan menonton di bioskop."

Alin menjawab, "Saya memang membenci Santi. Saat itu saya sedang berlatih biola dengan Miss Hana. Saya heran mengapa Santi tidak datang."

Rudi berkata, "Saya memang masih mencintainya walaupun kami telah putus. Mungkin ia bolos sekolah. Saat itu saya latihan basket di lapangan."

***

Siapa Dia?

By: Nira Nia NJL

Aku terbangun oleh cumbuan kasar Dito, suamiku. Tidak biasanya dia seperti ini, pulang tengah malam lalu mengeryangi tubuhku dalam kegelapan. Biasanya ia selalu menyalakan lampu tidur.

"Bang, udah dong!"

Tidak ada jawaban malah ia semakin gencar, sedangkan aku sudah bermandi peluh dan menahan ngilu.

Tiba-tiba ia berhenti dan berlari keluar, saat terdengar sirene mobil polisi di depan rumah.

Aku nyalakan lampu, memakai baju dan bergegas keluar, tapi tidak ada sosok Dito hanya mobilnya yang terpakir di pekarangan.

"Selamat malam!" sapa seorang polisi. "Apakah anda Nyonya Dito?"

"Iya."

"Maaf, Bu. Kami menemukan mayat suami ibu tergeletak di jalan."

"Hah?!"

***

Witri Nur

Saat meeting divisi marketing berlangsung, di luar ruangan terdengar suara ricuh. Grace dan Dani keluar menuju tempat kejadian. Ambulan telah membawa Tomi yang sudah lunglai dengan busa dimulutnya. Secangkir kopi masih menyisakan ampasnya. Semua tuduhan tertuju kepada Jono.

"Barani sekali kau melakukan ini." Tamparan Grace melayang di pipi sang OB. Ia tidak menyangka Jono yang sudah dianggap keluarga olehnya tega meracuni kekasihnya.
"Dasar pembunuh, mau masuk penjara?" timpal Dani sambil menarik kerah Jono lalu melemparnya ke lantai. Dani kembali ke ruang meeting.
Seketika terdengar suara gelas jatuh dari ruang meeting. Semua karyawan berlarian menuju arah suara itu. Dani tersungkur lemas di atas kursi dengan tumpahan kopi yang berserakan di lantai.

***

tita Mint

Tuan Fred ditemukan tewas di ruang kerjanya di lantai dua. Mulutnya berbusa. Secangkir kopi ditemukan di atas meja kerjanya.

Detektif Ross mengerutkan dahi. Di rumah besar itu hanya ada keponakan Tuan Fred yang berkursi roda dan Nona Emma, terapis yang baru masuk sehari sebelum Tuan Fred tewas.

Nona Emma menangis. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa. Ia hanya sempat melihat bayangan seorang laki-laki berambut ikal berlalu dari arah tangga.

Tiba di lantai 1, Detektif Ross disambut oleh keponakan Tuan Fred.

"Paman Fred memang workaholik dan pencinta kopi. Ia pasti kelelahan bekerja dan terlalu banyak minum kopi," ucap si keponakan.

Detektif Ross menatap pemuda berambut ikal itu dengan tajam.

Cerita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang