Minwar honeydew1710
Selamat hari jum'at, Memberdeul!
Karena untuk bulan depan kita akan membahas tema sayang-sayangan, hari ini kita pemanasan dengan membuat FF romance comedy, yah?
Dalam FF ini, teman-teman nggak usah pusing dengan konflik. Tunjukkan bagian yang kelihatan romance dan bikin senyum-senyum pembaca, yah.
Nih saya punya satu yang semoga bisa bikin memberdeul senyum-senyum sendiri. hihihi...
***
Salah
(Honey Dee)"Aira," panggil Dion dengan nada dangdut. Dia duduk di sebelah Aira tanpa peduli Aira masih serius dengan PR matematikanya.
"Aira," panggilnya lagi dengan nada yang sama.
"Apa, Say?" balas Aira tanpa memindahkan pandangan dari buku matematikanya.
"Duh, sukanya aku kalau kamu mulai sayang-sayangan gitu sama aku."
Aira meletakkan pensilnya. Mata cewek itu mengerjap. "Dion, janganb GR, ya. Siapa yang sayang-sayangan sama kamu coba?"
"Eh, tadi itu apa? Kamu manggil 'Apa, Say?' kan?"
Aira menggeleng. "Itu panggilannya belum lengkap, Dion."
"Terus?"
"Say maksudku itu 'saython'."
"WHAT?! Kamu kira aku ini makhluk gaib?"
"Kalau nggak mau dipanggil saython, jangan ganggu orang lagi ngerjain PR, dong," sembur Aira sambil melempar Dion dengan penghapus pensilnya.
***Selendang Bidadari
Oleh : Widya SulistyaSiang itu sepulang sekolah Genji berjalan sendirian saat tiba-tiba ia menemukan sebuah selendang merah yang tergerai di tepian jalan.
"Selendang siapa ini?" Genji mengambilnya. "Mungkinkah selendang bidadari seperti cerita Jaka Tarub. Ah pasti yang menemukan akan menjadi cinta sejatinya," pikir Genji.
Genji tersenyum geli mengingat khayalannya barusan. Ia mengalungkan selendang itu di lehernya. Sambil tersenyum menantikan bidadari datang memeluknya.
"Oh Sayang ini selendangku..." teriak seorang perempuan sambil memeluk Genji dari belakang. Genji segera menoleh dan "Huaaaa......" Genji melepaskan selendang itu dan berlari sekencang-kencangnya menghindari perempuan aneh yang jingkrak-jingkrak memainkan selendangnya.***
SERAM
Oleh: Reika Dj"Pa... Mama oke gak?"
"Hmm... "Ia tak sedikitpun menaruh perhatian padaku.
"Papa gitu banget sih," aku mulai gusar.
"Apa sih, ma? Lagi seru ini, tanggung."
"Papa!" Nada tingiku membuatnya menoleh.
"Mama beli ini biar lebih cantik buat Papa."
"Bagus, Ma. Mama cantik." Ia kembali menaruh perhatian pada layar televisi. "Yah... Mama, kan."
"Kenapa, Pa?"
"Adegan seremnya udah lewat. Kurang seru jadinya."
"Mau yang lebih serem dari itu?!" Aku merasakan seolah ada tanduk yang mendadak tumbuh di kepalaku.***
MAKAN VS DIMAKAN
Putu felisia
Clara mengembuskan napas dengan kesal. Sajian makanan itu tak tersentuh di depannya. Padahal, sedari tadi Lucca telah mulai makan siang.
"Kenapa bengong?"
Clara tak menjawab. Masih kesal karena tidak bisa melarikan diri.
"Makanlah, Cara Mia. Atau kau lebih suka kalau aku yang 'memakan'mu?" seringaian Lucca bak hewan buas. Bahkan pandangannya mengandung 2 arti.
Sialan. Tanpa berkata apa-apa lagi, Clara menggerakkan sendok dan garpu.
Di depan Clara, Lucca tertawa puas. Senang karena ancamannya berhasil.***
Memalukan
Shirley Du
"Selamat ulang tahun," ujar Pipit sambil tersipu. Di tangannya tergenggam sebuah kotak kado yang terbungkus rapi dengan corak batik.
Ulang tahun? Apakah aku memang berulang tahun?
Selalu aku berkhayal dia akan datang seperti ini. Tapi, baru sekarang impian itu terwujud. Rasanya seperti mimpi melihat gadis manis itu berdiri di depanku. Jantungku berdebar kencang saat tangannya mulai terulur. Wajahku pasti memerah. Perutku mulas, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik. Sedikit gemetar aku bersiap menyambut uluran tangannya.
"Waduh, terima kasih!" ujar seseorang yang sejak tadi berdiri di sampingku.
Apa? Benny? Aku tercekat. Ya, tentu saja! Aku berdiri tepat di samping tumpukan kado ulang tahunnya. Ini kan pesta ulang tahun Benny. Huh! Malunya...***
Gombal
Dianyk
Suatu malam dalam suasana remang nan syahdu. Sepasang kekasih halal berusaha menutup hari dengan berpelukan.
"Ney, kok irama jantungnya kayak gini."
Sepi tak ada jawaban.
"Ney, bunyinya kenapa ga lub dup-lub dup?"
Masih sepi.
"Ney...."
"Mau ngegombal, ya? Besok aja. Punggungku gatel, nih."
Terpaksa sang penggombal gagal meminjam cakar Wolferine buat menggaruk punggung dihaapannya.***
Mandi
Louis khrisna putera suryapranata
"Khrisna, jangan mandi malam-malam, nanti sakit loh" ujar Kyure kepada Khrisna yang baru selesai beres-beres plamonya.
"Aku sudah mandi tadi..." jawab Khrisna.
"Kapan?" balas Kyure.
"Tadi pagi" jawab Khrisna, sebelum kipas kertas milik Kyure melayang ke wajahnya.
"Aku mandi deh..." lanjut Khrisna lagi.
"Mandi sendiri" jawab Kyure melanjutkan dialog Khrisna.
"Ahahaha dia tahu isi kepalaku" ujar Khrisna sambil tertawa dan memeluk Kyure. Wajah Kyure memerah, antara malu atau senang.***
![](https://img.wattpad.com/cover/84546676-288-k830423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pilihan
Short StoryCerita-cerita yang ada di sini merupakan hasil karya para Memberdeul KANOI. Enjoy reading! ^_^