Sambung Paragraf

67 0 0
                                    

Memberdeul diminta menyambung paragraf yang sudah diberikan minwar.

Ini hasil karya memberdeul KANOI. Selamat membaca.

*******

Mamet memandang Seno dengan tatapan kesal. Pensil kesayangannya dihilangkan Seno dua hari lalu. Mamet tak tahu harus berkata apa.
Entah mau suruh dia ganti rugi atau apa, tapi sayang kata Seno dia gak punya duit. Gimana caranya mau gantiin? Masa Mamet harus beli ulang pensil itu? Padahal itu sudah jadi kesayangannya.
Rahmawati tiba-tiba datang menegur Mamet. "Kamu nanti kumpul-kumpul lagi sama anak komunitas?" Nah, ini dia masalahnya. Pensil itu hadiah dari Rahmawati kepada Mamet di hari pertama Mamet memasuki grup menggambar dan sepulang sekolah akan ada acara latihan bersama. Mamet benar-benar ingin menemukannya ketimbang beli baru.

"Ah, iya, Rahma," jawab Mamet agak bingung. "Tapi, aku ada urusan sebentar. Mungkin aku bakalan telat dateng. Nggak papa, kan?" Mamet memastikan pada Rahmawati karena dia harus meminta Seno membantunya mencari jika dengan mengganti rugi atau membeli pensil baru itu tidak mungkin.

Pensil itu amat berharga. Mamet ingin menemukannya. Jadi dia mulai mencari ....
Jadi dia mulai mencari di semua tempat yang didatangi Seno pagi ini. Kelas, kantin, hingga toilet. Mamet melotot saat Seno menyeretnya ke toilet.
"Ngapain bawa pensil gue ke toilet?" semprotnya pada Seno yang meringis di depannya.

Seno memperlihatkan sebuah tulisan di dinding toilet.
Mamet pun membacanya, "Seno was here. What the he*l, No?!"
Dan ternyata selain Seno ada nama-nama lainnya.
Rahmawati, Aji, Ali namanya juga ditulis di dinding toilet. Entah ini sebuah ancaman atau hanya gertakan dari orang tak dikenal. Mamet terlihat kesal.
"Sial, siapa yang berani melakukan ini? Kenapa orang ini berani mencari masalah dengan kita?" Ucap Mamet sambil memukul dinding. Mamet nampak marah.
"Tenanglah, sabar. Jangan emosi." Seno berusaha menenangkan Mamet. Wajah Seno perlu bs takut. Sorot matanya terlihat cemas dan takut. Tangannya nampak gemetar. Tatapannya hanya mengarah ke sudut kiri toilet. Ada bayangan hitam yang menatap mereka dengan mata merahnya.
Mamet yang menyadari hal itu, langsung menarik tangan Seno dan mengajak berlari sekencang-kencangnya. Mereka tak bisa melakukan apapun kecuali berlari dan tak berani menengok ke belakang.
Tak ada yang tahu pasti tentang tulisan dan bayangan itu. Seno dan Mamet hanya ingin melupakan kejadian hari itu. Kejadian yang membuat rasa kesal menghilang karena rasa takut. 

Cerita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang