Aruni-part 6b

986 21 0
                                    

Rasa sakit yang telah terlupa lamat-lamat datang kembali bersama hadirnya sang pembuat luka di hari-hari Uni.

Berawal dari silaturahmi tak terduga kini menjalar ke telpon basa-basi bertanya kabar dan ajakan makan.

Uni tentu saja menolak halus atas semua ajakan bertemu dengan alasan yang tak bisa dibantahkan siapapun.

Lagi ada urusan kantor

Seperti saat ini, kantor Uni lagi kedatangan tamu dari kantor pusat dan sebagai tuan rumah yang baik, tentunya harus melakukan pelayanan yang tidak mencoreng citra kantor cabang.

Kunjungan semacam ini selalu membuat seluruh karyawan termasuk Uni harap-harap cemas mengingat maksud tujuan dari kunjungan ini semata merupakan penilaian kinerja dan penerapan kebijakan baru tetapan pusat.

Untuk hal itu Uni harus merelakan waktu pulangnya jadi lebih lama dari biasanya.

Namun bukannya mengendur, ajakan itu makin gencar sehingga Uni mulai kehabisan alasan untuk menolaknya.

¤¤¤

Sore itu Uni baru saja sampai di basement peparkiran salah satu Mall di Manado. Saat ini ia hendak memenuhi janjinya bertemu orang yang seminggu ini mengajaknya ketemu.

Saat menapaki eskalator punggung Uni ditepuk seseorang yang ternyata Mareza.

"Tumben sendiri, mana Rara?" tanya Uni.

Reza hanya mengedikkan bahu tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya.

"Loe sendiri mau kemana?" tanya Reza.

"Ketemu kak Zulki" jawabnya pendek.

Reza terdiam sejenak lalu melanjutkan perkataannya.

"Hati-hati" ucap Mareza singkat. Perkataan karibnya ini bisa dipahami sebagai bentuk keperdulian tanpa maksud mencampuri urusan pribadi namun bisa juga sebagai bentuk peringatan.

Keduanya lantas berpisah sesampai mereka ke lantai atas, Uni berbelok ke kanan karena harus naik satu lantai lagi untuk sampai ke tempat janjian, sementara karibnya berbelok ke kiri menuju Multimart untuk belanja mingguan.

¤¤¤

Kedatangan Uni di Tea House disambut dengan senyum seluas samudera yang bisa membuat siapa saja merasa teduh kala memandang.

Sayang, senyum yang bikin teduh itu tak seditik pun menggugah hati Uni.

Hanya seekor keledai yang bisa jatuh di lubang yang sama.

"Makasih sudah bersabar" ucap Uni usai mengucap salam

"Makasih udah datang" balas Zulki.

Apa yang dicakapkan antara keduanya tak usah dibahas; hanya berisi dialog standar antara sang wanita yang telah lama menutup hati bagi dia yang ingin kembali dengan sang pria yang berusaha agar hati wanita di hadapannya termiliki lagi.


Dulu, saat ku siap mati untukmu.
Namun, kau tak pernah anggap aku hidup
Dulu, saat semuanya ingin ku pertaruhkan.
Namun, kamu tak percaya cinta sejatiku.
Aku cuma punya hati
Namun kau mungkin tak pakai hati..

-Mytha Lestari, Aku Cuma Punya Hati.

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang