Mareza-part 4

3.6K 54 9
                                    

Pagi di kontrakan setelah setengah jam lamanya memejam mata..

Pagi hari baginya terlalu cepat datang, rasanya baru sebentar saja Mareza menutup mata setelah puas menguap didepan Gameboy SP kesayangannya. Yap, Dia penggemar berat game dan kadang begadang sampai lupa waktu kalau keasyikan maen.

Malas bangunnya tapi harus bangun karena sebentar lagi harus pergi kerja dan dia belum sarapan pagi, tepatnya belum buat.

Setelah berjuang keras bangkit dari tempat tidur dan tersaruk-saruk ke kamar mandi untuk cuci muka sekedar mengumpulkan potongan terakhir kesadarannya lalu disinilah dia..

Depan TV, ngopi selagi menunggu mie instan masak di heating cup elektrik. Setengah jam kemudian segala hal yang berkaitan dengan sarapan pagi dan bersih kamar selesai dilakukan, tinggal mandi terus pergi kerja.

Mentari sudah mulai terik, Mareza dengan seragam kerja baru saja turun dari angkot, membayarnya dan menunggu lalu-lalang kendaraan dengan kecepatan tinggi merenggang kepadatannya.

Suasana ruangan kerjanya tak pernah berubah sedikitpun dari pertama kali masuk kerja. Hiruk-pikuk dengan orang-orang yang entah mengantarkan form atau hanya sekedar nongkrong dan numpang merokok.

Mareza tidak begitu suka dengan asap rokok, tapi sebagai newbie tak sepantasnya dia menegur mereka yang sudah senior di kantor itu jadi dia mau tak mau harus kompromi dengan itu. Begitu sampai di meja kerjanya, dia langsung hidupkan komputer dan menjalankan aplikasi yang dia pakai untuk memberikan teks terjemahan pada program-program film dan musik luar negeri yang dibebankan padanya melalui bantuan headphone sebagai satu-satunya akses audio dari komputer ke gendang telinga.

Suara percakapan bahasa inggris mulai memenuhi otaknya, meminta terjemahan dan sesaat kemudian sederet huruf yang membentuk kata, kalimat, lalu frase muncul di layar melalui ketikan 8 jari..

Waktu serasa berjalan sesuka hatinya, kadang secepat mobil sport namun kadang selambat siput. Sudah setengah jam dirinya berkutat didepan komputer, menerjemahkan program yang akan tayang besok ditengah hingar-bingar musik boom-boom*, orang merokok, dan suara TV.

Hasilnya? Baru setengah jalan dan masih banyak lagi program yang menunggu, menunggu terjemahan dan menunggu untuk direkam.

"Hhhh.. jadi gak fokus nih" desisnya sambil menghentikan sementara ketikan dan memutuskan untuk istirahat di kantin, siapa tahu ketidakfokusannya akan terobati disana.

Kantin juga penuh dengan cerita dan tawa-ria, setelah memesan teh botol dan beberapa bungkus roti untuk mengganjal perut yang belum begitu lapar akan nasi.

Kantin yang hari itu sesak dipenuhi karyawan menyisakan satu tempat duduk yang kosong, yaitu di pojokan yang kini telah dia tempati. Topik di kantin sangat beragam, dari yang happening seperti keadaan penjualan cengkeh, harga jual 2nd Hand Blackberry sampai ke topik ringan seperti pengalaman hidup, kelucuan program variety show yang sekarang lagi booming ditayangkan oleh salah satu stasiun TV di pulau Jawa sana, dan hanya sekedar haha-hihi saja.

Semua itu tak selamanya membuat Mareza yang terpaksa mendengar menyukainya, kadang dia merasa jengah pada mereka yang bagi dirinya hanya komentator dadakan, hakim dadakan, ahli analisis pasar dadakan, dan Karlota*  sejati.

Makanya selesai menghabiskan pesanannya dia langsung membayar dan meninggalkan kantin. Ketika kembali ke ruangan suasananya sudah lebih tenang, tak ada lagi dentuman musik dan tak ada lagi orang yang merokok, hal yang sebenarnya dia perlukan untuk menyelesaikan tugasnya.

Tanpa buang waktu lagi, diraihnya headphone yang tergeletak diatas meja kerja, menggerakkan mouse optik yang berkerlip cepat untuk memulihkan komputer dari kondisi stand-by-nya dan mulai mengetik dengan cepat.

Boom-boom: istilah musik yang menghentak-hentak dan bising;
biasanya dipakai angkot di manado untuk menarik penumpang abg.

Karlota : istilah prokem bahasa manado untuk biang atau tukang gosip.

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang