Shifa-part 6a

594 11 0
                                    

Kita tak bisa memilih siapa orang tua kita, jenis kelamin kita saat terlahir ke dunia dan nama kita.
Yang bisa kita pilih hanyalah jalan hidup kita, prinsip hidup kita, dan di sisi mana kita berdiri saat mengemban tugas.

Semburat merah masih tersisa di langit Likupang kala Shifa merebah diri diatas dipan. Akumulasi penat dan kantuk sudah sedari tadi menggelayut diri ingin segera ia turutkan jika saja tak ada ketukan di pintu.

"Malam ses, baganggu ini..
kita pe anak da tainjak pica botol kong tarabe depe kaki; boleh mo rawat akang? (Malam suster., maaf mengganggu..kaki anak saya luka robek kena beling, minta tolong diobati)" pinta seorang ibu dengan raut cemas sementara sang ayah sedang menggendong anak dengan kaki berlumur darah dilatar belakang.

Tindakan pertama untuk luka semacam ini ialah menghenti darah yang keluar dengan kapas yang diberi alkohol sembari mengistirahat kaki yang terluka.

Raung pilu menguar seketika ketika Shifa mengolesi luka anak itu dengan iodine.

"Soitu kalo ada larang, jang bekeng!(Makanya dengar kalau orangtua bilang apa!)" hardik sang ibu untuk redam raungan anaknya.

Shifa hanya tertawa kecil kala mendengar hardikan ibu itu. Bentuk kecemasan yang ganjil untuk logikanya namun itulah cara tutur warga setempat; terdengar kasar dan lantang penuh amarah.

"Sudah, jang dulu barmaeng di luar neh? Se kring dulu tu luka, baru boleh..(Istirahat dulu di rumah, kalau luka sudah sembuh baru boleh main)" ucap Shifa sambil menutup luka memakai kasa steril, kemudian menahannya dengan rekatan plester. Ucapannya diangguki anak itu dengan wajah sesenggukan.

Setelah meresepkan antibiotik untuk luka anak itu, mereka pun pamit pulang sambil menyelip selembar dua puluh ribu di genggaman tangannya saat bersalaman.

Shifa menghela nafas lelah, sekali lagi mulutnya terkatup tak bisa berkata apa-apa tentang kebiasaan memberi uang sebagai biaya rawatan yang seharusnya gratis karena bagian dari tanggung jawab tenaga kesehatan puskesmas.

Saat hendak beranjak mandi guna menyegarkan diri, pintu kembali diketuk dan sosok dibaliknya tak asing bagi dalam ingatan Shifa.

Siapa dia? Nanti juga tau..

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang