Zahra-part 3

402 8 0
                                    

Selimut malam telah sempurna melingkupi langit berhias taburan gemintang dan temaramnya caya rembulan.

Dibawah naungan semua itu, sesosok lelaki bergurat lelah; masih berbalut kemeja hitam lusuh pasca wawancara beberapa jam lalu, tengah mengayuh langkah panjang menyusuri lorong menuju rumah sang kekasih hati dengan maksud hendak menyampaikan kabar secara langsung.

Rumah yang ia tuju ialah rumah bercat hijau teduh berjenis kopel-rumah yang diperuntukkan untuk para tentara-dengan pohon mangga madu yang tumbuh lebat di depan rumah.

Usai mengucap salam, pintu rumah bercat hijau teduh itu membuka dengan gadis yang pada malam itu memakai kaos kuning bergambar monkichi disebaliknya.

"Jadi, gimana tadi?" tanya Zahra begitu Mareza baru saja mau mendudukan pantatnya ke sofa.

"Jiah, belum juga napas Ay.." dengus Mareza.

"Iyaaa, gih tarik nafas dulu sambil nunggu dibikin kopi" ucap Zahra lalu melangkah menuju dapur.

"Sepi amat, bapak kemana Ay?" tanya Mareza yang menyusul ke dapur sambil celingak-celinguk.

"Bapak lagi keluar, tadi ada panggilan mobil mogok di daerah Tikala" jelas Zahra. "Ada perlu dengan bapak?" lanjutnya.

Ayah Zahra adalah montir mobil yang punya pelanggan setia di hampir setiap kampung di Manado. Dulu ayahnya punya bengkel tapi karena sesuatu dan lain hal, beliau memutuskan untuk menutup bengkel dan beralih ke montir lepas siap panggil.

"Jadi saya bisa bebas nyipok kamu dong?" goda Mareza menaik-turunkan kedua alisnya sambil mencondongkan kepalanya ke wajah Zahra.

"Mesum amat, kalo mau nyipok, nih yang lebih hot" ucap Zahra sambil menyodor panci rebusan air kearah Mareza.

"Danger detected..mundur untuk strategi ulang" ringis Mareza sambil balik kanan.

¤¤¤

"Kopi nyet.." ucap Zahra yang dijawab 'Mm' oleh Mareza yang lagi sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Minusnya punya pacar Mareza ialah kalo lagi seru sama sesuatu sering gak peka bin nyimak sama sekitar baik tindak ataupun kata.

"Cemilnya bata ama semen aja yah?" ucap Zahra lagi.

"Iya Ayy, taruh aja disitu ntar dimakan kok.." jawab Mareza belum melepas pandang dari ponsel. "..itu kan yang situ mau denger?" sambung Mareza sambil melirik dengan mata memicing yang disambut tawa kecil Zahra.

"Kuping belon budek Ay" decak Mareza.

"Habisnya.." senggal Zahra disela tawa.

"Tadi lagi nulis thank you letter buat pihak resort" ujar Mareza sambil meletak ponsel dan beralih ke mug yang sedari tadi meruapkan bau kopi hitam kental.

"Jadi gimana tadi nyet?" ulang Zahra

"Biasa aja, kayak interview kerjaan pada umumnya.." seruput Mareza.

"Trus, kemungkinan bakal keterima berapa persen nyet?" tanya Zahra.

"60-70 keknya..soalnya saingannya berat, SE semua.." cecap Mareza. "Tapi tunggu, bule itu kan bicaranya pake bahasa inggris, bukannya bahasa ekonomi..jadi gak mungkin aku kesingkir kan?" gumamnya kemudian.

Mareza dan pemikiran out of the boxnya, bakal kangen nih ntar..

"Mudah-mudah gol yak nyet.." harap Zahra.

Mareza hanya mengangguk sambil menyeruput habis kopi dalam mug.

Dalam kehidupan, ada yang disebut hukum pertukaran setara yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan sesuatu kita harus korbankan sesuatu dengan derajat nilai yang sama.

Bagi dua insan yang punya mimpi bersama untuk masa depan, sesuatu yang berharga itu adalah waktu.

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang