Farrah-part 4

257 7 3
                                    

Setiap orang pasti punya bentuk ketakutan terhadap sesuatu; benda, makhluk hidup, suasana, warna, sesuatu yang absurd, dan benda mati.

Dan musabab ketakutan itu pun beragam, mulai dari trauma sampai kebencian yang mendarah daging.

Ketakutan terhadap sesuatu juga dialami oleh Seruni yang punya ketakutan terhadap cicak baik hidup maupun telah jadi bangkai, Zahra yang tak menyukai bau apalagi mengkonsumi telur, Mareza yang tak menyukai aroma dan rasa jambu masak dan madu, kemudian Farrah yang punya ketakutan pada pada semua jenis balon.

Yup, benda yang isinya O² atau helium, yang sering bikin ngiler anak kecil sampai guling-gulingan di tanah, yang warna hijaunya sering pecah dan bikin hati kacau hingga dipegang erat-erat. Muasal ketakutannya akan balon berasal dari trauma masa kecil saat benda itu meletus tiba-tiba di wajahnya. Melihat bentuknya Farrah secara spontan menutup telinga sambil ber-istighar apalagi jika benda itu meletus tak terbayang efeknya.

Ketakutan yang sempat buat Mareza mengerutkan dahi saat melihat kejengahan Farrah saat melewati penjual balon yang mengais rejeki di pelataran parkir multimart zero point. Padahal itu balon berbahan plastik yang hanya akan bunyi 'psyuhhh' atau 'ptakkk' jika terinjak atau terkena benda tajam.

"Trus gimana kalau punya anak nanti dan merengek minta balon Far?"

"Ya nggak usah dikasih balon lah! Mainan lain kan ada?"

"Kalau dia kekeuh maunya balon gimana hayo? Tidak mungkin kan kau hendak menghardiknya agar urung meminta.."

Farah terdiam, benaknya tengah mencari sanggahan yang tepat dari pertanyaan Mareza barusam agar bisa menolak dengan halus bantuan yang ditawarkan pria itu untuk menghadapi ketakutan atau minimal mengurangi dua-tiga persen dari ketakutan yang telah ada. Alasannya ialah dia sedikit malu jika ada yang tahu masalah ini selain ketiga sahabat semasa dia sekolah, walau dia yakin bahwa niatan Mareza itu murni ingin membantu sebagai seseorang yang juga memiliki pengalamam walau masalah milik pria itu masuk kategori'rasa anti luarbiasa terhadap dua benda berdasarkan bau dan rasa'.

"Tapi susah Za.."

"Nawaitu saja dulu, toh ini kan pelan-pelan prosesnya, baru 'dekat lalu pegang' bukan cara ekstrim seperti mengurungmu dalam ruangan penuh balon kan?" ucap Mareza mencoba memberi semangat.

"Baiklah, tak ada salahnya mencoba kan?"

Ketakutan takkan menjadi sebuah ketakutan jika kau mau menghadapinya. Kau mungkin babak belur dan tak jarang tersungkur dalam usaha mengatasinya namun percayalah, bahkan benda sekeras batu pun akan berlubang terkena tetesan air terus-menerus

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang