Zahra-part 7

253 9 0
                                    

"Mong-omong, setelah kembali nanti aku bakal tertahan sampai bulan depan buat balik.." ucap Mareza spontan begitu teringat hal yang hendak dikatakan saat dirinya bertemu dengan Zahra.

"Alasannya?" kernyit Zahra.

"Ada tugas yang harus dilakukan, gak bisa diwakilkan" tegasnya.

"Oh gitu, yaudah.."

Mood yang sedianya sedikit 'lega' kembali merundungi Zahra, info yang dia terima barusan belum sepenuhnya dia cerna dengan baik.

Tugas penting apa yang diberikan resor kepada trainee front office hingga tak bisa diwakilkan?

Ingin rasanya Zahra menggali lebih dalam atas hal ini namun Mareza nampaknya tak tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dan memilih untuk ceritakan hal-hal yang terjadi di resort selama dia disana, mulai dari dirinya hampir tepar saat harus membersihkan dua bungalow sekaligus dalam waktu singkat dan harus sesuai standar resort bintang lima ketika training jadi staff di Housekeeping; sampai insiden pecahkan gelas karena belum becus membawa tray dengan satu tangan saat training pelayan di Resto.

=====

Zahra terbangun lebih awal dari biasanya akibat mimpi janggal tentang Mareza yang datang ke rumahnya dengan wajah rusak mengenakan baju garis-garis merah dan putih yang biasa dipakainya kemudian tak lama setelah itu datang satu lagi Mareza dengan baju yang sama persis dan berkata bahwa si Mareza berwajah rusak adalah kembarannya yang dia titipi tugas untuk menjaga dirinya.

Entah ini pertanda baik ataukah malah sebaliknya, Zahra akan memikirkannya nanti saat dia merampungkan tanggung jawab hari ini sebagai manusia pada umumnya yang punya agama, orang tua, dan pekerjaan.

Tring..

Notifikasi pesan masuk ponsel menghenti suapan nasi goreng ke mulut Zahra, dari Mareza.

Onyet:
Ay, tar sekitar jam limaan mau ke gramed, mau sekalian ketemuan?

Me:
Liat ntarnya ya nyet, slny hari ini liputan lagi padat-padatnya.

Onyet:
Yaudah, kabarin klo bisa ya? Semangat

Me:
Iya

Onyet:
*emot jempol*

====

Lipatan waktu menghantar sang surya yang tengah berada pada penghujung akhir rotasinya hari ini, meronai langit dengan gurat jingga keemasan sebelum balik ke peraduannya.

Zahra mendecak sesal melihat pemandangan ini dari bingkai kaca jendela hotel, jika saja bukan karena embanan tugas liputan mungkin dirinya sudah berada di bebatuan pinggir pantai mengabadikan momen ini secara langsung tanpa halangan.

Sepotong tengkar bersalut salah paham terkadang berakhir pada putusnya hubungan cinta namun terkadang juga malah makin mengeratkan hubungan cinta dan terkadang yang sangat jarang, rujuk kembali setelah putusnya hubungan cinta kemudian makin erat-lekat hingga tercetusnya sebuah komitmen untuk merajut masa depan bersama..

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang