Farrah-part 6b

424 7 2
                                    

"Maaf baru bisa diantar sekarang.." apologinya

Farrah menggeleng mahfum lalu mulai bertanya "Ketemu dimana ponselnya Mas?"

"Di pinggir jalan pertigaan Teling Mba, kebetulan kami lewat situ tadi.." jelas sang pria.

Astagaah, Kok bisa ponselku nyasar jauh sampai Teling yah? Jangan-jangan...

"Kok bisa mas-nya yang ketemu, itu kan pertigaan sibuk.." selidiknya

"Oh itu, mungkin karena mereka asal mengira itu cuma sampah casing ponsel yang dibuang sembarangan oleh pemiliknya ditilik dari kondisi cover belakang ponsel yang sudah retak.." jelasnya tanpa tersinggung dengan tuduhan tak langsung yang diucapkan Farrah.

Mungkin ponsel itu jatuh tanpa disadari oleh pencuri itu..

Merasa malu dengan dugaan tak beralasan tadi, Farrah pun berucap "Ini sebagai rasa terima kasihku atas kebaikan Mas, diterima ya.." lalu mengangsurkan sejumlah uang namun dengan senyum terulas pria itu menolak.

"Saya niatnya ikhlas Mba, soalnya tadi pas saya liat ada banyak data penting di dalamnya.." ucap sang pria.

"Anda melihat isi ponsel saya?" kernyit Farrah

"Maaf kalau lancang mba, lihatnya cuma sebatas cari info pemilik ponsel sambil mengisi daya tadi.." respon pria itu

"Ini nazar saya mas.." jelas Farrah

"Lebih baik kasihkan ke kotak amal mesjid saja, kan lumayan saya dapat pahala, mbaknya juga dapat. Kalau begitu saya pamit mba, teman saya sudah nungguin soalnya, Assalamu'alaikum!" pamit pria itu langsung balik kanan dengan gegasan langkah.

Setelah sosok itu menjauh, Farrah baru ingat kalau dia belum mengucap terima kasih pada pria itu, lebih lagi dia lupa menanyakan nama.

———

Setelah kejadian kembalinya ponsel hilang pada waktu itu, tak terlintas dalam benak Farrah untuk bertemu kembali dengan orang yang berbaik hati memulangkan benda itu padanya. Hingga takdir pertemukan mereka di tempat keduanya senantiasa bersimpuh sembari mengadu-pinta pada sang khalik.

———

Panasnya hari menghantarkan masa ke angka dua belas pas pada penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangan ataupun menempel lekat di dinding.

Kumandangan adzan penanda telah masuk waktu dzuhur serta-merta menguar lewat pelantang suara, memanggil siapapun yang tergerak hatinya untuk sejenak rehat dari urusan dunia kemudian berbondong datang ke rumah-Nya.

Farrah menggegas langkah menuju mesjid daerah Pondol yang terletak tak begitu jauh jaraknya dari toko buku Gramedia, tempatnya berada tadi.

Karena terletak di sebuah lorong yang menjadi salah satu akses menuju kawasan bisnis di boulevard, mesjid ini selalu disinggahi oleh karyawan dan juga pegawai kantoran yang sedang rehat makan siang dari kantornya.

Siang itu Farrah bersama tiga wanita berhijab tidak punya pilihan menunaikan shalat dzuhur di serambi mesjid karena shaf pria meluber sampai ke bagian yang disediakan untuk wanita.

Sosok Farrah tak terlihat diantara jamaah yang kini berbondong keluar mesjid usai menunaikan shalat, dia masih belum beranjak dari tempatnya bersimpuh seperti menanti sesuatu yang datang pada hari ini, ditempat ini.

Dan disanalah dia, kelebat sosok yang tak asing dalam ingatan Farrah bergegas menuju tempat wudhu pria, pandangan mereka sekilas bertemu, cukup untuk sebuah senyum canggung hadir di wajah keduanya.

Pertemuan kedua yang tak terduga, apakah ini sebuah kebetulan atau jawaban atas panjatan doa mereka selama ini?

Hati kecil Farrah tak henti mengharap bahwa pertemuan ini merupakan jawaban atas keluh-kesahnya selama ini, sementara untuk sang pria mungkin inilah saat dimana salah satu doanya tengah dimakbulkan oleh sang khalik, yaitu wanita yang akan dia jadikan pendamping hidup.

Sejauh apapun, sedekat apapun, sebenci apapun,
secinta apapun kita pada seseorang, jika bukan jodoh maka dia akan menjauh dengan sendirinya sekeras apapun membuatnya dekat.

Jika itu jodoh kita, maka dia akan mendekat dengan sendirinya walau sekeras apapun membuatnya menjauh

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang