Shifa-part 2

740 19 0
                                    

Bagi Shifa, cinta menciptakan eforia temporer bagi hati manusia hingga mereka masuk pada siklus ilusi suka-cinta-rindu-kecewa-sakit-benci-galau lalu kembali ke fase awal.

Ia pernah mengalami ilusi itu kala ia tengah berada di jenjang perkuliahan dan hubungan itu berakhir  janggal bin kikuk.

Makanya Shifa tak pernah terburu untuk kembali membuka dan membagi sepenggal hatinya untuk seorang lelaki.

¤¤¤

Kelebat sosok familiar terlihat melintas diantara kerumunan pasar. Julangan tubuh serupa pohon pinus kering terlihat mencolok diantara tubuh-tubuh gempal kecoklatan penduduk pulau.

"Reza?" pasti Shifa kala ia menghampiri sosok itu.

"Halo.." sapa pria itu sambil memperlihatkan seulas senyum.

"Sedang apa disini?" tanya Shifa.

Belanja. Usai tertawa kecil hasil dari perubahan wajah Shifa atas jawaban itu, pria itu menjelaskan alasan kenapa ia berada di pulau ini.

"Oo, kamu di resort itu.." manggut Shifa lalu bertanya tentang keadaan Azzahra.

Tak ada jawaban selain 'baik' perihal keadaan Azzahra dan Shifa tak bertanya lebih tentang itu. Percakapan itu kemudian terhenti ketika satu dari empat orang berseragam resort berseru padanya untuk kembali ke perahu penjemput yang tak bisa merapat karena air surut dan bersauh di bagian agak dalam tak jauh dari pantai.

"Ntar sambung lagi ngobrol-ngobrolnya kalo dapat ijin turun kampung.." pamitnya kemudian bergegas menyusul keempat teman yang telah jauh.

¤¤¤

Malam itu di pulau sedang ada pesta kawinan di kampung islam dan Shifa diundang ke acara tersebut.

Sang mempelai perempuan lah yang mengundangnya secara pribadi membuat Shifa susah menolaknya.

Kampung islam merupakan sebutan warga setempat untuk kampung Gangga dua karena mayoritas pemeluk agamanya.

Pelantang suara menguarkan lagu islami diiringi tetabuan rebana, Shifa berada di barisan tetamu kehormatan pada pada perayaan itu.

Pu'ade atau pelaminan pada malam itu dihias dengan warna meriah agar jadi tahta yang pantas untuk raja dan ratu semalam yang tengah bersanding.

Shifa menerawang ke arah sang mempelai wanita yang tak hentinya tersenyum, membayangkan bahwa yang tengah duduk itu dirinya bersama pria yang dipilih oleh hati dan agama untuk jadi pendamping hidup.

Menikah itu penting, namun yang paling penting kesiapan yang menjalani.

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang