Aruni-part 6a

1K 23 0
                                    

Jam dinding tengah mendetak jarumnya ke angka 12. Desau angin sarat bulir gerimis hujan menerpa jendela kamar. Penat yang sesaat lalu menggelayut hati dan badan tak jua membuatnya terlelap.

Pikirannya masih terus saja mengembara ke ingatan enam jam lalu, dimana kuaran aura romansa dari temaramnya lampu teras rumah yang pernah jadi mood booster keduanya untuk bersegera mengukuhkan janji, berubah menjadi saksi bisu atas tak bergemingnya hati Uni atas ulasan senyum pria di hadapan.

Uni lalu meraih ponsel yang ia geletakkan di nakas, bersisian dengan kumpulan koleksi boneka robot kucing abad ke 22 pemilik kantong ajaib.

Setelah berpikir sejenak, jemarinya cekatan menekan sederet angka di layar sentuh.

Suara parau merasuk masuk ke ruang pendengaran Uni kala panggilan itu tersambung.

"Dah tidur Za?"

"Tadinya, ada apaan?" tanya Mareza di seberang telpon.

Kalimat itu laksana pembuka bendungan kata-kata yang tertahan di kerongkongan Uni sedari tadi.

Keluh-kesahnya mengalir lancar dan deras, sederas amukan sang angin menampar pucuk yang kulai kuyup ditimpa bergalon air hujan.

"(kuap) Jadi Kak-mu itu ke rumah cuma mau silaturahim aja?"

Tanpa sadar Uni mengangguk atas konfirmasi itu.

"Ngg..Ni, kamu lagi ngangguk kan?"

"Ah iya.." jawab Uni tersadar dari tindakannya.

"Kalo niatnya gitu sih, gak usah baperan non; kecuali~"

"Ish, gak lah!" potong Uni.

"Yawdah, tidur sono..besok kerja"

"Iya, makasih udah mau dengerin curhatan"

"Sama-sama, makasih udah nelpon.."

Uni menghembus nafas lega usai percakapan telpon itu terputus. Lingkupan kabut masalah yang sebelumnya mencokot pikiran kini telah menguar berganti kantuk yang ditunggu.

Lelap langsung menghinggap begitu ia merebahkan diri tempat tidur, membawanya ke alam mimpi.

Sementara di lain tempat, lawan bicaranya tadi tengah berbaring diatas matras sambil menatap kosong langit-langit kamar. Rundungan masalah terpeta jelas di wajahnya yang kuyu.

Memaafkan kesalahan dan melupakan kesalahan itu dua kata berbeda namun sering kali tersanding. Kesalahan bisa termaafkan berapa kalipun terlaku. Melupakan kesalahan sukar dilakukan dan hanya bisa dilakukan orang suci, naif atau amnesia.

You're fogiven, but not forgotten

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang