Zahra-part 4

314 10 4
                                    

Aku diterima kerja di resort!

Kata itu mengemuka setelah beberapa saat lalu Mareza harus menelan kasar penggal roti yang digigitnya karena harus menjawab panggilan dari ponselnya.

"Dari resort.." bisik Mareza kala itu disela berbalas cakap bahasa asing dengan lawan bicaranya.

Percakapan itu berlangsung cepat sehingga yang bisa Zahra simak hanya accepted, two-one, dan three month probation. Itupun dari hasil repetisi Mareza.

" Kapan mulai kerjanya?" kejar Zahra begitu Mareza meletak kembali ponselnya diatas meja.

"Senin depan aku ke pulau buat masa training 3 bulan,  sistimnya kerja dua minggu; satu minggu off" rangkum Mareza untuk mengurangi naluri alami Zahra untuk ajukan pertanyaan renceng saat dia penasaran.

"Makannya gimana? Ke pulau pakai apa?"

"Kesana pake bis ke Likupang trus dijemput pakai perahu ke pulau, kalau makanan it-"

Jawaban atas pertanyaan renceng Zahra dipotong oleh notif pesan pendek dari ponsel Mareza yang disambut cengir di wajahnya.

"Kalau makanan nanti liat gimana-gimananya ntar di resort dan soal sms barusan, besok aku mau ke kantor lama buat kembalikan seragam sekalian ngambil gaji bulan ini.." cetus Mareza sambil mengetik balasan pesan teks tadi.

"Gaji buta maksudnya?" cibir Zahra.

"Iyyup! dan tak malu mengakuinya.." balasnya sambil melebarkan senyum.

"Dasar.."

¤¤¤

Zahra sampai lebih dulu di tempat janjiannya dengan Uni, setelah berputar tak tentu arah macam kompas rusak akhirnya ia mengeluarkan ponsel dari tas dan mengetik pesan pendek ke Uni berisi ajakan ketemuan.

Ketiadaan sosok Mareza selama dua minggu membuatnya sedikit panik.

Bukan manja, cuma khawatir; khawatir akan keteguhan iman pacarnya saat liat bule perempuan hilir-mudik setengah telanjang di tempat kerjanya yang baru.

Waktu itu Mareza sempat tergelak kala mendengar hal yang dianggap alasan yang tak mendasar ini. Menurutnya, tak mungkinlah hal itu terjadi karena bukan pertama kali ia disuguhi 'pemandangan' semacam itu lagipula dia lebih sumringah lihat orang jepang dibanding bule.

"Yang lagi LDR, besok juga ketemu Ra.." decih Uni karena untuk kesekian kali obrolan keduanya terinterupsi oleh nada pesan masuk dari ponsel Zahra.

"Apaan sih, orang ini dari kantor kok.." balas Zahra dalam usahanya membela diri.

"Oh, kirain~~" cengir Uni.

Zahra tak sepenuhnya benar beralasan dan Uni tak sepenuhnya salah menebak, di ponsel Zahra memang masuk pesan dari kantor berisi penugasan liputan namun pesan itu datang persekian detik setelah pesan dari Mareza.

Onyet:
Ay, besok aku bakal balik agak sorean karena harus bantu handle tamu grup yang check out siang..gpp kan?

Me:
Gapapa, hati-hati ya..lagi musim ombak besar kan? Ntar klo dah nyampe darat kabarin lagi yah?

Usai mengetik balasan pesan, Zahra kembali meletak ponsel ke atas meja dan melanjutkan percakapan yang terjeda tadi.

Rindu yang menggunung bisa lunas terbayar dengan sepatah kata dari sang pemilik hati

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang