Aruni-Part 4

1.1K 24 0
                                    

Food Court Gelagel, seorang lelaki mencecap teh botolan sambil melirik jam tangannya di salah satu meja.

Uni mengambil langkah cepat menuju foodcourt, ia telah 15 menit melenceng dari janjian.

"Assalamu'alaikum, makasih atas kesabarannya.." ucap Uni pada lelaki kemeja kotak-kotak yang mengambil tempat duduk di deretan kursi couple. Afdli, sang lelaki kemeja kotak-kotak lantas membalas salam sambil mengulas senyum kala pandangannya tertumpu pada gadis yang hari ini memakai setelan kerja biru laut yang sewarna dengan hijabnya.

"Mau dipesenin apa?" tanya lelaki kemudian bangkit dari tempat duduk.

"Bareng" balas Uni singkat. Bukan kenapa, Uni masih ganjil menerima chivalry semacam itu dari orang yang mencoba menjadi teristimewa dalam hidupnya.

Uni memesan nasi tus-tus ikan asin sedang Afdli memesan set makanan lauk ikan laut sayur cah kangkung  sebagai menu makan siang.

Keduanya larut dalam ritual kunyah-telan segera setelah menu makanan pesanan mereka berada di meja. 

Bagaimana harimu?. Pertanya Afdli basa-basi disela kunyah.

Uniiiiiii. Sebuah seruan dan lambaian dari kejauhan menyita perhatian Uni dari menjawab pertanyaan Afdli.

Sekali lagi waktu bersama orang yang ia dekati tersela oleh orang lain.

Sosok mungil berhijab motif kembang menudungi kepalanya, menyeruak mendekati meja keduanya.

"Assalamu'alaikum, kebetulan sekali bertemu disini.." buka Shifa usai cipika-cipiki.

"Berapa hari kau di darat?" tanya Uni usai menjawab salam.

"Cuman setengah hari Ni, ntar sore balik" tukas Shifa.

"Cepat amat.." sayang Uni

Shifa, teman Uni yang satu ini ini memang jarang bertemu dikarenakan tugas sebagai tenaga kesehatan membuat dia harus bolak-balik antara daratan dan pulau.

Suara berdehem setengah tersedak menarik keduanya dari percakap intim dan melirik kearah asal suara.

"Ah, maaf aku kelupaan, kenalkan ini Shifa.." ucap Uni menutup gugup.

"Assalamu'alaikum.." katup Shifa.

Afdli mengangguk sekilas dibalik telan usai tegukan air mineral pelancar jalan masuk makanan yang tadi tercekat.

"Yaudah Ni, aku permisi dulu yah? Mari mas.." pamit Shifa.

"Iya, nanti kabar-kabari lagi yah." ucap Uni pada Shifa yang lantas berlalu.

"Maaf ya, teman yang tadi itu jarang ketemu.." apologi Uni sambil kembali ke tempat duduknya.

Afdli mengangguk mahfum. Disela kunyahan ia menilai cepat wanita didepannya ini; supel, cantik, terpelajar tapi gampang teralih perhatiannya dan agak ceroboh.

Di lain pihak, Uni pun melakukan hal yang sama; lelaki di depannya ini cukup perhatian dan pengertian namun agak tak ramah pada orang yang baru dikenalnya.

Pemikiran keduanya terus beranak-pinak sampai akhirnya waktu makan siang mereka usai dan berpisah di parkiran.

Mencari pasangan hidup tak sama seperti mencari keping puzzle, segalanya harus pas tanpa celah.
Mencari pasangan itu seperti menggoreskan warna kedalam kanvas kosong. Melengkapi tanpa dominasi.

Tbc

Lelaki 4 Wanita《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang