PART.7

977 45 2
                                    

Hari ini aku pulang lebih awal, aku izin untuk pergi kemakam mama. Seperti biasa aku pulang naik becak dan harus jalan kaki untuk sampau dirumah. Namun saat ini semua teman temanku sudah tau kalau aku belajar dipesantren. Karena setelah bertemu abizard hari itu. Malamnya seenaknya dia ngintrogasi aku. Alhasil aku menceritakan semuanya pada abizard. Berhubung mulut abizard comel, jadilah semua teman tongkronganku tau.
"Astaghfirullah, topiku mana" aku membongkar isi tasku. Karena aku tak kunjung menemukan topiku. Rasa khawatir hinggap dihatiku. Aku takut nanti papa tau aku mengenakan hijab. Bagaimana ini?. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, lambat laun papa juga pasti tahu. Mungkin hari ini memang saatnya papa tau. Seperti biasa aku melewati tempat tongkronganku dulu. Benar saja cowok cowok berseragam SMA sudah berjejer ditempat itu. Tapi aku tidak melihat abizard disana. Tumben sekali dia,batinku. "assalammuallaikum ustadzah" sapa mereka kepadaku. "Waalaikumsalam" balasku sopan. "Loe gak mampir sini dulu ustadzah," tanya salah satu darimereka. Belum sempat aku menjawab. Tiba tiba suara barithon yang sangat tidak asing ditelingaku meneriakkan namaku. Langkahnya terdengar semakin mendekat kearahku. Jujur saat ini aku ketakutan, aku takut pria itu marah. Lindungi hamba ya rab. Buatlah dia meridhoi apa yang hamba lakukan. Permohonanku dalam hati. "Artha, ngapain kamu pakai pakaian seperti ini?" Tanya lelaki itu yang tak lain adalah papa. "Loh artha kan udah jadi ustadzah om. Udah nyantri dipesantren" cletuk salah satu temanku yang membuat papa mengepalkan tangannya.
"Pulang!!" Bentak papa dan langsung menyeretku dari hadapan teman temanku.

Benar saja, sampai dirumah aku langsung dihajar oleh papa. "Lepas kain itu, kamu terlihat seperti anak seorang teroris" titah papa datar. "Enggak" jawabku menolak kemauan papa.
PLAK!! pipiku berasa panas. Perasaanku bercampur aduk. Papa menamparku, baru kali ini dia menamparku. "Kenapa sih papa gak pernah ijinin artha buat nyantri dipesantren. Siapa lagi yang do'in mama kalau bukan artha. Aku gak mau punya agama yang hanya tertera diKTP aja pa. Aku mau bener bener yakin akan agamaku. Biar nanti kalau kita disuruh ngaji gak repot repot cari orang buat bimbing kita. Biar kita gak malu karena kita gak bisa ngaji." Kicauku pada papa, air mataku tak mampu lagi kubendung. Dengan sesengukan aku mulai angkat bicara lagi "Apa karena anak kyai itu dulu pernah buat usaha papa hancur karena mendirikan pesantren disamping club papa. Cuma karena itu pa? Hah?. Sekarang papa juga sudah terbebas dari kebangkrutan. Lalu apa lagi masalahnya pa?. Aku cuma butuh ridho papa, tolong ridhoi artha pa."lanjutku terbata bata. "Diam kamu!!". Bentak papa sekali lagi. Dia langsung pergi menjauh dariku. Dan tak lama bantingan pintu terdengar ditelingaku.
Aku pun melangkahkan kakiku keluar. Rupanya papa sudah pergi. Tiba tiba ponselku berdering. Menunjukkan adanya pesan masuk.
Abizard faraz
Hbd artha ramaniya raufa. Eh maksudnya artha ramaniya sudiro😁. Akhirnya hari yang kamu tunggu datang juga.
Wish you all the best 😘. Semoga kamu makin dewasa, makin cantik, kado nyusul ya cantik 😚
Artha ramaniya
Makasih zard. Semoga do'anya dijabah. Gak usah pake kado juga gak papa. Tapi kalau maksa mau ngasih kado juga gak nolak😁

Begitulah isi pesanku. Aku langsung bergegas pergi kemakam mama setelah membalas pesan abizard. Karena memang tujuanku pulang lebih awal adalah datang kemakam mama. Aku pergi kemakam mama dengan jasa ojek online.
Sampai dimakam aku langsung membaca surat yasin dan mendoakan mama. Setelah itu aku menceritakan kehidupanku dipesantren. Bagaimana papa yang menentang keputusanku bahkan tamparan pertama papa masih terasa panas dipipiku. Sebenarnya hari ini adalah hari yang sudah lama kutunggu,karena mama akan mengajakku liburan dihari ulang tahunku sekarang.
"Assalammuallaikum mama. Sekarang ulang tahunku yang ke18 ma. Kenapa mama pergi duluan. Padahal hari ini hari bahagia artha. Mama pasti kesakitan ya waktu itu, sampai mama pergi ninggalin artha. Maafin artha ya ma, waktu itu gak bisa bacain surat yasin buat mama. Tapi do'a artha selalu menyertai mama kok. Katanya mama mau kasih kado buat artha, katanya mau pergi liburan sama artha. Kita kan udah lama nunggu hari ini ma, tapi kenapa mama gak ngejalanin rencana mama dulu. Ehm, mungkin Allah punya rencana yang lebih baik dari rencana kita dulu. Artha harus percaya itu ya ma. Mama pasti senang sekarang. Mama pasti tersenyum sekarang. Mama pasti masuk surganya Allah. Mama pasti selalu dalam lindungan Allah. Mama itu orang baik, artha sayang mama, semua sayang mama. Insya allah aku akan mewujudkan keinginan mama. Mama pengen artha belajar ngaji kan, artha udah masuk pesantren loh ma. Mama suka gak lihat artha pakai hijab sekarang. Pasti mama suka ya?. Semoga amal ibadah mama diterima disisiNya. Aamiin ya rabbal alamin. Artha pulang ya ma. Mama baik baik disana. Selamat tinggal ma".

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang