"Assalammuallaikum cantik".
"Ih abizard ngapain sih kamu. Ngagetin aja kamu itu" katku memperingatkan.
Eh malah yang diperingatkan nyengir nyengir gak jelas.
"Kalau orang salam dijawab dong". Katanya menggoda
"Iya waalaikumsalam. Sahabat tertampanku" balasku.
"Kamu ngapain sih. Tiap minggu datang kesini. Kamu gak kuliah apa kamu emang gak aa kerjaan?" Tanyaku menyelidik. Karena benar saja. Setiap hari minggu dia selalu berdiri didepan gerbang pesantren.
Entah apa yang dia nanti.
"Kamu kira itu hobi bodohku. Kamu kira aku ini suka sama gerbang pesantren ini. Kamu tanya seperti itu karena kamu emang gak tau apa gimana?". Katanya panjang lebar.
"Yaya aku tanya sama kamu. Dasar orang gak ada kerjaan". Kataku datar.
"Aku berdiri disini itu. Cuma gara gara nunggu kamu, biar bisa ketemu kamu. Dan seharusnya kamu itu tersanjung aku perlakukan seperti ini". Jawabnya tegas.
Aku hanya terperanga. Benarkah??
Hanya karna itu?.
Bertemu denganku?
Bodohnya kau artha.
Batinku merutuki.
Aku hanya terpaku didepan abizard. Hatiku sedikit... ah sudahlah perasaanku akan kusimpan untuk seseorang yang lebih paham agama.
Beberapa kali abizard mengibaskan tangannya didepan wajahku. Tapi aku tak kunjung sadar dari lamunanku.
"Artha" teriak seseorang dengan suara yang sedikit merusak gendang telingaku.
"Ih. Kamu ini dipanggil beberapa kali juga gak nengok nengok. Acara udah hampir mulai tuh" kata vika membuyarkan lamunanku.
"Ah apa vik ?" Kataku kikuk.
"Acaranya mau mulai ar" kata vila sedikit kesal padaku.
"Ah iy iya vik. Aku masuk"
"Mas mau masuk juga?. Kamu kok gak bilang sih ar punya kakak cowok seganteng ini"
Kata vika sok genit.
"Jadi saya boleh masuk mbak"
Yelah.. pasti nih anak mau masuk juga. Mau bikin aku nervous waktu tampil nanti.
Eh tapi ngapain juga nervous gara gara abizard. Sadar ar, abizard ini siapa. Dia bukan atthar.
"Nggak. Kamu pulang aja ini udah malem zard" kataku mencoba menghalangi.
"Alah gapapa ar. Gapapa kan mbak?" Abizard memastikan ajakan vika.
"Iya mas gapapa. Mari masuk, ayo ar" vika menggandeng tanganku dan melempar senyuman manisnya pada abizard.
Ngapai sih vika genit genitan gini. Batinku."Mas duduk sini aja, saya mau masuk dulu sama artha" kata vika sembari melempar senyum manisnya.
"Siap mbk" kata abizard oenuh kemenangan."Om sudiro belum datang ar?" Tanya vika yang membuatku teringat papa lagi.
"Entahlah." Jawabku lesu.
"Sabar ya ar, lambat laun om sudiro pasti bisa nerima sepenuhnya dan mendukung kamu" kata vika menguatkan.
"Aamiin. Makasih ya vik" aku melengkungkan bibirku. Menciba menegaskan pada vika bahwa aku baik baik saja ada ataupun tanpa kehadiran papa disini. Walaupun airmataku sudah berdemo ingin keluar dari pelupukku.
"Sudah kamu siap siap aja. Bentar lagi giliran kamu"Jangan luoa votrnya ya . Maaf kalau berantakan banget. Ini tulisan pertamaku. Masih butuh dukungan buat semangat nulis 😁
Happy reading .
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU ALLAH
SpiritualAkulah pendosa. Lalu pantaskah manusia pendosa ini merindukan tuhan? Disaat aku masih terus melakukan kesalahan kesalahan itu. Pantaskah aku menyandang gelar sebagai hamba. Setelah banyak dosa yang kuperbuat selama ini. Aku selalu berpikir. Dapatk...