PART31

717 37 4
                                    

Happy reading

Rasa ini mulai hadir
Hinggap bagai ribuan kupu kupu yang membuat darah berdesir
Kelembutannya mendobrak hati
Menghempaskan masa lalu yang membelenggu
Aku mulai suka
Senyuman itu
Seperti bulan sabit yang menggantung dilangit
Memancar terang
Sempurna
Membuatku seakan lupa
Lupa akan luka

*****

Lantunan melodi harmonika yang diputar abizard memecah keheningan didalam mobil mewahnya.

Dua anak adam ini tenggelam dalam pikiran masing masing.
Memikirkan apa yang akan terjadi nanti.
Artha dengan kegugupannya.
Dan abizard dengan perasaan canggung yang meluap luap.

"ehm" abizard berdehem.
Mencoba melupakan rasa canggungnya.
Artha menoleh. Tanpa berkata apapun.
Rupanya deheman itu tidak berpengaruh sama sekali

30menit berlalu. Kini mobil hitam itu terparkir rapi di sebuah restoran yang menyajikan semua makan khas indonesia.

Nuansanya kental dengan adat jawa. Warna coklat lebih mendominasi.

Abizard berjalan kearah meja yang telah dipesannya. Artha hanya mengekor dibelakangnya.
Sampai abizard menarik kursi dan mempersilahkan bidadari cantiknya duduk.

Tak sampai dua menit mereka duduk. Seorang waiters yang memakai kebaya datang membawa buku besar yang tidak terlalu tebal.
"Mau pesan apa tuan?" Tanya waiters itu sopan.
Abizard meneliti daftar menu tersebut. Sampai akhirnya ia menentukan pilihan.
"Nasi goreng sama jus jeruk" lantas ia menoleh kearah artha.
"Kamu mau pesan apa?".

"Samain aja" jawab artha sembaru tersenyum simpul.

"Mohon tunggu sebentar. Terima kasih" kata waiters itu. Kemudian beranjak meninggalkan abizard dan artha.

Abizard menatap artha lamat lamat. Artha terlihat lebih cantik malam ini.
Gamis softpink yang membalut tubuhnya nampak kontras dengan kulitnya yang putih. Dengan jilbab berwarna senada. Dan sebuah peniti berbentuk kupu kupu yang bertengger manis didadanya. Membuatnya lebih terkesan cantik dan anggun.

Artha yang tidak nyaman ditatap seperti itu mulai membuka suara.
"Jangan menatapku seperti itu, aku tidak suka" kata artha ketus.

"Oke oke. Enggak" jawab abizard. Kemudian memalingkan pandangannya.

Sepersekian detik kemudian lampu direstaurant itu padam.
Membuat artha terlonjak kaget.
"Astaghfirullah"
Kemudian suara gesekan biola mulai terdengar.
Lampu lampu hias yang menempel didinding menyala.
Remang remang menerangi sudut restaurant ini.

Abizard berdiri. Berjalan mendekati kursi yang diduduki artha. Berhenti tepat disamping kursi itu. Kemudian mengulurkan tangannya.

"Mau berdansa". Tawar abizard mantap.

Artha tersenyum. Namun tidak terlalu terlihat. Cahaya lampu itu tidak cukup terang menerangi restaurant ini.

"Aku sudah lama tidak berdansa". Tutur artha.

"Tenang saja ar, kamu tidak perlu berdansa dengan gemulai. Kita sedang tidak mengikuti kontes bukan?"

Akhirnya artha mengangguk. Meraih uluran tangan abizard.
Mengangkat sedikit gamisnya. Dan berjalan mengekor dibelakang pria berwibawa itu..

Setelah tepat ditengah dance floor. Artha meletakkan tangannya dibahu abizard. Sedangkan tangan abizard melingkar dipinggang artha tidak begitu erat.

Pemain biola itu bermain dengan begitu indah.
Artha dan abizard berdansa. Melangkah kekanan dan kekiri. Kedepan lalu kebelakang.
Kemudian abizard memutar artha pelan. Mengikuti alunan biola tersebut.

"Awwww" pekik abizard. Ketika terasa ada yang menginjak kakinya.
"Ah maaf" kata artha langsung melepaskan tangannya dari bahu abizard.

"Sakit ya?" Tanya artha berbisik. Mendekat kearah telinga abizard.

"Iyalah. Lihat tuh hells kamu runcing begitu" jawab abizard seadanya.

"Iya iya maaf, udah deh duduk aja" tawar artha.

"Yaelah ar, kan kita lagi kencan"

"Mas, udah deh. Jangan bilang gitu. Geli tau" kata artha.
Kemudian melenggang santai menuju tempat duduknya.

Well, gadisnya memang berbeda.

Hay.. partnya gaje banget ya

Maklum imajinasinya pasaran.

Jangan lupa vote ya😊
Terima kasih sudah membaca....

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang