PART.8

1K 38 2
                                    

FLASH BACK ON
"Artha, mama masuk boleh?" Tanya wanita dibalik pintu kamar seorang gadis. "Masuk aja ma, gak aku kunci pintunya"
Jawab gadis itu dengan sedikit berteriak.
Wanita itu langsung membuka pintu dan berjalan kearah ranjang tempat anaknya berbaring. Wanita itu mengusap pelan rambut gadis itu. "Mama inget gak bentar lagi ulang tahun artha". Cletuk gadis itu tiba tiba. "Ya inget dong ar, lagian ulang tahun kamu masih kurang sebulan lagi". Terang wanita itu santai "mama gak mau nawarin artha pengen apa gitu?" Tanya gadis itu dengan nada dibuat buat. Wanita disampingnya hanya mampu terkekeh pelan mendengar pernyataan anaknya itu. "Ehm.. kali ini mama mau kasih kado kamu yang istimewa. Lebih istimewa dari kado sweet seventeen kamu. Terus mama akan ngajak kamu liburan" kata wanita itu sembari memeluk anaknya. "Beneran nih ma?" Tanya gadis itu memastikan. "Iya sayang, asalkan kamu mau menuhin permintaan mama" tawar wanita itu lagi. "Apa aja deh" jawab gadis itu dengan semangat. "Kamu harus belajar baca al qur'an". "What? Yang lain dong ma. Kalau buat hijrah hijrah gitu artha belum siap." Terang gadis itu. "Ya emang kapan siapnya ar, nunggu mama mati dulu baru mau belajar baca al qur'an. Lagian mama juga gak nyuruh kamu hijrah. Hanya membaca al qur'an". Jelas wanita itu sembari menoel hidung anaknya. "Apaan sih ma" balas gadis itu sembari bangkit dari ranjang queen size miliknya.
FLASH BACK OFF
"Dorrr". Tiba tiba saja ada yang mengagetkanku saat aku sedang enak duduk dikursi taman dekat rumah. Suara yang tidak asing lagi ditelingaku siapa lagi kalau buka abizard. "Nglamun aja loe ar" kata abizard sembari duduk seenaknya tanpa permisi disampingku.
"Kebetulan kamu kesini, sekalian aku mau pamitan" timpalku. "Lah, mau kemana loe. Mau naik haji" jawab abizard seenaknya. Emang dasar cowok satu ini gak bisa diajak serius. "Aamiin. Aku mau netap dipesantren" jawabku sembari menunjukkan senyuman terbaikku. "Yelah ar, padahal baru aja loe mau gue jadiin pacar gue" jawab abizard yang cukup membuatku sedikit kaget. "Aku disana gak nyari pacar. Disana buat nyari ilmu sekalian nyari imam buat aku nanti" timpalku dengan cengiran khas milikku. "Kalau imam aku juga bisa jadi imam ar" entahlah saat ini abizard hanya bercanda atau serius. Tapi kali ini dia benar benar membuat pipiku memanas. Perasaan apa yang berdesir dihatiku ya rabb. "Alah. Kamu sholat aja gak pernah, mau ngajuin jadi imamku segala"
Jawabku sembari pergi meninggalkan abizard. Entahlah saat ini jantungku berpacu dua kali lebih cepat. Padahal hanya seorang abizard yang berbicara seperti itu padaku.
Mengalahkan debaran yang pernah aku rasakan saat bertemu lelaki didepan masjid pesantren. Astaghfirullah, kenapa jadi ingat lelaki itu lagi.

Pagi sekali aku sudah berkemas dan pergi kepesantren. Turun dari becak aku langsung meminta izin pak.lasim untuk membukakan gerbang pesantren. Senyum mengembang menghiasai wajahku sedari tadi. Dengan langkah mantap aku menuju kamar vika. "Assalammuallaikum vika" sapaku sembari membuka pintu kamar vika. "Waalaikumsalam. Sumringah banget neng" goda vika kepadaku. "Iyalah. Orang aku mau netap disini kok" jawabku santai. Vika langsung berdiri dan memelukku tanpa ampun. "Udah kali meluknya. Sesak napas nih" titaku kepada vika. "Iya maaf maaf. Aku kan kesenengan ada temen dikamar" balas vika dengan nyengir gak jelas.
"Ar, nanti temenin aku ketemu sama ustadzah rumi ya. Aku mau ikut bimbingan buat lomba tilawah" kata vika kepadaku. "Iya aku temenin" jawabku singkat sembari memasukkan pakaianku kedalam almari kecil disamping ranjang.

***
"Mau ketemu ustadzah dimana sih vik, dari tadi muter muter" keluhku pada vika, karena sejak tadi aku hanya diajak vika keliling dipesantren. "Nah itu ustadzah rumi". Vika langsung menarik tanganku menuju ustadzah rumi. "Assalammuallaikum ustadzah rumi". Sapa vika kepada ustadzah "waalaikumsalam vik, saya sudah nunggu kamu daritadi" kata ustadzah rumi pada vika. Aku hanya diam karena memang aku tidak tau apa apa.

Tiba tiba ada seseorang yang datang dan mengagetkanku dan vika "Assalammuallaikum, maaf ustadzah saya telat". Kata lelaki itu kepada ustadzah rumi. Aku sedikit terpaku, suara itu. Mengingatkanku kepada lelaki yang menabrakku didepan masjid. Ah maksudku lelaki yang aku tabrak didepan masjid. "Tidak atthar, vika juga baru datang. Mari kita kemasjid" kata ustadzah rumi.
Oh jadi namanya atthar. Nama yang bagus.
Tiba tiba dia tersenyum kepadaku saat aku tak sengaja menatap kearahnya. Subhanallah senyumannya sungguh menyejukkan hati.
Astaghfirullah artha. Pikiran macam apa ini.

Aku menunggu vika dideoan masjid. Aku duduk didekat kolam sembari membaca kisah fatimah azaahra dan ali. Sungguh kisah cinta yang romantis. Andaikan ada yang mencintaiku seperti ali mencintai fatimah. Bahagianya diriku.

Disela aku berimajinasi tiba tiba ada deheman yang mngagetkanku.
"Hem". Aku langsung menutup buku yang ku baca dan mendongakkan wajahku. Mataku berasa ingin melonjak keluar saat melihat siapa yang berdiri didepanku. "Ah.. assalammuallaikum" kataku kikuk " waalaikumsalam, maaf jika saya mengganggu. Tapi kamu dipanggil ustadzah rumi" suaranya sungguh menyejukkan. Apakah aku telah menyukainya. Dia benar benar limmited adition.
"Apakah kamu melamun?" Pertanyaannya memecahkan lamunanku. "Ah iya maaf. Saya akan segera kesana".
Dia tersenyum dan bergegas meninggalkanku.
Sungguh ramah sekali orang ini. Batinku.

***
"Asaalammuallaikum, apakah ustadzah memanggil saya". Kataku sopan menghampiri ustadzah rumi.
"Walaikumsalam. Silahkan duduk artha. Saya ingin meminta tolong kepadamu".
"Ah iya meminta tolong apa ustadzah" timpalku kepada ustadzah.
"Tolong kamu salin tulisan ini ya. Ustadzah mau mendengarkan mereka tilawah. Sedikit kok artha, ustadzah minta tolong ya"
"Iya ustadzah".

Vika mulai bertilawah. Dia membaca surat al kahfi. Suaranya sangat merdu, sungguh indah diperdengarkan.
"Ustadah sudah selesai" kataku sembari menyerahkan selembaran kertas kepada ustadzah rumi.
"Terimakasih ar, kamu boleh kembali". Aku bergegas keluar masjid. Tapi panggilan vika membuatku berbalik dan tidak sengaja manik mataku menatap atthar. Dia sungguh tampan. Astaghfirullah.
"Ar, kamu langsung kekamar aja. Aku mungkin masih lama" kata vika. " iy iya vik". Kataku kikuk dan pergi meninggalkan masjid.
Aku langsung kekamar. Merebahkan tubuhku. Dan terlintas abizard dalam fikiranku. "Kenapa jadi mikirin abizard sih" gumamku pada diriku sendiri.

***
"Ar bangun, udah masuk ashar nih. Kamu gak mandi" aku mendengar suara vika samar samar ditelingaku. Kemudian ada yang memencet hidungku hingga aku langsung bangun. Tiba tiba bangun membuat kepalaku pening. "Apaan sih kamu vik" kataku sebal kepada vika. "Lagian kamu dibangunin susah banget" omel vika kepadaku. Rupanya aku tadi tertidur.
"Nih ada titipan dari athar" kata vika sembari memberikan buku kepadaku.
"Oh iya ketinggalan" kataku sembari menunjukkan cenguran khasku kepada vika.
"Ah iya, tadi atthar juga nitip salam kekamu ar." Kata vika santai sembari melipat selimut yang baru aku gunakan.
"Kamu serius vik" tanyaku tak percaya.

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang