PART30

755 38 0
                                    

Happy reading...

Lelah menggapai sesuatu yang tak pasti.
Berharap semua akan tertinggal dan tak kembali.

Rasa itu sama
Hanya keadaan yang berbeda
Bosan hati membatin
Tentang namamu yang tiada akhir
Desiran ini seperti terpasung dalam dada.
sangat sulit untuk sirna

Rembulan malam telah jengah mendengar
Kisah kita yang tak kunjung memudar

Berkali kali aku bertanya
Kenapa kau tetap memikat
Sedangkan aku telah mutlak terikat.

*****

Pagi buta telah menyapa. Malu malu matahari merangkak naik.
Meyinari bumi asri buatan Allah.

Terlihat seorang berbalut gamis biru laut dengan motif bunga kecil telah berkutat didapur.

"Selamat pagi sayang" sapaan itu terdengar manja ditelinga.
Membuat seseorang yang berkutat didapur itu menoleh.
Melengkungkan  bibirnya seperti bulan sabit.
Wajahnya bersinar. Akibat dari tidak pernah absen tahajjudnya.

"Wa'alaikumsalam mas". Jawabnya halus. Tangan kanannya memotong wortel dengan lihai.

"Hem.. nyindir nih". Kata lelaki yang baru saja turun dari deretan tangga. Kemudian duduk didepan meja panjang. Pandangannya tak lepas dari seseorang yang telah lihai memasak didapurnya itu.

"Siapa juga yang nyindir, aku hanya ingin membudidayakan mengucap salam". Katanya halus. Kemudian menatap pria yang tengah memandanginya. Tak sengaja matanya  bertemu.
Berseri seri. Pipi wanita itu memerah. Malu.

"Masak apa yang?" Tanyanya. Kemudian melangkah mendekat kearah wanitanya.

"Masak capcay." Jawab wanita itu cuek. Bukan wanita. Tepatnya dia masih gadis.

"Kamu gak suka ya, kok ekspresinya gitu" tanya gadis itu yang tak lain adalah artha.
Dia sedikit heran melihat ekspresi suaminya setelah ia mengatakan capcay.

"Kalau kamu yang masak. Apa aja pasti aku suka dan aku makan" kata pria itu yang membuat pipi artha memanas.
Pria itu adalah abizard. Dan bukan abizard namanya jika tidak mampu membuat pipi artha merona.

Artha melirik jam yang menggantung didinding.
Jam 7 lebih 15. Kemudia artha menatap abizard heran sambil mengaduk aduk kuah capcay nya.

"Kamu gak kerja?" Tanyanya to the point.

"Enggak" jawab abizard singkat.

"Lah kok gitu. Apa sekarang lagi libur?" Tanya artha polos.

"Enggak. Aku lagi pengen dirumah aja" jawab abizard.

Artha hanya ber oh ria ketika mendengar jawaban suaminya itu.
Dia tidak ingin banyak berkomentar lagi.

"Sini aku bantuin" kata abizard. Mengambil alih mangkuk berisi cap cay yang masih panas.

Mereka sarapan bersama. Dalam diam. Tidak ada sepatah dua patah yang memancing perbincangan. Hanya dentingan sendok dan piring yang memecah keheningan.
Mereka larut dalam pikiran masing masing.

Sampai abizard membuka suara.
"Ar, kencan yuk". Kalimat yang lolos dari mulut abizard. Dan sontak membuat artha menghentikan aktivitasnya.

Vomentnya ya. Terima kasih sudah membaca...

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang