"Saya tahu kamu sedang menghindari saya. Sejauh apapun kamu menghindar. Sekuat apapun kamu melupakan saya. Jika Allah mempersatukan. Kelak kita akan bertemu. Semua hanya masalah waktu. Maka bersabarlah hatimu". Beberapa kalimat itu mengehentikan langkah artha. Kemudian menoleh kearah atthar.
"Jangan membuatku berharap kembali".
Artha kembali meninggalkan atthar. Kesekian kalinya.
Hatinya kalut. Airmatanya hampir menetes.
Atthar hanya mampu memandang punggung artha yang semakin hilang ditelan jarak."Lama banget ar?". Abizard menatap artha. Menyelidik.
"Antri". Kata artha datar. Kemudian duduk. Dan menjamah makanan didepannya.Abizard menatap gadisnya. Mengagumi ciptaan Allah yang duduk didepannya ini.
Kemudian merogoh saku jas yang ia kenakan.
Mengeluarkan kotak beludru berwarna merah menyala. Kemudian menyodorkannya kepada artha.Artha memicingkan matanya. Membenarkan duduknya kemudian meletakkan garpu yang sedari tadi ia genggam.
"Maksudnya?"."Aku ingin melamarmu" kata abizard tegas.
"Bukankah kamu sudah melamarku?" Artha nampak bingung. Bukankah abizard telah memintanya pada papanya."Aku ingin mengulangnya. Langsung dihadapanmu".
"Ar, percayalah aku mencintaimu."Artha terpaku. Untuk pertama kalinya abizard menyatakan perasaannya.
Bukan perkara yang baik. Karena perasaannya bukan untuk abizard.Abizard menatap mata artha lekat lekat. Kemudian menyambung perkataannya "belajarlah mencintaiku. Jika kamu belum mencintaiku maka berpura puralah mencintaiku. Mencintaiku karena rabbmu".
Abizard mengucapkannya dengan penuh ketulusan.
Matanya penuh harap menatap artha."Maaf".
Lirih. Bergetar. Kata tersebut lolos dari bibir artha.
Tangannya menutup kotak beludru itu dengan hati hati."Ar..." panggil abizard lirih. Halus. Sangat halus.
"Pakailah". Pinta abizard."Aku akan memakainnya. Tapi tidak sekarang. Tapi nanti. Jika kamu sudah benar benar menjadi suamiku". Jelas artha. Sangat berhati hati dalam berucap. Takut takut menyakiti abizard.
"Ar. Jangan pernah menghindari status hubungan kita, pernikahan kita tinggal beberapa minggu lagi. Terimalah".
Abizard membuka suara. Membuka kembali kotak beludru yang tadi telah tertutup."Aku menerimanya. Aku menerimamu zard". Artha mendorong kotak beludru itu pelan. Mendekatkannya pada abizard.
"Cepat atau lambat. Kamu harus menerima.
Aku tidak berniat memaksamu.
Aku hanya takut kamu akan tersakiti oleh pria diluar sana.
Aku hanya ingin menjagamu.
Mengertilah ar, semakin kamu menjauhiku makan semakin kamu terikat olehku".Hay hay.. vomentnya ya. Jangan lupa komentar. Pasti aku baca kok. Lagi butuh semangat nulis😅
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU ALLAH
SpiritualAkulah pendosa. Lalu pantaskah manusia pendosa ini merindukan tuhan? Disaat aku masih terus melakukan kesalahan kesalahan itu. Pantaskah aku menyandang gelar sebagai hamba. Setelah banyak dosa yang kuperbuat selama ini. Aku selalu berpikir. Dapatk...