PART20

751 45 1
                                    

Sesekali artha memandang jam yang melingkar ditangannya. Cemas mulai mengakar dihatinya.
Mobil bmw hitam memasuki pekarangan rumah artha.
Berhenti. Pintu terbuka. Memunculkan sosok jakung yang berkarisma.
"Lama" kata artha mengeluh.

Pria itu tersenyum kemudian membukakan pintu untuk artha.
"Aku duduk belakang". Kata artha final. Membuka pintu. Mengangkat sedikit gamis softpinknya kemudia menelusup masuk dan duduk bersandar dikursi belakang.
Pria itu hanya memandangi setiap pergerakan artha.
Dia hanya bersyukur.
Masih baik artha mau ikut walaupun duduk dibelakang.
"Mau kemana non?" Kata pria itu diselingi tawa kecil.
"Main kepesantren" jawab artha singkat.
"Kemall aja deh" kata pria itu. Kemudian memakai safetybeltnya.
Artha hanya memandang jengah. Memutar bola matanya.
Sedangkan pria itu hanya tertawa pelan kemudian melajukan mobil.
Membelah jalanan yang senggang.

Mobil itu berhenti disebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar. Terparkir rapi.
Artha dan pria itu berjalan. Tidak beriringan. Menjaga jarak.
"Kita cari makan aja ya" tawar pria itu. Sedikit mensejajarkan langkahnya dengan artha.
"Boleh". Artha mengekor dibelakang pria itu. Pria tersebut adalah abizard. Lelaki yang akan menjadi suaminya beberapa minggu lagi.

Abizard mempersilahkan artha duduk. Memperlakukannya bak seorang putri. Namun yang diperlakukan seperti itu biasa biasa saja. Hanya menyunggingkan senyum. Terpaksa.

Abizard mengangkat tangannya. Memberi kode pada waiters agar mendekat.
"Iya tuan. Nyonya ada yang bisa saya bantu?" Waiters yang berdandan super seksi itu bertanya sopan. Sedikit menunduk. Mendekat pada abizard. Membuat artha memutar bola matanya jengah.
Rasanya melihat abizard didekati oleh wanita yang lebih seksi darinya. Cukup membuat hati artha memanas. Entah perasaan apa yang dia rasakan. Tapi dia tidak suka melihat pemandangan yang saat ini disuguhkan.

"Ehem.." artha berdehem. Membuat waiters itu menoleh kearahnya. Seakan mengerti maksud artha. Waiters tersebut sedikit menjauh. Tersenyum. Lantas bertanya. "Nona ingin memesan apa?".
"Samakan saja". Jawab artha datar.
"Baiklah. Silahkan tunggu sebentar tuan dan nona". Waiters itu pergi. Membawa kelegaan untuk artha.

"Kenapa dari tadi seakan kamu memaksakan senyum ar, jangan tersenyum jika kamu tidak ingin". Abizard mulai membuka percakapaan. Memecah suasana yang beberapa saat lalu hening.
Artha hanya mengangguk. Mengabaikan perkataan abizard.
"Aku kekamar mandi sebentar zard" artha pamit. Tanpa menunggu jawaban abizard. Dia beranjak. Melenggang santai kearah kamar mandi.

Kamar mandi sedikit jauh. Melewati beberapa kios dimall tersebut.
"Artha" merasa namanya disebutkan. Artha memutar badannya. Menuju sumber suara tersebut.
Sedikit kaget. Tak menduga sama sekali jika orang yang memanggilnya adalah orang yang beberapa hari ini memusingkannya.
"Sedang apa disini?" Tanya orang tersebut.
"Ehm.. sedang menemani teman saya" jawab artha. Masih dengan perasaan tak menduga yang menggelayut dihatinya.
"Boleh bicara sebentar?" Tawar atthar.
"Maaf. Saya sudah ditunggu teman saya. Lain waktu mungkin bisa" jawab artha. Tidak seharusnya dia berbicara lagi dengan atthar. Itu hanya akan membuat proses melupakan atthar sedikit terganggu. Benar bukan? Sedikit terganggu.

"Saya tahu kamu sedang menghindari saya. Sejauh apapun kamu menghindar. Sekuat apapun kamu melupakan saya. Jika Allah mempersatukan. Kelak kita akan bertemu. Semua hanya masalah waktu. Maka bersabarlah hatimu". Beberapa kalimat itu mengehentikan langkah artha. Menoleh kearah atthar

Happy reading. Terima kasih sudah membaca 😊

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang