PART.4

1.2K 53 0
                                    

Semenjak kematian mamanya hidup artha semakin tidak karuan. Dia sering main keclub milik ayahnya. Dia menjadi pemabuk. Bahkan dia menjadi  pecandu saat ini.
Dia sangat merindukan masakan mamanya. Merindukan kehangatan kasih sayang dari kedua orantuanya.
Tujuh hari setelah kematian mamanya. Papanya mengundang seluruh temannya untuk berpesta dirumah artha.
Mungkin papanya sedang butuh kesenangan. Sehingga dia mengadakan pesta setelah tujuh hari kematian mamanya.
Semalaman artha ikut berpesta dengan papanya. Sampai dia mabuk berat dan tak sadarkan diri.

Sampai keesokan harinya dia baru sadar bahwa sekarang sudah jam 7.
Artha langsung bergegas kekamar mandi. Menyiapkan semua yang dia butuhkan saat disekolah. Setelah semuanya siap dia langsung berangkat tanpa berpamitan kepada siapapun. Karena memang rumahnya nampak sepi. Lamborgini hitamnya menyapu jalanan kota Bandung yang sudah ramai. Sampai dia memarkirkan mobilnya diparkiran sekolahnya. Dia berlari melewati koridor sekolah yang sudah nampak sepi. Benar saja sekarang pelajaran jam pertama sudah dimulai. Tiba tiba ada suara yang meneriakkan namanya dari kejauhan "artha kembali kesini". Begitulah suara yang terdengar ditelinga artha. "Sial" umpat artha dalam hati. Dia pun berbalik dan melangkah menuju sumber suara. "Ada apa b.muda panggil saya?". Tanya artha kepada wanita cantik didepannya. Dia adalah b.muda salah satu guru bk disekolahnya yang terkenal sangat cantik namun killer. "Kamu gak punya jam dirumah? Sudah sering gak masuk sekolah. Sekarang datang terlambat". Saat ini telinga artha sudah harus kebal dengan cerocosan dari b.muda, karena memang dia sering bolos sekolah dan telat masuk kekelas.
"sudahlah bu, hukuman apa yang harus saya jalani kali ini?" Tanya artha dingin. "Kamu itu ya". Dengus bu.muda kesal. "Lha daripada ibu ngomong kesana kemari tp gak saya dengerin. Mending to the point aja, hukuman apa yang harus saya jalani kali?". Balas artha masih dengan nada dinginnya.
"Kamu harus lari keliling lapangan 20kali setelah itu ngepel diperpus" terang b.muda panjang lebar. "Cuma itu?" Tanya artha. "Oh... masih kurang?" Tanya b.muda menyelidik "enggak kok bu guru cantik. Itu aja cukup, kalau bisa ya dikurangi". Bu.muda hanya melotot kearah artha yang membuat artha langsung menjalankan hukumannya.
Setelah hukumannya selesai artha tidak berniat masuk kelas. Dia langsung menuju kantin dan memebeli beberapa botol air dingin. Saat ini tubuhnya sudah panas pegal dan lesu dan membutuhkan asupan air dingin. Begitulah pikirnya.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dan membuat dia tersedak "huk huk, what the hell, apaan sih lo zard?" Cerocos artha dengan menepuk nepuk tengkuknya. "Sorry gue gak lihat loe lagi minum ar" timpal abizard dengan cengiran gak jelasnya. "Mata loe pakai dong" timpal artha. "Iya maafin abang ya dek" balas abizard sembari menyubit hidung artha gemas. Artha hanya mampu mendengus kesal.
Suasana hening seketika tercipta. Sampai abizard memecah keheningan tersebut. "Ar, loe pecandu ya?" Selidik abizard dengan hati hati.
"Sekarang gak separah dulu" terang artha blak blakan dengan sahabatnya ini. " gila loe ya, gak ada mama loe. Loe makin brandal tau gak". "Ssssttt. Apa sih loe, gue bilang kan gak separah dulu." balas artha meyakinkan. "Ya syukur deh. Kasihan mama loe kalau lihat anaknya kayak gini." Timpal abizard santai. "Mau gue cabik cabik tu mulut. Seenaknya jidat ngomong, loe denger ya. Mama udah bahagia disurga." Balasku. "Mama loe bakal bahagia kalau loe do'ain dia. Sebrandal brandalnya gue pasti gue do'ain mama gue. Karena emang mama gue cuma butuh do'a dari gue". "Lha loe ar? Tujuh hari sepeninggalan mama loe aja loe ngadain pesta dirumah. Masih waras loe".lanjut abizard. Entah mengapa tiba tiba tanganku mengepal. Perkataannya sungguh menohok hatiku. Amarahku telah sampai diubun ubun. "Shitt sok suci loe. Gue tau apa yang gue lakuin. Fak usah sok peduli sama hidup gue". Balasku dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Aku beranjak pergi meninggalkan abizard. Aku langsung menuju parkiran. Melajukan mobilku keluar gerbang sekolah. Aku tak perduli dengan apa yang nanti akan dilakukan pihak sekolah. Yang aku tau, saat ini aku ingin bertemu mama.

😊

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang