PART35

1.1K 38 0
                                    


Happy reading

Tangisku membuncah
Ketika debu derita kembali menyapa
senandungku berujung siksa
Semua sirna sebelum aku bahagia
*****


Kriet...

Pintu bercat putih itu terbuka. Besinya yang sedikit berkarat menciptakan suara nyaring tidak enak didengar.

"Assalammuallaikum" sapaan dengan suara berat tidak membuat artha menoleh.
Bahkan menjawabnya pun masih enggan.

Pria itu berjalan mendekat kearah nakas.
Menaruh seplastik buah buahan.

Kemudian duduk dikursi kayu didekat ranjang abizard.
Tidak menatap abizard. Melainkan menatap artha yang sedang duduk disofa.

Wajahnya kusut, pucat, matanya hitam cekung, menandakan dia sudah lama tidak tidur.
Mungkin beberapa hari ini dia memang tidak bisa tidur.

"Kamu sudah makan?" Tanya pria itu yang tak lain adalah atthar.

Artha masih belum menjawab.
Dia masih bergelut dengan pikirannya.
Dia tidak pernah siap dengan keadaan ini.

"Ar" panggil atthar sekali lagi.

Atthar mendekat.
Kemudian berjongkok didepan artha.

Plak..
Tangan halus itu membuat pipi atthar memanas.
Artha menampar atthar.
Kejadian yang langka bukan.

"Jangan pernah mendekati saya" kata artha dingin.

"Saya peduli sama kamu"

"Saya tidak suka"

"Kenapa?"

Artha tidak menjawabnya lagi.
Dia berbalik menatap jendela.
Menatap hiruk pikuk ibukota. Sesak. Sama seperti hidupnya.
Seakan Allah tidak pernah menuliskan takdir bahagia dalam hidupnya.

Hampir saja dia merasakan kebahagiaan itu, namun sepersekian berikutnya kebahagiaan itu tiba tiba hilang terbawa angin.
Entah benar benar terbawa angin, atau memang tidak diperkenankan untuknya.

Artha menatap atthar sendu.
"Keluarlah" pintah artha pelan.

Atthar tidak bergeming, masih dengan posisi yang sama.
Mengabaikan perintah artha.

"Keluarlah" pinta atthar sekali lagi.

"Saya hanya ingin menemani kamu" jelas atthar memberikan pengertian.

"Saya ingin berdua dengan suami saya, silahkan kamu keluar"

Hay hay...
Flat ya. Gak jelas banget.
Maaf imajinasi pasaran.
Vomentnya ya

Terima kasih sudah membaca😊

RINDU ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang