13. Baikan

4.5K 380 8
                                    

'Terus seperti ini ya? Aku lebih nyaman seperti ini. Saat memelukmu erat aku merasakan ada yang berbeda di hati ini. Semoga.'

***

Iqbaal saat ini tengah bermain ponselnya dikamarnya. Dia baru menyelesaikan sholat maghrib. Jam menunjukkan pukul 18.35.

Beberapa hari ini setelah adiknya mendiaminya, jika adiknya itu ditanya sudah sholat atau belum, pasti jawabannya sudah. Dan itu membuat Iqbaal sholat sendiri. Tidak seperti biasanya yang selalu sholat berjamaah dengan adiknya itu.

Iqbaal sedang bermain game di ponselnya. Seketika terdapat satu notifikasi line diponselnya itu. Dia menjeda game nya dan beralih kepada siapa yang telah mengirimkan pesan.

Steffizmr
Iqbaal. Lagi ngapain?

Iqbaal tersenyum sejenak. Tidak biasanya Steffi mengirim pesan seperti itu. Steffi akan menghubungi Iqbaal jika itu penting. Masalah pelajaran misalnya.

Iqbaale
Lagi main game aja Steff.

Steffizmr
Oh, gue ganggu ya?

Iqbaale
▫Enggak kok. Santai kali
▫Eh btw ada apa nih, tumben nge line?

Steffizmr
▫Oh oke.
▫Enggak kok. Oh jadi gue nggak boleh line lo gtu?

Iqbaale
Yee si sayang ngambek. Jangan marah dungs 😘

Steffizmr
Apasih Baal. Gaje deh-_-

Iqbaale
Alah bilang aja sekarang lagi blushing. Ya kan? Haha

Steffizmr
Au ah. Bye!

Iqbaale
Ciyee marah beneran??? (read)

...

Gadis yang saat ini tengah berada dibalkon kamarnya itu tersenyum malu-malu menatap ponselnya.

Dia tersenyum sendiri sambil terus menatap chat itu.

"Kebiasaan lo Baal bikin gue deg-deg gan."

"Kenapa gue bahagia setiap ngeliat lo ya? Rasanya nyaman waktu disamping lo."

"Semoga lo ngerasain hal yang sama Baal."

***

(Namakamu) malam ini tengah duduk termenung di balkon kamarnya. Memandangi jalanan komplek diluar sana. Lengan tangannya dia gunakan untuk menopang dagunya.

Sesekali memandang langit gelap diatas. Bulan sabit masih setia meneranginya, meskipun tak ada satupun bintang disampingnya.

"Adek?"

(Namakamu) yang sejak tadi fokus dengan langit sana seketika menoleh ketika suara itu memanggilnya.

Dari arah pintu, dia dapat melihat Bundanya sudah rapi. Dengan memakai gamis berwarna hijau tosca dipadukan dengan kerudung berwarna cream.

"Bunda mau kemana?"

"Bunda mau ke rumah temen sebentar. Kamu dirumah aja ya sama kakak?"

"Ayah ikut?"

"Ikut dong!"

(Namakamu) melangkah menuju Bunda Rike dan yang tadi menjawab adalah Ayah Herry. Ayah Herry yang tiba-tiba muncul dari belakang Bunda Rike dengan memakai kemeja berwarna cream. Senada dengan kerudung Bunda Rike.

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang