16. Berantem

4K 364 17
                                    

'Jakku geobina neol saranghaeseo
(Aku terus merasa takut karena aku mencintaimu)
Deo dagaseomyeon meoreojilkka
(Aku khawatir bahwa kamu mungkin mendapatkan lebih jika aku lebih dekat)
Maldo motae babocheoreom
(Aku bahkan tidak bisa berbicara seperti orang bodoh)
Neo ttaemune apa
(Sungguh menyakitkan karena kamu)
Neoraseo ireoke saranghaneun neoraseo
(Karena itu kamu , karena itu aku mencintaimu.)'

Davichi - Because It's You

***

Sudah dua hari Salsha mendiami (Namakamu). Bahkan di kelas-pun Salsha enggan pergi dengannya. Bila diajak Dianty tetapi (Namakamu) ikut, Salsha memilih tidak ikut. Jika (Namakamu) tidak ikut, Salsha akan menyetujui ajakan Dianty ataupun Namira.

(Namakamu) semakin bingung, apalagi dengan Aldi yang semakin hari juga semakin mendekatinya. Semenjak mereka pergi bersama waktu itu, Aldi menjadi tidak canggung untuk dekat dengan (Namakamu).

Tetapi (Namakamu)-lah yang canggung. Dia semakin tidak enak dengan Salsha, yang masih menatapnya sinis itu setiap hari.

Dan semakin hari juga kakaknya itu semakin dekat dengan Steffi. Itu semakin membuatnya sakit. Jujur, (Namakamu) tidak rela kakaknya dekat dengan siapapun, gadis manapun. (Namakamu) hanya ingin memiliki Iqbaal sendiri. Egois memang, mengingat Iqbaal adalah kakaknya sendiri.

Malam ini kata Bunda Rike, Oma nya yang dari Bandung akan datang. Itu membuatnya sangat senang. Oma nya itu sangat baik, sangat sayang kepadanya dan juga Iqbaal.

"Ekhem. Oma udah dateng loh.."

Ucap Bunda Rike diambang pintu kamar Iqbaal. Ya, sekarang ini (Namakamu) dan Iqbaal sedang berada dikamar Iqbaal sekedar bermain ular tangga. Haha kekanakan memang. Tapi seru kata mereka.

Kakak beradik itu langsung terlonjak, seketika mereka beranjak dari tempat tidur dan berlari menuju pintu berlomba untuk cepet-cepetan sampai ruang tamu.

Hal itu membuat Bunda Rike meminggirkan badannya. Beliau hanya terkekeh melihat kedua anaknya itu. Lalu ikut turun ke lantai utama.

"Omaaaaaaaaaaa!!"

"Omaaaaa—"

"Aaaw!"

Teriakan (Namakamu) terhenti ketika tubuhnya disenggol sengaja oleh Iqbaal dari samping dan membuatnya jatuh ke lantai. Iqbaal tidak peduli terus saja berlari dan memeluk Oma nya itu.

"Iiiiiii kak Aleeeeee!!!"

"Ya ampun kakak, adeknya jangan didorong gini dong?"

Bunda Rike datang dari belakang dan membantu putrinya berdiri. (Namakamu) cemberut menatap Iqbaal yang masih asik memeluk Omanya disana.

"Kamu ini. Nakal ya sama adek kamu."
Ucap Oma disela-sela pelukannya dengan Iqbaal sambil menabok bokong Iqbaal pelan.

Ayah Herry yang duduk di sofa hanya terkekeh menatap mereka.

"Hehe, lagian adek selalu peluk Oma lebih dulu, Iqbaal kan pengin juga jadi yang pertama."

Iqbaal melepaskan pelukannya menatap Omanya yang tersenyum ke arahnya.

"Ulululuuu sini cucunya Oma.."
Oma merentangkan tangannya menatap (Namakamu) yang langsung didekapnya erat oleh gadis itu. Iqbaal mendengus sebal menatap adiknya.

"Adek kangen sama Omaaaaaaa." (Namakamu) merengek dipelukan Omanya.

"Haha, kamu tuh sama ya kayak Bunda kamu, manja banget sama Oma."

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang