35. (Namakamu) Dianty

4.9K 462 72
                                    

***

'Wonhago wonhaeyo geurigo hana
(Hanya satu yang ku inginkan dan selalu kuinginkan)
Apheugo aphado geuraedo hanbeon
(Bahkan jika aku tersakiti dan tersakiti lagi, sekali saja)
Dalgo dalhajindedo nunmuri mareuji anhado
(Walau aku terhempas dan terhempas lagi, walaupun air mata ini tak mengering)
Cheoeumeuro doragal su itdamyeon
(Dapatkah kita kembali seperti awal saat pertama?)
Cheoeum majuchyeotdeon geuttae geu sigani
(Perjumpaan kita saat itu, waktu itu)
Wonmangseureowo jil ttaedo isseoyo
(Terkadang aku menyesali saat itu)
Gakkeumeun iraeyo geuriumjocha
(Namun perasaan merindukanmu ini)'

Taeyeon - And One


*Sambil dengerin lagunya deh enak banget. Baper.

***


Pagi ini Dianty melangkah lemas menyusuri koridor sekolahnya. Suasana sekolah masih tidak terlalu ramai. Pandangannya terus ke bawah, menatap ubin-ubin yang tersusun rapi dibawahnya.

Bugh

"Aww.."

"Ups, sorry."

Dianty menoleh ke samping, dimana dua orang gadis yang tadi berlari dan menabrak bahunya. Sepertinya mereka sengaja, kedua gadis itu tersenyum miring dan tertawa sambil pergi meninggalkan Dianty.

Dianty sedikit menggeram dan memejamkan matanya sebentar. Lalu melangkahkan kakinya lagi untuk menuju ke kelas.

Sesampainya di kelas, semua menatapnya saat gadis itu memasuki kelas. Meski tidak banyak, Dianty tetap mengabaikannya dan melangkah menuju bangkunya. Dianty meletakkan tas sekolahnya dan duduk dibangkunya. Dia melirik bangku disampingnya. Gadis itu, gadis itu sudah tidak menempatinya selama dua minggu lebih.

'(Namakamu), weekend lo pergi nggak?'

'Kayaknya nggak deh. Emang kenapa?'

'Temenin gue yuk, gue pengen banget beli sepatu yang waktu itu loh, yayayaya??'

'Please...'

'Haha iya Dant iya, kayak sama siapa aja lo.'

'Yeyy! (Namakamu) emang baik! Lo pokoknya sahabat ter-the best gue deh!!'

Dianty menatap sendu bangku itu. Bangku yang dulunya diisi oleh sahabatnya, sahabat yang selalu ada untuknya, sahabat yang sangat baik kepadanya. Tetapi, mengapa dia sampai tega menjahati gadis itu? Gadis berhati malaikat itu?

Dianty mengalihkan pandangannya lalu mengeluarkan headseat dari saku baju seragamnya. Mending dia mendengarkan musik daripada mendengarkan ocehan teman-temannya untuknya sejak tadi.

***


Bell istirahat telah berbunyi, semua siswa siswi berhamburan untuk menuju kantin.

"Yuk Nam kantin?"

Namira hanya menganggukan kepalanya menanggapi ajakan Salsha. Namira yang masih membereskan buku-bukunya ditunggu Salsha dengan berdiri disamping bangkunya.

Dianty yang mendengar itu kemudian memutar tubuhnya untuk menghadap ke belakang.

"Sha, Nam, gue ikut ya? Gue teraktir deh."

Ucap Dianty semangat sambil tersenyum manis ke arah Salsha dan Namira bergantian.

Namira menghentikan aktivitasnya dan menatap Dianty bingung, sedangkan Salsha hanya bersidekap dada tanpa ingin melirik Dianty maupun menanggapi ucapan gadis itu.

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang