20. INCIDENT

4.2K 354 11
                                    

***

"Kita...sampai disini aja (Namakamu)."

DEG!

Kata itu. Kata yang mampu membuat gadis ini melebarkan matanya.

Ada apa dengan Rafto? Hubungannya selama ini baik-baik saja? Ya meskipun baru dua hari. Tetapi kenapa Rafto mengakhiri hubungannya? Eh, bukankah seharusnya dia senang? Dia kan mencintai kakaknya sendiri? Tetapi masih ada Steffi.

Tanpa sadar mata (Namakamu) memanas. Meskipun dia tidak mencintai Rafto, tetapi ada rasa nyaman sedikit yang terselip dihatinya. Dan, rasa sayang.

Perlakuan Rafto saat mereka belum berpacaran sampai berpacaran, memang membuat (Namakamu) selalu nyaman. Sangat nyaman.
Jika boleh jujur, (Namakamu) merasa sakit diputuskan oleh lelaki yang ada dihadapannya saat ini.

"Hey, please jangan nangis."

"Kita masih bisa menjadi teman. Bahkan, kita bisa menjadi sahabat, iya kan?"

Rafto tersenyum mengusap pipi (Namakamu) lembut seperti tidak ada beban dihatinya. Oh benar-benar lelaki yang baik.

"Lo bisa anggep gue kakak, dan gue akan senang hati menganggap lo adik."

Bahkan sekarang tidak ada panggilan aku-kamu. (Namakamu) menatap mata Rafto dalam. Kedua bola mata itu menyiratkan kesakitan, (Namakamu) tahu.

(Namakamu) tahu Rafto berbohong.

"Tapi kenapa kak?"

Rafto tersenyum hangat.
"Nggak papa, gue rasa lebih baik kita sahabatan aja."

(Namakamu) mengangguk pelan. Itu membuat Rafto kembali tersenyum. Lalu merengkuh tubuh (Namakamu) kedalam dekapannya.

(Namakamu) tidak berontak, dia malah membalas pelukan Rafto, memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya pada dada bidang Rafto, mencium aroma parfum Rafto yang sangat membuatnya nyaman.

Mereka melepaskan pelukan lama mereka dan saling memandang lagi.

"Gue tau lo sayang sama Iqbaal."

(Namakamu) mengernyitkan alisnya.
"Ya sesama saudara harus saling sayang kan?"

"Gue tau lo juga cinta sama Iqbaal."

(Namakamu) terdiam. Pandangannya beralih kepada Rafto yang masih saja tersenyum ke arahnya. Jadi ini alasan Rafto memutuskannya? Karena dia tahu bahwa (Namakamu) mencintai kakaknya?

"Udah, gue nggak papa kok. Lebih baik tau dari awal, daripada kita pacaran tapi hati lo bukan buat gue? Malah nambah gue sakit nanti."

(Namakamu) meringis mendengar ucapan Rafto. Terbuat dari apa hatinya itu? Rela membiarkan hati kekasihnya, ehm ralat, mantan kekasihnya untuk orang lain. Kakaknya. Bahkan sahabat Rafto sendiri.

"Maaf kak.."

(Namakamu) menundukkan wajahnya tak mau menatap wajah Rafto. Itu membuat hatinya sakit. Rafto begitu baiknya memperlakukannya yang tahu jika saat mereka pacaran (namakamu) tidak mencintainya.

"Lo tau kan istilah brother complex?"

(Namakamu) mendongakkan wajahnya.

"Gue tau lo lagi ngerasain itu. Seorang adik yang jatuh cinta kepada kakaknya sendiri. Apalagi umur lo kan nggak berpaut jauh sama Iqbaal, jadi ya lo wajar bisa ngalamin brother komplex. Apalagi melihat kedekatan lo sama Iqbaal emang kayak bukan kakak adik."

Rafto masih saja bisa tersenyum? Terbuat dari apa hatinya itu? Pikir (Namakamu).

Rafto kembali mengusap pipi (Namakamu) lembut. Dalam sekejap, (Namakamu) kembali menubrukkan tubuhnya ke tubuh Rafto. Mendekapnya erat.

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang