21. DUKA|SUKA

3.8K 369 12
                                    

***

"Apa? Steffi udah nggak ada?" Ucapnya lirih.

(Namakamu) POV

Gue membulatkan mata saat denger ucapan kak Ale. Kak Steffi? Nggak ada? Maksudanya? Meninggal? Atau gimana?

Gue liat kak Ale masih natap gue. Perlahan ponsel yang ada pada genggaman dia jatuh perlahan seiring dengan tangannya yang perlahan diturunkan. Untung nggak jatuh ke lantai.

Gue juga kaget, sama halnya kayak kak Ale. Kok bisa? Hal apa yang sampe bisa buat dia meninggal?

Gue bangkit dari tempat yang gue duduki. Perlahan menghampiri kak Ale yang masih diam menatap kosong lantai.

"Kak?"

Gue ulurin tangan gue untuk menyentuh pundak kak Ale pelan. Gue liat dia nggak ngerespon. Tapi beberapa detik kemudian kak Ale menubrukkan tubuhnya ke tubuh gue.

Gue nggak denger dia nangis ataupun terisak. Gue bisa merasakan, karena tubuh dia tenang dipelukan gue. Gue angkat kedua tangan gue untuk membalas pelukannya. Gue usap punggung kak Ale lembut, untuk sedikit menenangkannya.

"Kak, yang sabar."

Gue merasakan kepala kak Ale semakin tenggelam dilekulan leher gue. Dan gue yakin, kepala gue udah nggak keliatan sama sekali, karena kedua tangan kak Ale yang mengalung di leher gue.

"Maafin kakak.."

Gue membuka mata gue yang tadinya terpejam menikmati kehangatan tubuh kak Ale.

"Maaf buat apa?"

Kak Ale lama nggak jawab pertanyaan gue. Beberapa detik kemudian gue merasa pelukannya semakin erat.

"Mungkin selama kakak pacaran, kakak jadi jarang perhatiin kamu. Kakak tau. Maafin kak Ale."

"Kak Ale jangan gitu, wajar kalo kak Ale lebih perhatian sama pacar kak Ale. Aku maklumin kok. Emang seharusnya gitu kan? Kita udah sama-sama dewasa, kita juga akan punya pasangan masing-masing kan?"

Jujur gue nggak rela ngomong itu. Emang bener perhatian kak Ale sejak dia pacaran udah berkurang buat gue. Tapi gue bisa apa? Gue cuma sebatas adiknya kan?

Tapi gue nggak rela dia pacaran sama kak Steffi. Iya gue akui dia orang yang baik, lembut dan cantik. Tapi entah kenapa gue tetep nggak suka sama dia. Mungkin alesan gue nggak suka sama dia sama dengan alesan para cewek-cewek lain disekolah yang nggak suka sama dia.

Dan kabar kalo dia meninggal beberapa menit yang lalu buat gue shock. Iya gue emang nggak suka sama dia, tapi apa yang buat dia meninggal? Sms yang gue kirim? Nggak lucu kan?
Karena tadi kan gue suruh dia ke danau deket taman.

Gue merasa kak Ale merenggangkan pelukan kita. Memegangi pundak gue dan menatap gue sayu. Tapi kok kak Ale nggak nangis ya? Kan pacaranya meninggal?

"Kak Ale harus nyamperin Steffi."

Gue mencekal lengan kak Ale dan buat dia menatap gue dengan mengangkat satu alisnya.

"Diluar hujan kak. Adek nggak mau kak Ale sakit."

Gue liat kak Ale mengangguk lesu dan membalikkan badannya menghadap gue lagi.

"Jan gue kasana besok."

"......"

"Iya thanks ya."

Tut.

Sepertinya kak Ale tadi nelfon kak Ojan.

"Yang lain juga ke sana besok."

Gue mengangguk sambil tersenyum.

"Kalian lagi pada ngapain? Ayo makan!"

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang