29. Kebenaran[1]

4.6K 424 81
                                    

'Kamu baik, aku akan baik. Kamu jahat, aku bisa lebih jahat. Kamu mau mempermainkanku? Aku bakal tunjukkan cara bermainnya.'

***

Beberapa hari lalu UTS sudah dilaksanakan. Setelah itu, hari-hari selanjutnya pun langsung diadakan KBM. (Namakamu) pun melaksanakan UTS nya dengan lancar. Meski diruangan yang tidak seperti siswa lain.

Sedangkan saat ini, di kelas XII MIA 1 sedang pelajaran kosong. Iqbaal tengah duduk dibangkunya berdua bersama Aldi. Mereka berdua sama-sama diam. Aldi melirik sekilas ke arah Iqbaal.

"Baal?"

Iqbaal hanya mengangkat alisnya menganggapi ucapan Aldi.

"Lo curiga nggak sih, kalo (Namakamu) bisa aja dijebak?"

Hal itu membuat Iqbaal menolehkan kepalanya menatap lelaki bermata sipit disampingnya. Iqbaal menatap Aldi bingung, membuat Aldi berdecak kesal.

"Ck, soal USB. Kalo gue sih curiga dia di jebak."

"Gue setuju!"

Aldi menatap Ojan tajam yang tiba-tiba datang didepan bangku mereka, menempati bangku yang didepan. Ojan hanya nyengir menatap Aldi.

"Iya juga sih.."

"Nggak mungkin juga adek gue ngelakuin itu."

Tik!

"Kita harus cari buktinya."

Ucap Ojan serius sambil memetikkan jarinya, membuat Aldi dan Iqbaal juga mengangguk.

"Kita cari sama-sama."

Ketiga lelaki ini menolehkan ke belakang saat ada yang memegang pundak Iqbaal sambil berucap seperti itu tadi.

"Rafto?"

"Yoi! Kita cari sama-sama. Ya nggak? Ya nggak?"

"Iya Baal, adek lo kan adek gue juga." Ucapan Aldi membuat Iqbaal menatapnya sinis.

"Weihh pinter Aldi, adek lo adek gue juga Baal." kali ini beralih menatap Ojan.

"Betul!" terakhir, menatap Rafto dengan ekor matanya, karena Rafto duduk di meja di belakang Iqbaal.

"Terus, pacar lo pacar gue juga gitu?"

Iqbaal menatap Ojan sebal. Mau ke siapa? Aldi? Bahkan dia tidak memiliki pacar setelah ditolak oleh adiknya. Rafto? Bahkan dia belum memiliki pengganti setelah putus dengan adiknnya.

Mengapa semua harus dengan adiknya? Sangat menyebalkan.

"Heh kagak dong! Nami punya gue! Se-o-rang! Gak ada gak ada gak ada!!"

"Selow kali Jan, gue bunuh juga lo."

Ojan menatap Rafto dengan memelototkan kedua bola matanya, membuat Aldi terkekeh melihat kelakuan mereka.

Tentang slogan bahwa Aldi jarang senyum kini sudah hilang. Malah sekarang, Aldi lebih ramah ke semua orang. Paska ditolak cintanya oleh (Namakamu), Aldi jadi lebih sering tersenyum kepada orang dan sering bergaul dengan siapa saja. Mungkin setelah kejadian itu Aldi mendapat pencerahan kali ya?

***

Dianty menatap kanan dan kiri didalam toilet sekolah. Sepi. Dia mulai mengeluarkan sesuatu dari keresek hitam yang dibawanya. Saat ini sedang istirahat, kelasnya sedang sepi tidak ada orang. Karena sebelum dia ke toilet dia melihatnya tidak ada orang.

Buku paket. Dianty meletakkan beberapa buku paket yang dia bawa ke washtafle. Dan mulai menyalakan kran air untuk membasahi buku itu.

"Sebenernya gue pengin nyiram orangnya sekalian, tapi dapet bukunya nggak papa lah."

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang