17. Jadian?

4.1K 380 14
                                    

'Aku bahagia melihatmu. Jadi buatlah aku terus bahagia dengan bersamamu.'

***

Iqbaal berlari sekuat tenaga menuju kolam renang sekolah. Tidak peduli dengan beberapa orang yang dia tabrak saat berpapasan dengannya.

Dipikiran Iqbaal hanya ada adiknya. Apa sesuatu buruk yang terjadi kepada adiknya seperti yang dikatakan Zidny tadi.

'Bukan adek kak.'

'Bukan adek kak.'

'Bukan adek kak.'

Perkataan (Namakamu) tadi masih terngiang dikepala Iqbaal. Dia semakin mengencangkan larinya saat pintu kolam renang sudah terlihat dari jauh.

Sesampainya Iqbaal disana, tidak ada siapa-siapa. Napasnya terengah-engah. Matanya menatap kolam yang terlihat ada gelembung-gelembung air dari dalam itu. Bola matanya membulat.

"(NAMAKAMU)!!"

Iqbaal langsung saja menceburkan diri ke kolam. Setelah tadi dia melihat ada seseorang di dalam air.

Iqbaal berenang mendekati adiknya yang sudah tidak bergerak. Tubuhnya mengambang didalam kolam. Langsung saja diraihnya tubuh itu dan membawanya ke atas.

Iqbaal membopong tubuh (Namakamu) ke atas, menidurkannya dipinggiran kolam. Lalu Iqbaal juga naik ke tepi kolam. Ditatapnya mata tertutup itu. Iqbaal takut. Rasa takutnya sama seperti pada saat adiknya itu sakit beberapa waktu lalu.

Ditepuknya pipi itu pelan sambil menggoyangkan bahu (Namakamu).

"Dek? Dek bangun dek!"

"(Namakamu)! Kak Ale mohon kamu bangun!"

Iqbaal beberapa kali menekan dada (Namakamu) untuk membantu mengeluarkan air yang tadi (Namakamu) minum.

Iqbaal menarik kasar kerudung (Namakamu) yang dirasa menghalanginya. Sesekali Iqbaal juga mendekatkan telinganya ke hidung (Namakamu). Masih. Dia masih bernapas.

Tidak ada cara lain. Iqbaal memegang hidung (Namakamu) dan menempelkan bibirnya ke bibir basah gadis itu. Membuka sedikit bibir itu agar nafasnya bisa masuk ke dalam.

Iqbaal melepaskannya lalu mengulanginya lagi. Iqbaal kembali menekan dada (Namakamu) berkali-kali.

"Uhukk! Uhukk!"

Iqbaal melebarkan matanya saat suara itu terdengar. Iqbaal tersenyum senang menatap adiknya yang juga sedang menatapnya.

"Kak Ale.." Lirih (Namakamu) menatap Iqbaal dan mulai menangis.

Iqbaal dengan sigap mendudukkan (Namakamu) dan memeluknya. Menyalurkan kehangatan ditubuhnya untuk adiknya.

"Kakak minta maaf dek, kakak bener-bener minta maaf."

"Maaf kakak udah nuduh kamu, kakak minta maaf..."

Dikecupnya kepala (Namakamu) berkali-kali sambil terus meminta maaf. Iqbaal merasakan (Namakamu) mengangguk semakin memeluknya erat.

"Kakak sayang kamu oke?" Iqbaal menangkup pipi basah (Namakamu) dan menatapnya.
(Namakamu) tersenyum.

"Adek juga sayang kak Ale."

***

Hari-hari dilewati seperti biasa. Kejadian itu sudah berlalu. Zidny sudah meminta maaf kepada (Namakamu) dan (Namakamu) pun memaafkannya. Begitupun Nandos. Sekarang mereka malah berteman dekat.

Tetapi Salsha belum kunjung memaafkannya. Bahkan dia sekarang tak mau lagi duduk satu bangku dengan (Namakamu). Akhirnya Salsha pindah duduk dengan Namira dan Dianty yang duduk dengan (Namakamu).

[1] Dear Moon || IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang