Sembilan

3.7K 233 0
                                    

SEMBILAN

Flashback on

"Selamat siang Pak,perkenalkan perawat baru di rumah sakit kita. Silahkan masuk."ucap kepala perawat setelah mengetuk pintu ruangan dokter tersebut.

"Selamat siang dok,nama saya Vina." Vina mendongakan kepalanya. Dia kaget bukan kah dia dokter yang yang menunjukan jalan ke ruangan kepala perawat.

"Maaf pak, saya sungguh tak tau kalau bapak ini pemilik rumah sakit." ucap Vina pelan. Dia sungguh malu dan gugup. Kalau tau beliau adalah pemilik rumah sakit swasta ini dia tak akan perna mau diantarkan olehnya.

Dokter itu hanya tersenyum kecil sambil menatap Vina, Vina yang merasa malu langsung menundukan kepalanya. Jantungnya kini berdetak dengan cepat. Ia tak tahyu apa yang terjadi dengannya, Gadis itu mencoba menggelengkan kepalanya agar tersadar Kembali.

kalau begitu saya permisi berkeliling lagi, Pak.

Tunggu, kamu saja yang berkeliling, biar Vina disini dulu. Kepala perawat terlihat heran, namun Ia tak bisa menolaknya. baik pak.

kepala perawat pun meninggalkan mereka berdua. Tak butuh waktu lama, Mereka berdua keluar dari ruangan dan menuju ruangan operasi.

"Jangan panggil saya bapak ya. Saya masih muda, belum punya anak. Tapi kalau kamu jadi ibu dari anak-anak saya sih gak apa-apa." ucap dokter Leo disertai senyum yang menawan.

Vina pun semakin gugup berjalan disamping pria yang gagah dan tampan itu.

"Lalu saya harus panggil apa ,Pak?"

"Panggil saja Leo."

"Tapi pak..?"

"Didalam percakapan kita tak ada kata tapi." Jawab Leo padat, singkat dan tak terbantahkan.

Mendengar itu Vina hanya mengangguk patuh. Mereka berdua berjalan melewati Lorong rumah sakit yang remang dan sunyi itu.

Braak...

Sebuah suara keras terdengar memecah keheningan mereka, Dokter Leo dan Suster Vina pun langsung menoleh dilihatnya seorang pasien terjatuh terpeleset sambil memegang dadanya.

Mereka berdua lalu berlari ke arah pasien itu.

Tanpa basa-basi dokter Leo mengangkat pasien wanita paruh baya itu dengan kedua tangannya sedangkan suster Vina membawa infus pasien yang terjatuh dilantai.

Mereka berlari keruangan terdekat.

Dokter Leo pun memeriksa pasien itu, yang ternyata mendapat serangan jantung. Dengan sigap dokter Leo memberi pertolongan pertama , suster Vina membantu persiapan operasi dan menghubungi rekannya untuk memanggil keluarga pasien.

Dokter tetap pasien pun bergabung dengan suster Vina dan beberapa dokter yang lain,

Operasi pun berjalan lancar, entah mengapa dokter Leo menjadi tertarik dengan suster Vina. Baru hari ini dia masuk tapi dia sudah bisa menangani operasi dengan lancar dan tanpa melakukan kesalahan satu pun. Ia pun heran, dari yang ia ketahui setiap perawat maupun dokter saat hari pertama ia memasuki ruangan operasi mereka akan gugup dan takut melakukan kesalahan, namun ia tak melihat ekspresi takut maupun gugup di diri suster Vina. Ia pun tersenyum, mungkin ia bisa jadi lebih dari sekedar suster perbantuan yang hanya berjaga diruangan.

"Setelah shift mu selesai kau ada rencana?"tanya dokter Leo sambil mencuci tangannya.

Vina menatap dokter tampan itu sekilas. Entah mengapa berdekatan dengan dokter itu dia merasakan perasaan aneh yang belum perna dia rasakan sebelumnya.

"Tidak ada dok."

"Kalau begitu kau ikut denganku malam ini." ucap Leo di sertai senyuman miring.

Vina kaget sekaligus senang, ada apa hari ini? Apa hari ini hari terbaiknya ? dihari pertama dia sudah di tolong lelaki yang tanpa, yang ternyata pemilik rumah sakit, di hari ini juga dia langsung menjadi assisten membantu di ruang operasi , operasi jatung lagi, dan sekarang ia diajak keluar oleh lelaki tampan, oh Tuhan ia tak akan menolaknya.

Dengan senyum yang senang ia menyanggupi ajakan dokter Leo itu.

Flashback off

My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang