Olden menelepon kakaknya dengan gugup. Langkahnya lemas, dia panik hingga tak bisa berjalan lagi di sebuah lobby bandara.
Satu persatu penumpang pesawat dari Singapura mulai berdatangan.
Sudah tiga jam dia menunggu papanya di sini tapi papanya tak datang juga. Dia mencoba menelepon papanya tapi sayangnya ponselnya tidak aktiv.
Dia mencoba menelepon kakaknya lagi.
"Halo, ada apa Den?"
"Kak apa kakak yakin papa pulang hari ini? Aku sudah nunggu tiga jam kak belum bertemu papa."
"Papa kemarin pagi telepon katanya hari ini Den. Tapi coba telepon papa dulu."
"Percuma kak ponselnya tidak aktiv."
"Oh mungkin pesawatnya saja yang delay. Kamu pulang saja sekarang ya. Biar nanti setelah operasi kakak yang jemput papa."
"Ok kak." Olden mematikan sambungan telepon itu dan berjalan kepakiran.
Rasa paniknya hilang setelah menelepon kakaknya. Tapi entah mengapa ada sesuatu yang ganjil dia rasakan.
"Pa, apa papa benar baik-baik saja?"
-----
"Pak, bapak istirahat saja ya biar saya yang memindahkan ini." ucap Berlian yang langsung berlari karena melihat si bapak mengangkat meja diruang tamu.
Beelian sekarang sedang mengepel rumahnya.
Hari ini Berlian memutuskan tidak bekerja , dia masih bingung apa mungkin bisa meninggalkan orang asing yang sedang sakit dirumahnya sendirian.
"Tidak usah nak, bapak kuat kok. Bapak cuma mau bantu kamu."
"Bapak kalau mau bantu saya, bapak cukup duduk, beristirahat saja. Itu sudah cukup membantu."
"Ah kamu menganggap saya lemah ya, saya ini masih muda dan kuat kok nak." bapak itu mengangkat lenganya seperti binaraga memamerkan ototnya.
Berlian tertawa kecil. Ada-ada saja kelakuan bapak itu.
Setelah membereskan pecahan gelas tadi Berlian langsung melapor ke rt dan tetangga kalau ada kecelakaan semalam dan orang itu menginap dirumahnya. Dia tak ingin ada gosip yang tidak-tidak menimpah dirinya.
Apalagi seorang gadis membawa pulang seorang pria tua bisa-bisa mereka menyangkan dirinya jadi selingkuhan oom-oom.
"Permisi." ucap seseorang di depan pintu.
Berlian melihat keluar dan ternyata ada bapak rt dan beberapa bapak-bapak tetangganya.
Mau tidak mau Berlian pun mempersilahkan mereka masuk.
Berlian heran, mau apa mereka kesini. Padahal dulu saat ada ibunya boro-boro bertamu , saat bertemu dijalan saja hanya ada beberapa orang yang mau menyapanya .
"Ada apa ya pak?"tanya Berlian dengan sopan.
"Hanya ingin menjenguk keadaan bapak ini. Oh ya nama bapak siapa tadi pak?" tanya pak Rt.
"Saya Leo pak. Leo Candradika sahaja."
"Wah bagus nama bapak. Tapi seperti pernah dengar nama itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...