Empat
"Buuk, Berlian berangkat kerja dulu ya. Ibuuk kalau mau makan itu makananya ada di meja. Ibu jangan keluar ya nanti hilang lagi."
Aku menatap ibu ku yang hanya diam sambil menatap atap rumah kita. Kadang aku berfikir apa yang sedang ibuku lihat atau pun pikirkan. Kalau aku pikir-pikir kalau saja dulu nenek ku orang kaya pasti ibu ku sekarang bisa sembuh dan hidup normal. Dan hidup kita akan jauh lebih bahagia. Aku memiringkan kepalaku.aku menatap wajahnya, dia cantik, putih, hidungnya pun mancung, bibirnya pink, bisa di bilang jauh cantik dari ibu-ibu yang di tv ,Ibu ku ini di bilang gila tapi dia selalu mengerti apa yang aku bicarakan. Di bilang bukan idiot tapi dia gak bisa ngomong jelas dan gak bisa melakukan sesuatu sendiri. Untung saja setelah beberapa tahun ini aku paksa makan sendiri dia bisa meskipun selalu saja makanan itu berantakan dan tercecer dilantai. Oh ibu sebenarnya ada apa denganmu?
------
Sore yang cerah, aku menatap langit dari kaca di dalam café tempatku bekerja, Setiap sore hingga malam aku bekerja di sebuah café dekat tempat tinggalku. Beruntung pemilik café mau mengerti aku hanya bisa bekerja di shift siang saja. ku lihat beberapa meja sudah penuh dengan para muda-mudi yang sedang berpacaran maupun yang mengerjakan Pr nya sambil meminum ice Bubble mahalnya. Ah aku kapan bisa seperti mereka? Lamunanku terbuyar Ketika melihat seseorang sudah berdiri didepanku siap untuk memesan minuman.
"Selamat sore, mau pesan apa kak?" sapa ku ramah pada seorang cowok yang berdiri di depan counter pemesanan.
"Eeh... Elo." ucapnya kaget sambil menunjuk ku.
"Siapa ya?"tanya ku sambil mengingat-ingat wajahnya . selang beberapa detik aku langsung dapat mengingatnya sungguh Sial dia cowok yang tadi siang, yang membuatku kesal. Dunia memang sempit, dari ratusan café yang berada di kotaku, bagaimana bisa cowok ini dating ke café ini.
"Gimana udah nemu kalung yang cocok buat nyokap lo?" Huaaa.. seandai saja disini bukan tempat kerjaku sudah aku hajar cowok ini.
"Mau pesan apa kak?" tanyaku dengan senyum yang sangat terpaksa.
"Hmm... Apa ya. Jamu ada?" waah. Ngajak bercanda dia.
"Maaf kak tidak ada. Tapi saran anda akan kami pertimbangkan untuk menu selanjutnya ." jawabku dengan senyum kecut.
"Ah... Bagus tuh. Kapan lagi ada cafe jualan jamu."
"Jadinya pesan apa kak?"
"Berlian....." gumamnya.
"Pesan apa kak?" tanyaku kaget, apa aku salah denga dia menyebutkan namaku..
"Gue pesan lo buat nanti malam bisa kan?" gila, ini cowok emang gak punya etika, memang di piker aku cewek macam apa. Huaa ingin rasanya aku menampar bibirnya.
"Maaf kak darah saya pahit kalau diminum kak lebih baik pesan Rainbow Shake saja kak. Itu minuman bulan ini. Cocok diminum buat santai. Gimana kakak mau pesan itu?"Huff selamat bisa ngelak. Tahan emosi. Tahan emosi.
"Oh.. Oke. Ya itu satu." Jawabnya dengan santai.
"Atas nama siapa kak?"
"Harry Potter." ucapnya sambil memberi uang Rp.50.000,00 pada ku. Cowok model gini Harry potter? Pasti dunia persihiran sudah kiamat. Aku pun memberikan kembaliannya dan menyuruh dia menunggu. Selagi menunggu pesanannya jadi aku melayani pelanggan yang lain.
"Nih Rainbownya." ucap Sisca rekan kerjaku. Aku mengambi cup plastik itu dan segera menuliskan nama cowok itu.
"Rainbow shake atas nama Voldemort." teriak ku keras. Tak ada yang menoleh. Ya cowok itu tak menoleh.
"Voldemort." teriak ku lagi lebih keras sambil menatapnya. Tapi cowok itu malah menatap ku tajam dan tak melangkah menghampiriku. Dengan sangat terpaksa aku berjalan meninggalkan counterku tercinta melangkah ke arahnya.
"Maaf kak ini minumannya." ucaoku sambil menaruhnya di meja. Dia menatap gelas plastiknya yang bertuliskan voldemort di sisi atasnya.
"Eh tunggu." aku pun menoleh.
"Gue Harry potter bukan voldemort dan gue gak mau nerima m inuman ini."
"Maaf ya kak. Wajah anda terlalu tampan untuk Harry potter." Dia terdiam dan berfikir.
"Eeh.. Jadi lo pikir muka gue kayak Voldemort gitu." Dia menoleh dan tanpa dia tahu aku sudah kabur duluan.
Aku pun tersenyum puas satu kosong buatku. Siapa suruh bikin aku kesal.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
Literatura KobiecaBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...