Empat Puluh Dua

1.9K 128 10
                                    

Berlian keluar dari rumah sakit,tapi hatinya masih bimbang dia tak ingin berpisah dengan Juve begitu saja, ini tak akan adil untuknya dan Juve. Apalagi mengingat kecelakaan Juve bukan kecelakaan biasa pasti ada semua ini berhubungan dengan dirinya.

Iya, dia lah penyebab Juve dipukul dengan sadis. Dia teringat Video yang dia dapat dari bapak tukang pakir dan ingin segera melaporkannya kepada pihak yang berwajib.

Berlian menyetop taksi dan menuju ke polisi terdekat.rntah perasaannya hari ini semakin tak tenang. Dalam perjalanan tangan Berlian gemetaran menonton video itu berulang kali. Kenapa ada orang sejahat itu.

Hanya demi uang dan warisan teganya dia berbuat sejauh ini.

Berlian pun sampai. Dia berlari masuk berharap akan dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

Berlian menceritakan keadaan Juve dan menunjukan video itu. Polisi yang menanganninya mencoba menenangkan Berlian dan mencoba melacak siapa pemilik motor tersebut.

Berlian menunggu dan menunggu dengan tak sabarnya seakan waktunya tak banyak.

Seorang anggota polisi lainnya datang dan memberikan beberapa lembar data ke rekannya.

Berlian mendengarkan percakapan mereka.

Dan sial, Berlian dibuat syok ternyata pemilik motor tersebut bukan atas nama Alva. Melainkan milik seseorang yang melaporkan kehilangan motornya tiga hari yang lalu.

Lalu bagaimana Berlian membuktikan kalau Alva lah pelakunya. Dia sangat yakin bahwa kakak angkatnya lah pelakunya.

Berlian mencoba menenangkan pikirannya. Pasti ada cara untuk membuktikan Alva lah pelakunya. Tapi dia tak mungkin mengatakan kalau kakak angkatnya yang melakukan hal sekeji itu. Itu akan menjadi pencemaran nama baik bila Alva bisa mengelaknya dengan mudah.

Gadis itu tak ingin memperumit masalah.
Berlian pun berinisiatif untuk mengajak polisi itu mendatangi rumah sakit Juve untuk melihat keadaanya.

Dan beruntungnya para bapak-bapak itu pun menyetujuinya dan mereka pun berangkat menggunakan mobil polisi.

-----

Perjalan menuju rumah sakit tidak berjalan mulus. Jalanan mulai padat di penuhi kendaraan orang yang akan berangkat kerja.

Berlian terus berdoa agar Juve tak segera pergi bersama papanya. Setelah beberapa puluh menit berlalu terlihat beberapa orang bergerombol dan ada 2 orang sedang berlarian.

Polisi yang curiga segera menepikan mobilnya.

"Pak tolong tangkap dia. Beliau pasien rumah sakit kita. Dia sedikit gangguan mental dan berusaha kabur." terdengar suara seseorang berjas putih berteriak.

Orang-orang bingung ingin menangkapnya atau membantu wanita yang sekarang berlari memakai baju penuh darah.

Berlian melihat wanita yang wajahnya terlihat familiar dengannya berteriak histeris.

Wanita itu berlari Hingga seseorang menubruk didepannya dan membuat wanita itu jatuh di aspal.

Menyadari kalau wanita itu adalah ibunya Berlian langsung keluar dari mobil dan berlari menolong ibunya.

Fikirannya semakin tidak tenang bagaimana bisa ibunya ada di jalan sedangkan kesehatannya belum pulih.

"Ibu... "Teriak Berlian.

Polisi yang melihat seseorang yang berjas putih menampakan wajah kagetnya langsung berlari ke arah lelaki itu.

Lelaki itu tak tinggal diam. Menyadari akan tertangkap dia berlari sekuat tenaga ke arah yang berlawanan.

Berlian memeluk ibunya dengan sangat erat. Ibunya terus saja berteriak. Berlian mengelus ibunya dan mencoba menenangkannya.

"Ibu.. Ini Ian bu.. Ibu tenang ya."

Berlian memeriksa setiap sisi tubuh wanita yang melahirkannya itu.

"Ian kamu baik-baik saja kan? Tidak terluka kan?"

Berlian mengangguk. "Ibu kenapa ada disini? Ibu seharusnya istirahat saja. Astaga.. Ibu berdarah? Siapa yang buat ibu luka seperti ini?"

"Ibu tidak apa-apa Ian. Ibu lega.. Ian baik-baik saja."

Polisi pun yang mengejar lelaki itu pun datang. Hanya berdua saja.

Berlian pun meminta tolong kepada polisi tersebut untuk mengantar ke rumah sakit Juve yang sudah dekat.

Dalam perjalanan Berlian memeluk ibunya sangat erat. Baru semalam saja dia meninggalkan beliau tapi keadaannya sudah seperti ini.


Sesampainya dirumah sakit, ibu Vina pun di obati dan para petugas kepolisian pun menanyakan kronologi Bu Vina.

Bu Vina menjelaskan secara detail, beruntung beliau sudah bisa berbicara,kalau saja beliau belum sembuh pasti sangat susah mencari tahu penyebab kejadian di jalan raya itu.

------

"Kamu yakin tidak masuk dulu Ian?" tanya Ibunya. Juve sudah memberikan informasi pada kedua polisi tapi hingga dua jam Berlian hanya duduk di lantai depan kamar Juve tak berani masuk.

"Gak bu. Lebih baik kita ke Olden saja." saat polisi selesai akan pergi ibunya baru memberi tahukan kondisi Olden yang terluka di kepalanya.

Tangan Berlian mengepal. Dia tak sabar lagi..  'Cukup Alva.. Aku tidak akan tinggal diam lagi.'


Tbc


My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang