DELAPAN
AUTHOR POV
Lelaki muda itu menepuk dadanya dengan kuat, ia tersedak roti yang dia makan, sedangkan Berlian hanya terdiam meneteskan air matanya. Kedua remaja itu kaget saat mendengar cerita dari ibu tua itu.
Setelah membayar makanan yang dia ambil, lelaki itu menggandeng gadis yang kini menunduk sedih ketempat yang lebih sepi, namun tak terlalu jauh, tetap di sekitar rumah sakit itu. Berlian terdiam dengan raut muka yang tak bisa di tebak. Lelaki yang biasanya usil hanya bisa memandangnya. Entah kenapa dia ingin ikut merasakan kesedihan gadis itu.
Dipeluknya Berlian. Wajah gadis itu dibenamkan didadanya. Tapi gadis itu hanya terdiam tak memberontak. Lelaki itu merapatkan pelukannya dan dengan ragu mengusap punggung Berlian.
"Hiks...hiks.."tangis Berlian. Tubuhnya bergetar dan puluhan tetes air matanya membasahi seragam lelaki itu. menunduk menatap gadis yang lebih pendek darinya itu dalam kesedihan.
Mereka terdiam sejenak. Mungkin hanya pelukan hangat ini yang bisa sedikit membantu kegundahan Berlian.
-----
"Gue gak mau pulang." ucap Berlian Ketika sudah berada dekat gangnya. Juve yang memboncengnya bingung dengan perubahan sikap Berlian.
"Lo harus pulang, lo gak kasian sama nyokap lo?" Berlian terdiam dan akan turun dari motor. Dia takut , dia sedih, dia marah. Perasanya kini bercampur aduk, Ia tak tau harus memasang raut wajah bagaimana jika bertemu dengan ibunya nanti. Dengan tatapan kosong Berlian turun dan berjalan kearah yang berlawanan dengan rumahnya.
Tangan Juve mencegahnya. "Lo mau kemana?kan arah rumah lo kesana." tanya Juve sambil menunjuk arah rumah Berlian.
"Bukan urusan lo." Jawab Berlian jutek.
Gadis itu meneruskan langkahnya, Juve pun mengejarnya dan menarik lengan Berlian kuat.
"Lo harus pulang kasian nyokap lo sendirian pasti nungguin lo."
"Apa peduli lo?lo cuma orang luar urus hidup lo sendiri." Berlian mendorong Juve ngan kuat, cowok itu langsung mundur seketika.
"Heii Berlian, kalau lo mau hukum nyokap lo bukan gini caranya. Sekarang beliau lagi sakit dan dia butuh lo."
"Sakit? Dia itu gak sakit. Dia itu idiot bodoh autis gak punya otak."
Ingin sekali Juve menampar wajah gadis itu. Tangannya memegang lengan Berlian dan tangannya yang lain melayang di udara, seakan siap membuat pipi berlian yang mulus itu memerah.
"Kenapa lo?mau nampar gue?tampar aja." Tantang Berlian dengan suara serak.
Juve menurunkan tangannya dia menggepalkan tangannya kuat. Dia tak tahan dengan kelakuan kekanak-kanakan Berlian saat ini.
"Jangan sampai lo tunggu kehilangan nyokap lo selama-lamanya baru lo nyesel." ucap Juve tak tahan lagi.
Berlian menatapnya lagi,terlihat senyum smirk dibibir mungilnya.
"Itu yang gue tunggu. Tapi dia gak mati-mati hanya nambah beban dihidup gue."
Juve melepaskan tangan Berlian.
"Fikirin lagi kata-kata lo barusan dan Jangan sampai emosi lo buat lo nyesel seumur hidup."
Juve memakai helmnya lagi dan pergi meninggalkan Berlian sendirian.
Rasanya ingin sekali membenamkan wajah Berlian di dalam air dingin agar gadis itu sadar. Kehilangan seorang ibu saat smp membuat hidupnya dan keluarganya hancur. Juve yang dulu periang dan baik hati berubah menjadi anak yang tertutup dan tak suka bersosialisasi.
Menurutnya dunianya sudah hancur saat kehilangan ibunya yang penyayang dan lemah lembut itu.
Tak ada lagi senyum dan kehangatan dalam dirinya hingga, entah kenapa saat pertama kali melihat Berlian menggandeng ibunya dan menitipkan ibunya di warung depan sekolah ada sesuatu yang hangat terasa di hati Juve.
Mulai dari itu, Juve mencari informasi tentang Berlian. Gadis yang cantik tapi jarang tersenyum itu membuatnya penasaran.Tak jarang, Juve diam-diam membuntuti Berlian dan ibunya saat pulang sekolah.
Melihat Berlian menggandeng ibunya dengan sayang mengingatkannya pada mamanya dulu. Juve semakin penasaran dan memulai membuka hati nya untuk berinteraksi dengan orang lain lagi.
Hingga suatu saat , ketika Berlian telat pulang Juve melihat ibu Berlian berlari seperti mengejar sebuah mobil. Juve yang takut terjadi hal buruk dengan ibu itu,mengikuti nya perlahan dengan motornya.
Ibu Berlian menangis dan memanggil-manggil seseorang yang Juve pun tak mengerti apa yang diucapkan ibu itu. Ia mengikuti ibu Berlian hingga disaat itulah ia melihat cewek yang membuat ia penasaran menangis ketakutan sambil memeluk ibunya.
Air mata Juve pun menetes, Juve pun mempercepat laju motornya menuju makam mamanya. Dia merindukan sosok mamanya. Yang kini hanya ada didalam hatinya saja.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/109220427-288-k708085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...