"Makasih ya lo udah mau nemuin gue hari ini." ucap Juve sambil turun dari motornya.
"Sama-sama. Gue juga seneng bisa bantuin orang lain. Tapi jangan sampai ketahuan bokap gue ya. Bisa habis gue ntar."
"Siap. Sekali lagi makasih ya. Jasa lo tiada tara deh. Gue cabut ya. Kalau lo butuh bantuan dari gue telepon aja. Oke?"
Gadis itu mengacungkan ibu jarinya. Juve tersenyum dan berpamitan untuk pulang. Dan gadis itu masuk kedalam rumahnya.
Dalam perjalanan Juve tak henti-hentinya memikirkan Berlian. Seorang Berlian menamparnya? Sungguh kejadian yang langkah. Biasanya kalau gadis itu marah pasti langsung menonjok tapi kenapa sekarang malah menamparnya?apa dia gak mau nyakitin Juve?
Juve tersenyum kecil,pasti Berlian sekarang sedang cemburu pada gadis bernama Clara itu. Kalau Berlian marah itu artinya dia beneran sayang dong.
Cowok itu tertawa kecil melihat ekspresi Berlian tadi. Dia jadi tak sabar ingin bertemu dengan gadis itu dan mengejeknya hingga dia kesal.
Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Masih ada seseorang lagi yang harus Juve temui. Dan setelah semua bukti dia kantongi, Berlian akan langsung tersenyum bangga mendengar penjelasan dari Juve.
Juve sudah membayangkan kalau gadis itu pasti memeluknya sambil mencium pipinya karena terlalu senangnya.
Juve terkekeh kecil dan melanjutkan perjalanan pulang.
-----
"Udah dong jangan nangis lagi." ucap Alva sambil memberikan tissu ke Berlian.
Gadis yang sedang mengelap ingusnya itu terus saja menangis sesegukan. Siapa yang gak nangis coba, udah pacar gak ngehubungin beberapa hari eh kepergok duduk manis berdua sama cewek pakek ketawa-ketawa lagi. Mana si cewek lebih cantik dari Berlian.
Aaarghht.. Rasanya Berlian ingin menonjok sesuatu untuk melampiaskan amarahnya. Kenapa sih semua yang kemarin indah-indah sekarang hilang begitu saja. Apa kemarin Berlian ada salah kata saat berduaan digunung dan buat si Juve selingkuh? Atau mungkin dasarnya sifat cowok aja gak bisa setia.
Aaarghht... Berlian jadi pusing, salahkan dia yang kurang berpengalaman pacaran. Selama hidupnya dia hanya habiskan untuk ngerawat ibunya, kerja, cabut bareng Jono gak perna mikirin tentang cinta-cintaan.
Sekalinya jatuh cinta. Eh buset sakitnya luar biasa.
"Wah tissunya habis. Aku beliin lagi ya."ucap Alva sambil membuka pintu mobilnya.
Berlian menarik tangannya dan bilang untuk tidak usah membeli lagi. Untuk apa beli tisu banyak-banyak? Buat nguras stok air mata? Ah dia gak mau nangisin cowok. Tapi.. Tapi.. Kenapa didadanya rasanya sesak banget.
"Udah jangan nangis lagi ya. Positif thinking aja. Siapa tau tadi itu adiknya Juve."
"Dia anak tunggal."
"Oh... Sepupunya mungkin?"
"Masa sepupunya secantik itu?" terlihat raut muka kesal di wajah Berlian.
"Ya bisa saja kan? Juve juga ganteng bisa jadi sepupunya cantik."
"Emang ya. Dasar cowok paling suka liat cewek cantik." Berlian membuka pintu mobil dan keluar sambil membantingnya.
Dia berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya. Gak Juve gak Alva sama saja. Mereka sama-sama cowok. Sama-sama suka cewek cantik. Beberapa detik rasanya Berlian minder pada dirinya sendiri. Apa pentingnya coba wajah cantik kalau gak punya otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...