Sebilan Belas

3.5K 226 3
                                    

Dan disini lah mereka sekarang, berjalan berkeliling disebuah tempat pembelanjaan ternama di kota mereka.

Berlian sangat jarang masuk tempat seperti ini. Terakhir kali pun saat Jono mengajaknya membeli sebuah gitar listrik.

"Kamu tidak ingin membeli sesuatu nak?" tanya pak leo sambil merapikan beberapa paper bag belanjaannya.

"Tidak pak. Tidak ada yang menarik."

Pak Leo hanya mengangguk

Bohong pastinya, kalau masuk mall dan tak ada yang menarik. Dari ribuan barang yang terlebih lagi Berlian seorang gadis remaja. Pada usianya sekarang ini, beribu-ribu hasrat ingin memborong barang lucu-lucu sedang bergerumbul di otaknya.

Tapi apa daya Berlian hanya seorang Berlian. Seorang gadis sederhana tanpa uang.

Mereka berjalan memgelilingi satu pertsatu toko yang berderet rapi.

Berlian terdiam melihat sebuah baju putih dibalut kemeja panjang abu-abu.

Berlian menatapnya tanpa berkedip. Baju iti simple tapi entah menarik perhatiannya. Apalagi celana biru pendek yang bermotif lucu. Ingin rasanya memakai setelan seperti itu.

Dia belum perna memakai baju yang bermerk dan mahal seperti itu. Pasti rasanya sangat nyaman memakainya. Dan tentunya terbuat dari kain yang lembut tanpa membuatnya gerah saat memakainya.

Mengetahui hal itu pak Leo pun mendorong bahu Berlian dan menyuruhnya masuk.

"Mbak tolong baju putih yang didepan ya." ucapnya pada seorang wanita yang menjaga toko tersebut.

"Baik pak. Ada lagi."

"Hmm mungkin dengan celananya dan sepatunya juga."

"Maaf pak, barang di temat kami hanya tersedia satu item saja. Jadi kami mengambilnya langsung dari patumg."

"Ah tidak apa-apa. Bagus kalau begitu.Anak saya tidak suka baju pasaran."

Pramuniaga tersebut mengambil baju itu dari patung dan memberikannya dengan sopan pada pak Leo.

"Tolomg bantu anak gadis saya ya."

Berlian menoleh kaget, anak gadisnya? Sejak kapan. Wah ngaku-ngaku bapak ini.

Pramuniaga itu pun tersenyum dan membantu Berlian berjalan ke kamar ganti.

"Pak.. Tapi pak." ucap Berlian sambil menoleh.

"Sudah pakai saja ya."

Dengan terpaksa Berlian pun mengikuti kemauan pak Leo.

"Mbak saya langsung bayar saja." ucap Pak Leo saat Berlian masuk kamar ganti.

Beliau memberikan kartunya ke kasir. Dan dia melirik kesekitar ruangan itu.

"Tolong bungkus kan beberapa pasang baju lagi ya. Yang cocok untuk anak saya. Dia agak susah kalau diajak belanja."

"Baik pak."

Pak Leo duduk di sebuah sofa. Berlian pun membuka pintu kamar ganti.

"Pak saya malu. Saya kelihatan seperti perempuan."

"Lah kan memang kamu perempuan nak."

Pak Leo mengambil ponselnya dan mengarahkan ke Berlian. Gadis itu pun malu langsung menoleh sambil memperlihatkan senyumnya.

 Gadis itu pun malu langsung menoleh sambil memperlihatkan senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang