Tiga Puluh Lima

2.5K 161 10
                                    

"Di minum dulu obatnya."ucap Pak Leo dengan lembut pada Berlian. Sepulang dari gunung, Berlian langsung sakit karena kelelahan. Tapi itu tak akan membuatnya menyesal telah pergi kesana bersama Juve. Karena itu adalah pengalaman yang luar biasanya untuknya.

Dalam sekejab dia bisa mendapat teman-teman baru, pelajaran tentang hidup ,dan masih banyak yang lainnya. Suatu saat dia ingin mengulanginya lagi ,bersama Juve tentunya.

Sudah dua hari gadis itu tak masuk sekolah. Dan tak ada telepon maupun kabar dari Juve. Ingin dia sekali menelepon duluan tapi kepalanya pusing dan badannya panas. Bahkan ibunya bergantian bersama papanya merawatnya.

Di dalam kesakitannya ,sejujurnya Berlian nampak senang karena setelah sekian lama merawat ibunya, sekarang gantian beliau lah yang memperhatikannya dengan penuh kasih sayang. Dia bahagia karena sekarang merasakan bagaimana kasih sayang dari Ibunya sebenarnya.

Suara beliau sungguh pelan dan lembut. Sangat beda dengan dulu yang hanya bisa mengucapkan "aaak.. Akk " saja. Tak jarang Berlian bertanya pertanyaan yang tidak penting hanya untuk mendengarkan lagi dan lagi suara ibunya.

Sungguh merasa mendengarkan suara malaikat. Sungguh berlebihan bukan? Tapi untuk gadis yang selama 18 tahun tidak pernah mengobrol dengan ibunya itu seperti hadiah paling indah.

Gadis itu mulai bercerita banyak sekali tentang Juve dan teman-temannya. Ibunya dengan setia mendengarkan dan memegang tangannya.

Malam pun datang,gadis itu malas untuk turun dan ibunya lah yang membawakannya makanan ke kamarnya.

Dengan manjanya ,dia meminta disuapi seperti dedek bayi yang baru bisa makan.

Bicara tentang dedek bayi,dia teringat ajakan Juve untuk membuat dedek gemes. Sungguh konyol,cowok itu bahkan jarang menciumnya , tapi berfikiran untuk berbuat yang tidak-tidak.

Ibunya pun kembali kekamarnya,tinggal lah Berlian sendirian dikamarnya. Gadis itu menatap ke langit-langit kamarnya yang entah sejak kapan penuh stiker bintang glow in the dark.

 Gadis itu menatap ke langit-langit kamarnya yang entah sejak kapan penuh stiker bintang glow in the dark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sungguh sangat indah, mengingatkannya pada malam disaat dia berkemah bersama Juve.

'Kira-kira Juve sedang apa ya?' batin gadis itu.

Tak ada yang aneh saat mereka turun dari gunung. Juve dengan setianya memegang tangannya agar gadis itu tidak terpeleset. Apa Juve juga sedang sakit sepertinya sekarang ya? Pasti cowok itu masih kelelahan,setelah menuruni gunung lalu mengantarnya pulang.

Ya pasti dia sakit, makannya tidak memberikannya kabar.

Berlian pun berinisiatif meneleponnya dulu. Dia menunggu hingga nada sambung tiga kali. Tapi cowok itu tidak mengangkatnya. Apa dia sudah tidur ya?

Berlian pun menutup matanya dan akan mencoba menghubunginya besok pagi.

-----

My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang