Seminggu berlalu, pak Leo sudah diperbolehkan pulang kerumahnya. Pria yang belum sembuh sepenuhnya itu berjalan dibantu oleh dua anak lelakinya. Dan diikuti Vina dibelakang.
Rumah itu tampak sepi. Setelah ditinggalkan pemilik dan Alva.
Berlian juga sudah hampir seminggu tinggal dirumah itu,setelah dua hari dia menginap dirumah sakit ,papanya dan Alva pun menyuruhnya pulang karena dia dan Olden juga harus tetap bersekolah.
Dan dia pun harus membiasakan diri tinggal berdua dengan Olden dan tentunya bersama beberapa asisten rumah tangga dirumah itu.
Tak ada hari tanpa pertengkaran diantara mereka. Mulai dari Olden yang ngotot mengantar Berlian kesekolah, olden yang mengejek seragam sekolah Berlian yang seperti kekecilan, dan petengkaran-tengkaran lainnya.
Olden dan Alva mulai memasukan barang-barang bawaan orang tua mereka,pak Leo pun duduk di ruang keluarga. Dia tersenyum senang melihat wanita yang dia cintainya itu sekarang duduk disampingnya.
Entah beliau harus memanggilnya apa secara selama 18 tahun tak bertemu. Masih pantas kah beliau menganggap dirinya sebagai seorang suami? Yang jelas tak ada kata cerai dalam hidupnya.
Rasanya seperti mimpi , menatap dan memandang wanita yang masih jelas terlihat cantik meskipun sudah mulai berumur itu.
Kesehatannya mulai membaik. Dirumah sakit , Vina tak hanya mendampingi Leo tapi beliau juga ikut terapi sehingga trauma kepalanya berangsur membaik.
Dokter syaraf pun menjelaskan kecelakaan 18 tahun lalu itu tak terlalu menimbulkan efek. Tapi setelah di tes lagi ternyata penyebab penyakit ibunya itu disebabkan cairan yang disuntikan ayah Leo pasca melahirkan dan itu bukan hanya obat bius biasa tapi ada obat-obat lainnya.
Pak Leo yang mendengarnya pun ingin sekali marah. Tapi percuma Ayahanda sudah meninggal. Jadi percuma saja.
Yang terpenting keluarganya sudah bersatu sekarang dan tinggal bersamanya.
Pak Leo bersyukur, sebagai pemilik rumah sakit dia bisa berkehendak sesukanya , termasuk memindahkan bed tidur di vvip sebelah kamarnya ke kamarnya.
Sehingga bisa ikut mengawasi pengobatan istrinya.
"Kemana Berlian?" tanya pak Leo pada Olden.
Olden yang sedang membalas pesan temannya itu pun menoleh. "Oh dia.. Di atas." jawabnya singkat lalu kembali konsentrasi pada ponselnya.
Tak lama Berlian pun turun sambil membawa jaket ditangannya.
"Bagus.. Bokap nyokap baru pulang dari rumah sakit lo malah mau cabut."
"Masalah buat lo? "
Belum Olden menjawab tangan papanya sudah menyuruhnya untuk diam.
"Mau kemana kamu nak?"
Cuuiih .. Nak lagi. Gue bukan anak lo. Ingin sekali Berlian mengatakan itu. Tapi buat apa dia sudah males meladeninya.
"Nonton."
"Oh.. Hati-hati ya, nak."
Berlian mengangguk dan berjalan ke arah ibunya untuk berpamitan. Di ciumnya punggung tangan ibu tercintanya itu.
Pak Leo pun mengulurkan tangannya juga.
Hmm berharap dicium juga toh? Cuiiih ogah ngarep banget.
Berlian pun hanya menjabat tangannya tanpa menunduk dan menciumnya. Hanya shake hand biasa.
Olden dan Alva yang melihatnya pun mulai emosi.
Tapi Berlian malah berjalan dengan tatapan mengejeknya pada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...