Dua Puluh Tiga

3.1K 183 3
                                    

Tut...tut...tut..

Juve mencoba menghubungi Berlian untuk ke sepuluh kalinya.

Dilihatnya keluar jendela hujan semakin deras dan ditemani kilatan petir.

Pikiran Juve merasa tak tenang. Ingin sekali dia keluar dan mencari kekasihnya itu.

Tapi apa daya dia harus menjaga calon mertuanya yang sudah terlelap sekarang dikamarnya.

"Ian... Gue harap lo baik-baik aja."

-----

"Kak Alva..." panggil Olden yang sudah ada di belakang gerbang rumahnya.

Dilihatnya kakak tersayangnya itu kehujanan menggendong seorang gadis berseragam.

Olden menyengitkan dahinya. 'Seragam itu.'

"Jangan bilang itu Berlian."

"Iya.." dengan cepat Olden membantu Alva menggendong Berlian ke kamar.

Kamar bernuasa pink dan banyak boneka seperti dikamar dirumah gadis itu.

"Kak kita ada masalah."

"Apa?"

"Hmm.. Bajunya basah. Siapa yang akan menggantikannya?"

Alva dan Olden pun saling berpandangan dengan tatapan bingung.

----

"Perih...aww.." gumam Berlian sambil menggeliat memegangi perutnya.

Pak Leo yang menunggui Berlian disisi ranjang pun langsung memeriksanya.

"Ibu... Ian sakit buk.." gumam gadis itu lagi.

Suhu badannya semakin tinggi. Dengan penuh rasa khawatir pak Leo mengompres gadis iru dengan kain yang dicelupkan ke air hangat.

"Jangan sakit ya nak. Papa sedih liat kamu seperti ini."

Sekelebat kenangan pun muncul di benak pak Leo.

Saat-saat dimana dia sedang menimang anak gadisnya yang sedang menangis ditengah malam.

Kalah itu , ibunya yang masih belum sadar dan terbaring dibrangkar rumah sakit. Tubuh yang lemah yang telah berjuang melahirkan kedua buah hatinya.

Ingin sekali dia menangis ketika mengingat kejadian itu. Disaat tak keberdayaannya dia tak bisa melakukan apa-apa. Hanya bisa merawat dan melendungi ketiga orang yang dia cintai.

Flashback on

"Dimana Leo..." teriak seorang pria berumur 56 tahun. Pria itu berjalan dengan angkuhnya kebeberapa ruangan bayi.

Pria itu tak memperdulikan beberapa perawat yang mengikutinya dan memperingatkan agar tidak berisik karena sedang banyak pasien dan kalah itu tengah malam.

Leo yang nampak tersenyum memandangi kedua anaknya di ruangan bayi pun kaget mendengar dobrakan pintu yang sangat kasar.

"Ayah, sedang apa anda disini?" ucap Leo gugup dan berusaha menutupi kedua bayinya di box bayi.

"Minggir." ucap pria itu sambil mendorong Leo hingga jatuh.

My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang