Pemuda itu berteriak.
"Lo siapa?gue tau lo udah ikutin gue beberapa hari ini."
Belum juga mendapat jawaban security sekolah pun datang dan meniup peluitnya.
Juve dan Jono sudah sibuk menarik Berlian untuk kabur.
Tapi Berlian tak tinggal diam ditariknya tas punggung pemuda itu hingga sobek lalu membawanya kabur.
Mereka berlari hingga tiba-tiba Jono berhenti dan merogo sakunya.
"Lari woii cepet." Teriak Jono.
"Lo lari juga kampret" balas teriak Berlian ke arah Jono yang malah sibuk memotret cowok itu.
Juve menggenggem tangan Berlian berlari lebih cepat meninggalkan Jono.
"Juve lepasin tangan gue,gue gak bisa tinggalin Jono."
"Temen lo itu cowok dia pasti bisa selametin dirinya sendiri." Juve semakin menarik tangan Berlian dan mereka masuk kedalam sebuah area perumahan.
Ditengah teriknya sinar matahari, kedua remaja itu berlari sambil bergandengan tangan. Tak peduli pandangan orang-orang yang lewat, tak memperdulikan teriakan abang tukang bakso yang mempromosukan dagangannya dan tak memperdulikan anjing yang menggonggong karena tak sengaja ekornya mereka injak.
"Hah.. Hah.. Gue yakin sekarang kita aman."
Mereka berdua memperlambat larinya dan mulai mengatur nafas.
"Istirahat dulu ya, gue yakin lo capek." Berlian menganggukan kepalanya, mereka pun duduk di trotoar yang sepi.
Mereka terdiam sambil mengatur detak jantungnya. Tapi semakin lama kenapa detakan jantungnya bukan semakin lambat malah semakin cepat.
Mereka melihat kedua tangan mereka masih bertautan langsung saja keduanya melepasnya.
"Huh panas." keduanya mengipasi mukanya dengan tangan masing-masing.
"Haus gue." ucap mereka bersamaan.
"Stop ikutin gue." ucap mereka lagi.
Mereka terdiam sejenak. Suasana agak canggung sekarang.
"Lo kenal siapa dia?"
Berlian menggelengkan kepalanya.
Gadis itu mulai membuka tas yang dia jambret tadi.
Dia mengeluarkan semua isi tas itu dengan tak sabaran, dan dilihat lah sebuah buku dengan label sebuah sekolah elit di kotanya.
"Bukannya ini sekolah khusus anak orang kaya ya, dan para kutu buku." gumam Juve sambil membolak-balikan buku itu.
Berlian tak mengucapkan kata-kata dia hanya berfikir untuk apa cowok macam dia mengikutinya? Sungguh aneh. Bahkan Berlian bukan gadis populer kalau boleh dibilang bukan levelanya cowok itu.
"Ini dompetnya kan?"
Berlian melirik dompet yang dipegang Juve dan langsung merampasnya.
Dibukanya dompet itu dan langsung melihat kartu pelajarnya. "Golden Candradika. Heh? Nama yang aneh. Eh tunggu Candradika kok gue gak asing ya dengan nama ini."
Mata Berlian pun bertemu dengan mata Juve. Mereka terdiam sejenak. "Rumah sakit." ucap mereka serempak.
Aneh, kenapa sejak nama itu masuk dalam hidupnya selalu ada saja kejadian aneh.
"Ada alamatnya , apa kita coba aja kerumahnya siapa tahu kita dapat info tentang dia."usul Juve.
"Iya,terus disana kita gak tau orang macam apa dia. Gimana kalau kita tiba-tiba disekap dan gak bisa keluar lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...