Tujuh Belas

3.1K 216 4
                                    

Braaak..

Sebuah mobil tiba-tiba menabrak sebuah pohon. Berlian yang sedang berjalan pulang dari kerja menjerit keras karena kaget.  Keadaan disekitar tempat itu gelap dan sepi kurangnya penerangan membuat orang jalan melewati jalan tersebut.

Berlian berlari menghampiri mobil itu. Untung saja mobil tadi tidak dalam mengemudi dengan kecepatan yang tinggi.

Tok tok tok..

"Pak kau baik-baik saja pak?" tanya Berlian sambil menggedor-gedor mobil tersebut.

Tapi pengemudi didalamnya tak menjawab dan kepalanya bersandar pada kursi mobil.

Berlian mencoba membuka mobil tersebut dan sialnya mobilnya terkunci.

Berlian mencoba berfikir dan tak beberapa lama gadis itu mengambil sebuah batu dan memutar ke kursi sebelahnya.

Tiar..

Dengan tak sabaran Berlian memecahkan mobil hitam itu.

Dia mencoba membuka pintunya. Dengan hati-hati berlian masuk dan mencoba membantu bapak itu keluar.

"Tolong saya.."ucap bapak itu pelan.

Berlian mengangguk. Dia bingung harus membawa bapak itu kemana. Ingin sekali dia menelepon ambulan tapi batrai ponselnya habis.

"Bapak masih kuat jalan? Rumah saya sudah dekat kok pak."

Gadis itu membantu bapak berbaju polo itu berjalan ke arah rumahnya.

Dengan langkah tertatih-tatih bapak itu berjuang sekuat tenaga.

"Pak.. Jangan tidur ya pak. Bapak harus kuat ya." ucap Berlian pelan. Dalam hatinya dia takut kalau terjadi sesuatu pada bapak itu.

"Pak sebentar ya pak."

Berlian mendudukan si bapak di pinggir jalan dan berlari ke arah mobil tadi.

"Semoga belum ada orang. Semoga gak ada yang hilang."

Berlian berlari sekuat tenaganya ke mobil dan untunglah mobilnya dalam keadaan yang sama seperti dia tinggalkan tadi.

Dia mengambil barang-barang si bapak dan menabut kuncinya.

"Bisa bahaya kalau hilang aku mau ganti pakai apa. Duit aja gak punya."

Berlian berlari lagi ke arah bapak dan kembali membantunya berjalan.

"Syukurlah kita sampai pak."

Berlian merogoh sakunya dan membuka kunci pintu rumah sederhananya itu.

"Ini rumah saya pak. Maaf agak berantakan."

Berlian membaringkan si bapak di kursi panjanh diruang tamu.

"Pak mana yang sakit?"

"Saya tidak apa-apa nak. Kamu istirahat saja ini sudah malam."

"Tidak pak. Bapak baru saja kecelakaan pasti ada yang cidera."

Berlian mencoba memeriksa kepala si bapak dan heran kenapa tak ada darahnya.

Atau jangan-jangan.

"Bapak mau saya antar kerumah sakit saja pak? "

"Tidak usah dek. Tapi tolong ambilkan tas bapak, didalamnya ada beberapa obat yang harus bapak minum sekarang."

Berlian pun menuruti permintaan bapak itu.

Dia mengambilkan segelas air putih dan membantunya meminum obat.

"Bapak istirahat disini tidak apa-apa? Atau mungkin bapak mau istirahat dikamar ibu saya saja?"

"Ah tidak usah nak. Sebentar lagi pasti saya sudah ketiduran."

Belum Berlian menjawab bapak itu sudah menguap.

Berlian berjalan kekamarnya dan mengganti bajunya. Dalam hatinya dia berfikir, kenapa wajah bapak itu terasa familiar dengannya, apa dia perna melihatnya sebelumnya?

Setelah menyelimuti bapak itu , ia pun mengunci pintu rumah dan kamarnya agar aman. Dia juga tak ingin terjadi sesuatu pada dirinya karena membawa orang asing menginap dirumahnya.

----

"Selamat pagi pak." ucap Berlian sambil membawa sepiring nasi dan telor.

"Maaf pak hanya ini yang saya punya. Tolong dimakan ya pak supaya bapak bisa minum obatnya."

Si bapak itu menatap miris piring itu. Sambil memandang sekeliling rumah Berlian, bapak mengukir senyumnya.

"Ini saja sudah cukup nak. Terima kasih. Kamu sudah makan?"

"Sudah pak." bohong Berlian. Boro-boro makan. Telur aja hasil ngutang di waring nasinya minta tetangga.

"Kamu gak sekolah nak?" tanya si bapak sambil memasukan makanan dalam mulutnya.

"Saya hari ini mau kerja pak. Masuk pagi."

"Loh kamu bolos?"

"Hehe iya pak. Maklum kalau gak kerja gak gajian pak."

"Ooh.. Kamu tinggal dengan siapa?"

"Dulu si sama ibu. Tapi ibu..... Ah sydah lah ini pak air dan obatnya." Berlian memberikannya dengan sopan.

Bapak itu mengangguk dan menerimanya.

"Oh ya nama kamu siapa nak?"

"Nama saya Berlian pak. Berlian Sahaja."

Bapak itu kaget.

Tiaaar...

Gelas yang dipegangnya pun jatuh. Sederik kemudian raut wajah bapak itu memucat.

Tbc...

My Idiot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang