Olden kembali kekamarnya sambil memukul-mukul telinganya. Gila aja baru beberapa hari baikan sama kembarannya , gendang telinganya hampir pecah,apalagi kalau beberapa tahun.
Kalau seperti ini dia ingin cepat-cepat besar ,menikah dan pindah rumah. Dan jangan sampai dia mempunyai istri jenis Berlian bisa-bisa dia gantung diri dengan tidak gantengnya.
Sebenarnya dia tadi tahu kalau papanya sedang berdiri di dekat kamar Berlian.
Dia berpura-pura tak mengerti dengan apa yang gadis itu katakan,agar papanya tahu kalau Berlian sudah sedikit membuka hatinya untuk keluarganya.
Saat dia keluar langsung saja papanya turun. Kebawah dan pura-pura membaca koran. Dia menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah papanya yang gugub sambik membaca koran terbalik.
Setelah dirasa pintunya terkunci, Olden kembali membaca ulang surat yang dia temukan. Setidaknya dia harus mencari petunjuk yang lebih jelas.
"Segara temukan wanita itu. Dia istri dari Leo Candradika. Selesaikan apa yang aky mulai , bila perlu lenyapkan dia. Aku tak ingin semua yang aku bangun dari nol hancur hanya karena wanita tak tahu diri itu. Aku percaya kau bisa mengerjakan tanpa celah. Karena itu memang keahlianmu. Dengan itu kau kau bisa membalas budi kepadaku dan aku akan bangga kepadamu. Waktuku tak banyak lagi. Lindungi semua yang telah aku bangun dan kerjakan selama ini. Karena semuanya akan menjadi milikmu."
Sebenarnya apa yang terjadi? Apa perlu dia bertanya pada ibunya?tapi apa beliau mau menjawabnya dengan jujur? Mau tak mau dia harus mencari tau sendiri tanpa membahayakan Berlian.
----
"Ian... Kamu suka bonekanya?" tanya Alva saat mereka sarapan.
"Oh itu dari kamu?" Berlian sungguh tak menyangka boneka itu dari Alva. Padahal awalnya dia berfikir itu dari Juve. Ah kenapa ya rasanya sedikit kecewa. Menyesal dia menciumi dan memeluk boneka itu semalaman.
Alva mengangguk. "Makasih ya. Tapi maafbaku gak suka boneka. Lebih baik kamu kasih ke tunangan kamu saja."
Mendengar itu Pak Leo pun menoleh, "tunangan? Alva tidaknmempunyai tunangan, nak. Bahkan dia tidak pernah membawa wanita kerumah ini untuk di perkenalkan." Jelas papanya.
Ooh.. Jadi Alva dulubmembohonginya. Langsung saja Berlian menatap Alva dengan tatapan tak mengenakan. Untuk apa dia repot-repot membohonginya. Toh Berlian gak bakal peduli ada atau tidak adanya wanita itu.
Berlian memundurkan kursinya dan berdiri. "Semuanya aku berangkat sekolah dulu. Juve sudah nunggu di depan."
Dia mencium puncak rambut ibunya dan pergi begitu saja. Berlian paling tidak suka dibohongi. Karena menurutnya kebohongan adalah hal yang sia-sia. Untuk apa berbohong toh pasti kebenaran akan terungkap.
Dengan moodnya yang sedang kacau dia menaiki motor Juve tanpa sepata kata pun.
Juve yang menyadarinya,tak mau berepot-repot bertanya. Kalau Berlian sudah tak marah pasti gadis itu bakal dengan sendirinya bakal bercerita.
Berlian memeluk Juve dari belakang dan menyandarkan kepalanya yang menggunakan helm di punggung Juve.
Dia tak menyadari kalau jalan yang dilewatinya bukan kearah sekolah.
"Tungguh disini." ucap Juve saat motornya berhenti di pinghir jalan.
Berlian mengangguk dan tampak tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mom
ChickLitBagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seorang ibu yang kurang sempurna? Akan kah kau membencinya atau ingin melindunginya. Dan tanpa kamu sadari.. Disetiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.. Cuma cerita pendek tentang aku, i...