Sudah kuduga ini yang terjadi. Menakhlukan hatimu? Apa cewek biasa sepertiku sanggup?
🍁🍁🍁
Bel baru saja berdering dan menghentikan aktivitas belajar sejarah di kelas Kannia yang membosankan. Memang Kannia tidak begitu suka dengan sejarah tapi dia tak meniru kebiasaan Cessa dan teman-temannya yang tertidur saat pelajaran itu berlangsung.
Kannia dan Cessa kini berjalan menyusuri koridor menuju ke parkiran. Kannia dan Cessa berangkat ke sekolah diantar sopirnya Cessa. Keluarga Cessa memang kaya jadi wajar jika dia berangkat dan pulang dengan sopir. Kannia tak sekaya Cessa tapi dia merasa sudah tercukupi dan dia bangga memiliki ayah yang pekerja keras seperti Pak Derry-ayah Kannia.Seketika langkah Kannia terhenti tepat di kelas XII 1. Cessa yang heran dengan tingkah Kannia yang tiba-tiba gugup ikut mengikuti arah pandangnya. Cessa juga sama gugupnya saat tahu siapa yang ada disana. Mereka lupa kalau sekarang berada di koridor kelas XII. Biasanya juga Kannia dan Cessa melewatinya jika berangkat dan pulang sekolah. Tapi sekarang lain.
"Udah nggak papa. Yuk lewat aja." kata Kannia memberikan semangat. Terutama untuk dirinya sendiri. Cessa mengangguk dan menggandeng tangan Kannia erat.
"Tunggu!" Suara itu? Kannia menggenggam tangan Cessa dengat eratnya lalu menariknya dan tetap melanjutkan langkah kakinya. Beberapa langkah kemudian, Kannia terdorong ke belakang karena tas nya di tarik oleh seseorang. Cowok itu lebih tepatnya. Vano.
"Gue cuma mau bilang kalau... resleting belakang lo kebuka" bisik Vano tepat di telinga Kannia. Seketika Kannia menegang. Tanpa disadari oleh Kannia tanganya telah menampar pipi kiri Vano.
"Lo apa-apaan sih. Gue itu baik mau beritahu lo. Dan sekarang lo nampar gue HA?!" bentak Vano sambil memegang pipi kirinya yang panas karena tamparan Kannia. Akibat bentakan Vano yang keras itu, dia mengundang perhatian di sekolah. Ternyata masih banyak siswa yang belum pulang. Dan lihatlah sekarang, semua orang yang didominasi oleh cewek sedang mengerumuninya. Kannia yang panik langsung menarik Cessa pergi menghiraukan seruan dari kerumunan itu.
***
Kannia sedang mematut dirinya di depan cermin. Dia terlihat gugup sekarang. Sore ini dia akan memberikan jawabannya kepada Rakka. Dia sudah memutuskannya dan dia berharap itu akan menjadi keputusan yang terbaik. Kannia membuka ponselnya. Dia membantingnya pelan ke kasur. Vidio kejadian di kantin dan penamparannya sudah tersebar di berbagai medsos. Banyak juga kabar miring dan celaan dari fans fanatik Vano. Jelas mereka tidak terima idolanya ditampar seperti itu. Apalagi yang menampar adalah cewek biasa seperti Kannia.
Kini Kannia telah sampai di Cafe yang telah disepakati oleh Rakka. Seperti yang sudah diketahui bahwa dia akan mengutarakan keputusannya. Satu jam sudah dia duduk diam di Cafe menunggu Rakka. Saat Kannia akan meninggalkan Cafe karena dia fikir Rakka tidak datang, sosok itu muncul. Kannia kembali duduk seperti semula.
"Sorry gue telat" kata Rakka datar seperti biasanya.
"Iya kak gapapa. Aku juga baru datang" jawab Kannia. Bohong. Kannia berbohong. Entah apa yang membuat Kannia begitu menyukai Rakka.
"Gimana jawabannya?" tanya Rakka to the point.
"Iya. Iya gue terima tawaran kakak. Gue akan membuat Kak Vano jatuh cinta ke padaku." kata Kannia. Dia sudah mantap dengan keputusannya. Dia akan membuat Vano jatuh cinta sekaligus membuatnya sadar dan tidak sembarangan menindas orang. Kannia sadar resikonya. Dia akan menguatkan hati jika sewaktu-waktu fansnya akan mencelanya. Dia hanya berdo'a agar keputusannya benar.
"Bagus" Rakka tersenyum. Kannia bersorak senang dalam hati. Karena baru kali ini Rakka tersenyum padanya. Nafas Kannia seketika terhenti saat tangan Rakka menyentuh puncak kepalanya. Wajah Kannia memerah akibat tindakan Rakka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step of Heart [Completed]
Teen FictionIni kisah mereka, Kannia Andhira, Alvano Jay Rhandika, dan yang lainnya. Kannia si-cewek ceria dengan semua ceritanya harus terjebak diantara dendam dan kesalahpahaman. Bad boy Vano dan cinta pertamanya, Rakka. Alvano si-cowok bad boy dengan sejut...