Cuma sahabat yang bisa buat aku ketawa lepas tanpa ada yang namanya jaim.
🍁🍁🍁
Happy reading all~
Tetap kasih Vommentnya ya. im really need it,,,
-----
Kannia baru turun dari angkot dan berjalan ke arah sebuah rumah mewah bergaya klasik itu. Baru saja dia mendapatkan pesan dari Vano untuk segera datang kerumahnya. Awalnya Kannia menolak, tapi Vano tetaplah Vano. Lagi pula ini adalah hari terakhir Kannia menjadi pesuruh Vano. Entah apa yang Kannia rasakan. Senang? sedih? semuanya campur aduk.
Langkah Kannia melambat saat berdiri tepat didepan pintu utama rumah itu. Dia masih ingat betul saat pertama kalinya Vano mengajaknya kesini untuk belajar memasak bersama Bi Yam. Kannia rasanya jadi kangen sama Bi Yam.
Kannia menekan belnya. Hingga tiga kali Kannia menekan belnya, akhirnya pintu dibuka juga. Ternyata Bi Yam yang membuka pintunya.
"Assalamualaikum Bi" salam Kannia lalu mencium tangan Bi Yam.
"Waalaikumsalam. Eh nak Kannia, masuk neng" ucap Bi Yam mempersilahkan Kannia masuk. Kannia melangkahkan kakinya masuk di ruang tamu rumah Vano. Tak ada yang berubah dari ruangan ini, masih sama seperti pertama kali dia datang.
Kannia menoleh saat terdengar langkah seseorang menuruni tangga,"Udah datang lo?" tanya Vano sambil menguap lebar. Rupanya dia baru bangun tidur.
"Kenapa Kakak nyuruh aku kesini?" tanya Kannia to the point. Lagi-lagi acara mingguannya terganggu karena Vano. Dengan seenak jidatnya, Vano menyuruhnya kesini. Kannia sudah merencanakan akan menghabiskan weekend ini dengan tidur dan membaca novel seharian, namun itu hanya tinggal rencana. Semuanya buyar karena Vano. Menyebalkan.
Vano menghempaskan tubuhnya di samping Kannia,"Bantu gue belajar, besok kan gue mau try out" celetuk Vano. Kannia mengangkat sebelas alisnya,"Tumben mau belajar" kata Kannia heran.
Vano menyeringai,"Gue kan mau minta hadiah dari lo. Nilai gue pasti diatas delapan puluh" ucap Vano penuh keyakinan. Kannia menatap datar ke arah Vano,"Kakak lupa? aku kan adek kelas kakak. Mana mungkin bisa bantuin Kakak?" protes Kannia. Dia benar-benar heran sama Vano. Kenapa malah minta bantuan dengannya. Kan masih banyak tuh teman-temannya yang pinter dan mau bantu dia.
Vano menyalakan ponselnya,"Temenin gue belajar aja kalau gitu, gue denger lo juga cukup pinter di kelas" ucap Vano tanpa menoleh ke Kannia. Pandangannya masih ke arah ponselnya.
"Kalau gitu ajak aja temen-temen kakak sekalian, kita belajar sama-sama" usul Kannia. Vano menoleh cepat ke arah Kannia,"Gak. Jangan ajak mereka deh Kan. Nanti malah bikin rusuh mereka" tolak Vano.
Kannia menggeleng,"Kakak tenang aja, mereka pasti anteng kok. Ayolah Kak... pasti seru. Kakak juga gak mau kan sahabat Kakak nilainya turun?" bujuk Kannia sambil menggoyang-goyangkan lengan Vano keras.
"Jangan ajak mereka Kannia"
"Ayolah Kak" rengek Kannia sambil terus menggoyang-goyang lengan Vano. Karena tak kunjung mendapat respon dari Vano, Kannia menggeser duduknya menjauhi Vano. Kini dia sedang melancarkan aksi ngambeknya.
Vano menatap Kannia datar,"Oke gue akan ajak mereka. Bentar" ucap Vano yang akhirnya menuruti mau Kannia. Gagal sudah rencanaku berduaan sama Kannia batin Vano
The Cogans somplak
AlvanoJay : Rumah gue skrg. Bljr bareng
AlvanoJay : Woy bales dong, kmn aja sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step of Heart [Completed]
Teen FictionIni kisah mereka, Kannia Andhira, Alvano Jay Rhandika, dan yang lainnya. Kannia si-cewek ceria dengan semua ceritanya harus terjebak diantara dendam dan kesalahpahaman. Bad boy Vano dan cinta pertamanya, Rakka. Alvano si-cowok bad boy dengan sejut...