Semua orang mengenalku sebagai orang yang buruk. Tak tahukah mereka bahwa aku juga punya hati yang lembut untuk kuberikan
🍁🍁🍁
"Eh Sa." Cessa menoleh kesamping setelah namanya dipanggil. Kini Kannia dan Cessa sedang duduk-duduk santai menunggu bel masuk berbunyi. Kannia ragu sekarang. Bilang gak ya? bilang aja deh tapi..."Heh. Kenapa sih? Ngelamun lo?" kata Cessa. Kannia menyentil tangannya yang baru saja mengusap wajahku.
"Apaan sih lo. Tangan lo tuh bau." jawab Kannia sinis. Gak bau sih. Tapi kaget aja, emang dikira mau mati apa diusap gitu.
"Enak aja tangan lo kali bau belum dicuci habis boker tadi pagi. Btw, ngapain lo manggil-manggil gue?" tanyanya. Duh pakek inget lagi. Gimana dong?
"Eh i-itu gue cuma tanya jam sekarang olahraga kan?" maafkan gue Sa. Gue belum siap sama reaksi lo. Gue jamin lo bakalan gak setuju. Batin Kannia
"Iya. Tumben amat lo tanya-tanya tentang olahraga? Lagian kan udah ada jadwalnya. Lo gak bawa baju olahraga?" Cessa memicingkan matanya. Lo gak pandai berbohong Kannia. Memang gak biasanya dia tanya-tanya beginian. Paling gak ngeh Kannia sama pelajaran olahraga.
"Nggak papa kok. Emang gak boleh gue tanya gitu? Kalau gitu kabis ini ganti baju bareng." Cessa hanya mengedikkan bahu acuh. Kannia menghembuskan nafas lega. Kannia bakal cerita sama Cessa tapi tidak sekarang.
***
"Habis ini jamnya siapa?" tanya Vano kepada kedua temannya. Kenapa dua? Karena Eza tidak masuk hari ini. Disurat izinnya dia beralasan kalau ada acara keluarga. Memang acara keluarga karena kakak sepupunya mau nikah. Yeay yang nikah siapa yang repot siapa? lagian acaranya kan malem. Alasan ae tuh anak supaya gak masuk hari ini. Enak banget tuh anak.
"Eh gentong habis ini jamnya sapa?" tanya Galih kepada salah satu temannya yang gemuk itu sambil menyoleknya.
"Mrs. Dona. Nama gue Fiko bukan gentong." jawab cowok gemuk itu yang ternyata bernama Fiko.
"Bodo amat yaw nama lo siapa." jawab Galih malas sambil memutar bola matanya.
"Lo ditanya malah nanya yang lain." kata Dio kepada Galih.
"Gue kan gak tahu Yo." jawab Galih sambil mengemut permen sunduknya.
"Bahasa Inggris? Cabut yuk." ajak Vano. Kedua temannya mengangguk. Sebelum bel masuk berbunyi mereka meninggalkan kelasnya.
Vano, Galih, dan Dio sekarang ada di rooftop sekolah. Tempat yang mereka gunain saat cabut. Galih yang sedang membaca komiknya, Dio yang sibuk dengan ponselnya dan berselfie ria. Bosan juga lama-lama. Tumben amat tuh Galih gak sengklek. Biasanya juga dia yang paling ric-
"Buset. Siapa sih mister x nya? Penasaran gue." teriak Galih tiba-tiba. Vano dan Dio mengelus dada kaget.
"Kaget goblok." ucap Vano dan Dio bersamaan. Sedetik itu juga Dio juga menerima jitakan dari Vano dan Dio. Rasain lo. Jantungan gue, toa banget suaranya. Kayak cewek aja.
"Ya maap deh. Lagian komiknya bikin penasaran aja. Banyak serinya. Bikin penasaran aja." kata Galih yang mulai kesal.
"Itu untuk menarik pembeli. Lo beli aja sih seri selanjutnya." ucap Vano.
"Males banget gue ke toko buku." kata Galih.
"Yaudah jangan beli." kini Dio yang bersuara.
"Tapi kan gue penasaran sama kelanjutannya." kata Galih dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step of Heart [Completed]
Teen FictionIni kisah mereka, Kannia Andhira, Alvano Jay Rhandika, dan yang lainnya. Kannia si-cewek ceria dengan semua ceritanya harus terjebak diantara dendam dan kesalahpahaman. Bad boy Vano dan cinta pertamanya, Rakka. Alvano si-cowok bad boy dengan sejut...