Care?

2.1K 99 2
                                    

Sekecil apapun perhatian itu, ketahuilah diam-diam aku tersenyum karenanya

🍁🍁🍁

Kannia berlari dengan cepatnya menuju lapangan seperti yang tertulis di chat  yang dikirim oleh Vano.  Vano dengan seenaknya mengirim pesan perintah itu.

AlvanoJay : Babu Kannia...

AlvanoJay : Ke lapangan skrg

AlvanoJay : Tigapuluh dtk!!

Tanpa membalasnya, Kannia berlari ke lapangan dan menghampiri Vano yang sedang bersandar di  bawah ring basket. Vano membuka matanya yang terpejam saat seseorang menghampirinya. Seulas senyum tipis tercipta di bibirnya. Entah mengapa Vano tertarik dengan cewek itu. Kannia Andhira. Adek kelasnya yang dengan beraninya menentang dan menamparnya depan di sekolah.

"Apa?" tanya Kannia yang sedang berusaha menormalkan nafasnya akibat lari dari lantai dua ke lapangan. Bayangkan saja betapa capeknya dia.

"Lo kenapa?" tanya Vano dengan polosnya mengabaikan pertanyaan Kannia.

"Hah? Ini semua karena Kakak. Tiga puluh detik mana cukup buat lari dari atas ke sini." jawab Kannia yang masih memegang dadanya sesak.

"Oh. Beliin gue minum kalau gitu." Kannia menganga lebar mendengar perintah Vano. Lagi. Kelas Vano tadi memang jam nya olahraga. Kannia meremas ujung seragamnya menahan amarahnya. Bagaimana bisa dia seenaknya menyuruhnya lagi? Sekali lagi Kannia menyumpah serapahi statusnya sekarang. Kannia babu Vano. Dia tahu itu. Kannia mendengus kesal dan menghentak-hentakkan sepatunya keras tanpa sadar kakinya terkilir. Tubuhnya terhuyung kebelakang. Bukannya menangkap tubuh Kannia, Vano hanya mematung didepannya dengan bersindekap dan mengulum senyumnya. Pantat Kannia terbentuk keras di lapangan. Kannia meringis, matanya sudah berkaca-kaca menahan sakit.

Vano berjongkok disamping Kannia yang masih duduk dan mengangkat tubuhnya. Kannia yang terkejut hanya diam tak berontak menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Banyak suara teriakan dari setiap penjuru sekolah. Itulah Vanvers- Vano Lovers. Setiap tingkah laku Vano sudah tersimpan dalam galeri foto di handphone mereka. Apalagi ini, seorang Alvano menggendong cewek cupu. Sebelumnya Vano memang terkenal dengan sikap cueknya. Terutama pada cewek.

Vano menidurkan Kannia di atas ranjang UKS lalu meninggalkannya begitu saja. Tak lama kemudian pintu UKS terbuka dan datanglah si rempong Cessa. Suara Cessa menggema di ruang UKS tersebut. Kannia hanya memutar bola matanya malas.

"KANNIAAAA... lo kenapa? lo gapapa kan? Gue kaget banget waktu Kak Vano manggil gue. Katanya dia nyuruh gue ke UKS. Eh ternyata ada lo." jelas Cessa keras dalam sekali tarikan nafas. Emang gak kehabisan nafas apa itu anak?

"Jadi, Kak Vano yang nyuruh lo kesini?" tanya Kannia. Cessa mengangguk cepat.

"Sebenarnya lo kenapa sih?" tanya Cessa ulang.

"Kepleset aja kok. Gue gak papa." Cessa hanya ber'oh'ria. Kannia berjingkat kaget saat mendengar teriakan Cessa lagi. Kannia memegang dadanya, berharap tidak sampai jantungan mendengar suara menggelegar melebihi Bu Sri-Guru bahasa Indonesia yang galaknya minta ampun.

"Apaan sih lo? Kaget gue." sewot Kannia yang hanya dibalas cengiran menyebalkan Cessa.

"Eh eh nih lihat. Sweet bing to the ngits." kata Cessa sembari menunjuk-nunjuk layar I-phonenya saat vidio dimana Vano menggendong Kannia diputar.

"Apaan coba ini? Cewek Cupu Lagi Drama Agar Populer?" sewot Kannia membaca komen dari salah satu cewek yang bernama DinnacintahPano. Kannia tertawa dalam hati. Nama aja alay kayak gini.

Step of Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang