Genggam tanganku, melangkahlah bersamaku. Abaikan saja mereka yang membencimu. Memang ini yang terjadi. Kamu milikku sekarang.
🍁🍁🍁
Happy reading all!! Jangan jadi reader silent yah 😊
Hubungan konyol. Itulah yang terjadi antara Vano dan Kannia. Tak pernah terpikirkan oleh Kannia yang kini telah menjadi pacar dari Vano. Seseorang yang dulu pernah menjadi target dari balas dendamnya. Seseorang yang dulu dimanfaatkan olehnya agar menjadi pacar dari cinta pertamanya, Rakka.
Entah bagaimana perasaan itu datang. Kannia menyayangi Vano. Sungguh. Sudah tidak ada alasan balas dendam atau lainnya yang Kannia rasakan.
"Kannia mana?" Tanya Vano pada salah satu teman cewek sekelas Kannia. Sudah Lima belas berlalu, Vano menunggu di Kantin namun cewek yang menjadi kekasihnya tiga hari lalu itu belum menemuinya.
Sekejap cewek itu menganga, terkejut sekaligus terkagum melihat cowok pemimpin tawuran harian ini bicara padanya. Vano melambaikan-lambaikan tangannya di wajah cewek itu guna untuk menyadarkan lamunannya.
Cewek itu mengerjap berkali-kali. Membawanya kembali pada titik kesadarannya,"Ah ya.. Kannia ya.. Di perpustakaan mungkin" ucapnya terbata. Terlalu gugup Saat mata tajam Vano menatapnya.
Tanpa berucap apapun, Vano meninggalkan cewek itu Dan berjalan di belokan Kiri koridor-menuju ke perpustakaan. Tentu saja dia akan mencari Kannia.
Sesampainya di perpustakaan, pandangannya liar. Bukan untuk mencari buku bacaan, tapi untuk mencari seseorang. Sebenarnya Vano tidak suka menginjakkan kaki di perpustakaan. Menurutnya aroma asap rokok lebih nikmat daripada aroma tumpukan buku itu.
"Hei boy, tumben ke perpustakaan?" Vano menoleh ke asal suara itu lalu menyeringai.
"Mencari pintu hidayah Mas Eno" Mas Eno terkekeh. Sudah Lima tahun lelaki bernama lengkap Eno Purwadi itu menjadi penjaga perpustakaan di SMA Pelita bersama Bu Fida. Namun sekarang Bu Fida tidak ada disamping Mas Eno. Entahlah, Vano juga Tak tahu.
Kannia menyipit, menatap seorang siswa Dari balik rak buku yang asik berbicara Dengan penjaga perpustakaan, Mas Eno. Walaupun posisi cowok itu memunggunginya, tapi Kannia mengenal perawakan tubuh cowok itu. Seperti... Vano?!
Kannia berjalan mendekat,"Vano?" Vano menoleh, lalu tersenyum lebar. Tak lama setelah itu teriakan histeris menggema di seisi perpustakaan. Kannia memutar bola matanya malas. Tentu para cewek di perpustakaan ini terpesona Dengan senyum langka Vano ini.
"Keep silent guys!" Sergap Mas Eno yang langsung membuat Suasana hening seketika. Hanya Suara lembaran buku dibuka dan beberapa yang berbisik-bisik.
"Kok Kak Vano kesini?" Tanya Kannia pelan. Kannia juga harus mematuhi aturan di perpustakaan ini, dilarang berbicara Keras. Vano mendengus,"Gue udah nunggu lo di kantin Dan Cari lo dikelas juga, eh tahunya disini"
Kannia hanya ber'oh' saja. Vano menarik pergelangan tangan Kannia agar keluar Dari tempat yang membosankan ini bagi Vano.
"Eh bentar, Aku mau ijin sama temenku dulu. Aku lagi ngerjain tugas kelompok disini" cegah Kannia sembari memukul-mukul punggung tangan Vano yang mencekal pergelangannya.
"Siapa?"
"Hah?"
"Sama siapa kerja kelompoknya?" Kannia menggigit bibir bawahnya gugup, Kannia merutuki dirinya sendiri dan sekarang dia takut menjawab pertanyaan. Lebih tepatnya kalau-kalau Vano marah padanya. Atau lebih parahnya dia akan membuat keributan disini. Kannia sudah tak ingin lagi mendengar Vano berurusan dengan BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step of Heart [Completed]
Teen FictionIni kisah mereka, Kannia Andhira, Alvano Jay Rhandika, dan yang lainnya. Kannia si-cewek ceria dengan semua ceritanya harus terjebak diantara dendam dan kesalahpahaman. Bad boy Vano dan cinta pertamanya, Rakka. Alvano si-cowok bad boy dengan sejut...