Berubah?

1.5K 87 0
                                    

Seandainya kata cinta itu memang benar dari hatiku. Apakah kamu akan menjauh?

🍁🍁🍁

. Typo bertebaran! Jangan lupa tinggalkan vote comentnya.

Vano berjalan tergesa-gesa, menuju kelasnya. Dia baru saja keluar dari kelas Kannia. Entah apa yang ada di pikirannya setelah mengaku-ngaku bahwa Kannia adalah pacarnya. Kata-kata itu seperti spontan di ucapkannya. Dia takut, Kannia akan membencinya setelah ini.

"Hei Vano! Kenapa kamu berkeliaran disini, masuk kelas sana" suruh suara di belakang Vano. Vano menoleh lalu meringis,"Eh Pak Didi, salim dulu Pak." Vano nyengir lalu menyalimi tangan Pak Didi.

"Anu Pak, Vano baru saja dari kelas sebelas dua. Vano mau mengembalikan buku disana. Sebentar lagi kan Vano mau UN, jadi Vano meminjamnya untuk mengulang pelajaran di kelas sebelas." ujar Vano

Pak Didi menyeryit,"Beneran? Udah tobat kamu? kamu gak bohong sama saya kan?" kata Pak Didi curiga.

"Yaelah Pak, murid mau belajar pinter kok dicurigain." cibir Vano.

"Bagus kalau gitu, biasanya kan kerjaan kamu cuma tawuran, bolos, dan masuk BK aja." ucap sinis Pak Didi. Vano terkekeh,"Libur dulu Pak, kasihan guru-guru disini." katanya.

Pak Didi hanya menghela nafasnya,"Udah-udah kamu balik ke kelas sana." ucap Pak Didi memerintah. Tangan Vano terangkat memberikan hormat,"Siap Pak." kata Vano lalu berjalan kembali menuju ke kelasnya. Pak Didi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Vano.

***

"Kannia" panggil Vano saat melihat Kannia di parkiran. Kannia menoleh,"Kenapa Kak?" tanya Kannia. Vano menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Pulang sama gue ya? Gue bawa mobil kok" ajak Vano. Kannia mengangguk,"Sebentar ya Kak, aku kabarin Cessa dulu." Kannia mengetikkan pesan kepada Cessa di ponselnya. Seperti biasa Kannia akan pulang bersama Cessa dan sopirnya. Cessa tadi pamit ke toilet sebentar sembari menunggu sopirnya.

CessaS : Gue pulang sm Kak Vano Sa.

"Yuk Kak" celetuk Kannia lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam sakunya.

Kannia mengikuti langkah Vano menuju mobil putih yang tak jauh dari dia berdiri. Setelah Kannia masuk ke dalam mobil, Vano melajukan mobilnya. Di dalam mobil suasananya sangat canggung, Vano yang fokus menyetir dan Kannia yang membaca novelnya.

Vano berdehem sebentar,"Sorry kalau tadi gue lancang ngaku-ngaku sebagai pacar lo." ucap Vano membuka suara. Kannia menoleh ke arahnya dan menutup novelnya,"Gapapa kok Kak, dengan gitu Alex gak akan ganggu aku lagi. Makasih ya Kak." Vano tersenyum tipis lalu mengangguk.

Andai gue beneran cinta sama lo.  Apa lo akan menjauh dari gue Kan?

"Kenapa ke rumahnya Kakak?" tanya Kannia saat mobil Vano memasuki gerbang rumahnya. Vano diam tak menjawab pertanyaan Kannia.

Vano menarik tangan Kannia dan mendudukkannya di gazebo yang ada di taman belakang rumah Vano.

"Ada apa sih Kak?" tanya Kannia yang semakin bingung dengan tingkah Vano. Vano lagi-lagi tak menjawab lalu berlalu masuk ke rumahnya. Kannia menyenderkan punggungnya menatap kebun yang terawat di depannya.

Vano kembali menuju Kannia dengan laptop dan bukunya serta beberapa snack.

Kannia mengerutkan dahi,"Kakak mau belajar sama aku?"tanya Kannia,"Aku kan masih kelas sebelas mana ngerti pelajaran Kakak." lanjut Kannia. Vano menggeleng lalu duduk disamping Kannia,"Gue ada tugas buat cerpen, nah lo kan biasanya baca novel tuh, ajarin buatnya ya? Novel sama cerpen kan sama cuma kalau cerpen pendek." jelas Vano. Kannia mengangguk mengerti.

"Temanya apa?" tanya Kannia.

"Terserah" Kannia mengetuk-etuk dagunya berfikir.

"Cinta?" tanya Kannia. Vano tertawa kaku,"Selain itu deh Kan."

"Gimana kalau ceritanya badboy yang mau insaf." sindir Kannia. Vano berdecak,"Lo nyindir gue?" tanya Vano sinis.

Kannia terkekeh,"Gak kok Kak, tapi kan itu sesuai sama Kakak. Jadi, lebih mudah buatnya." Vano menghembuskan nafas berat,"Yaya terserah lo deh." Kannia tertawa keras yang membuat Vano juga ikut tertawa melihatnya.

"Mungkin juga setelah buat cerpen ini, Kakak dapat pencerahan gitu." cibir Kannia lalu tertawa lagi. "Sialan." guman Vano pelan lalu mengacak-acak rambut Kannia yang tergerai. Vano mulai membuka laptopnya dan mengetik kalimat demi kalimat atas bimbingan Kannia. Sesekali mereka berdebat dan Vano lah yang akhirnya mengalah. Mereka tertawa puas dan saling mengejek.

"Yeay selesai." seru Kannia sembari menyuapkan kripik ke dalam mulut Vano.

Vano tersenyum menatap Kannia,"Makasih ya Kannia." Kannia membalas senyum Vano lalu mengangguk.

"Ini minumnya nak Vano, nak Kannia." ucap Bi Yam yang datang membawa minuman dari dapur. Kannia tersenyum lebar ke arah Bi Yam,"Terima kasih Bi Yam." ucap Kannia.

Bi Yam terkikik," Kalau gitu Bibi kembali ke dapur." kata Bi Yam lalu masuk kembali ke dalam.

Vano menutup laptopnya lalu meluruskan kakinyanya,"Cuma Bi Yam yang selama ini nemenin gue kalau di rumah." celetuk Vano. Kannia juga ikut meluruskan kakinya seperti yang dilakukan Vano. Kannia menatap Vano dalam. Kannia tahu bagaimana perasaan Vano. Perasaan anak yang memimpikan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Apa ini yang buat lo jadi badboy Kak? tanya Kannia dalam hati.

"Pasti lo mikir kan kalau ini yang buat gue jadi badboy, jawabannya mungkin iya."celetuk Vano seakan tahu apa yang pikirkan Kannia. Kannia terdiam sejenak,"Aku ngerti apa yang Kakak rasain walau aku gak pernah merasakannya. Tapi, aku akan bantu Kakak berubah. Berubah menjadi lebih baik."ujar Kannia.

Vano tersenyum miring,"Apa itu akan merubah semuanya?Apa itu akan membuat Mama kembali?" Kannia tersenyum lalu menatap langit senja kesukaannya,"Mungkin Iya." kata Kannia.

Gue tahu gue salah Kak. Gue berniat membuat lo hancur awalnya. Gue gak tahu kalau lo punya masalah seberat ini. Gue janji, gue yang akan bantu menemukan Mama Kakak. Gue akan bertanggung jawab atas apa yang gue perbuat. Ini janji gue. Janji Kannia Andhira! - Kannia Andhira

Untuk yang pertama kalinya gue menemukan seseorang sepertimu. Seseorang yang memiliki semangat tinggi yang menularkannya ke orang-orang disekitarnya. Matanya meneduhkan, senyumnya menghangatkan, itulah Kannia. Lo berhasil Kan. Lo berhasil membangun rasa percaya diri gue. Lo juga berhasil mengambil hati gue. Hati seorang badboy seperti gue. - Alvano Jay Rhandika

-------

Koreksi setiap katanya, mungkin aja masih banyak typo.

Thanks reader!!

Salam,

WM

Step of Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang