Terkuak

1.3K 72 0
                                    

Bukan karena materi kamu memilihku jadi sahabat. Lihatlah seberapa tulus aku menemanimu selama ini.

🍁🍁🍁

"Seno!"

Langkahnya terhenti. Niatnya untuk masuk ke dalam supermarket batal. Rakka membelalakkan matanya. Dia menyadari hanya orang-orang tertentu yang memanggilnya dengan sebutan Seno.

Rakka memutar tubuhnya 180 derajat. Sejenak dia terkejut lalu menetralkan raut wajahnya menjadi sedatar-datarnya.

"Bawa dia"

Rakka berontak saat kedua tangannya dicekal. Rakka semakin memberontak saat dia dibawa masuk kedalam mobil.

***

"Apa mau lo bawa gue kesini hah" sirat kekesalan terlihat jelas dimata Rakka. Posisi duduk di bangku kayu tua dengan tangan diikat kuat. Rakka dapat melihat bahwa dia dibawa ke sebuah gudang. Dimana biasanya terjadi penyekapan. Seorang cowok didepannya hanya menyunggingkan senyum miringnya.

"Hanya menanyakan beberapa pertanyaan" jawabnya.

Rakka tertawa keras,"Gue udah tahu apa yang mau lo tanyain, Dio"

"Good. Jawab sekarang! Apa sebenarnya rencana lo?"

"Gak banyak. Cuma mau bermain-main sebentar dengan sahabat tercinta lo itu"

Dio menggeram lalu menendang kursi tempat Rakka duduk sehingga kursi tersebut terbentur tembok dibelakangnya,"Vano itu sahabat kita, Seno"

Rakka berdecak,"Sahabat? Itu dulu. Dan gue nyesel punya sahabat kayak kalian semua" bentak Rakka. "Dan lo... " Rakka menunjuk tepat diwajah Dio,"Bodoh!  Mau-maunya aja lo jadi anak buah bangsat itu. Banci tau gak!" lanjutnya.

Dio mendaratkan bogemannya di pipi sebelah kiri Rakka,"Gue baru kali ini ketemu orang busuk kayak lo. Rencana lo dan apalah itu... semuanya pengecut" seru Dio.

"Lo laki apa bukan sih. Mainnya kok sembunyi-sembunyi" terdengar kekehan dari belakang Dio.

Dio memutar bola matanya malas,"Shut up Galih. Lo bisa duduk kan? Diam di sana sama Eza" Ucap Dio malas. Sepertinya dia sudah salah mengajak sahabatnya yang satu ini untuk ikut andil dalam rencananya. Dio melihat Galih sudah duduk disamping Eza yang sedang fokus pada ponselnya.

"Seno Seno...  Hebat juga ya rencana lo" Dio bertepuk tangan dengan tatapan meremehkan kepada Rakka.

Dio kembali menatap Rakka tajam,"Gue gak nyangka lo bisa lakuin itu semua sama kita. Apa salah kita sama lo? Dua tahun menghilang lalu kembali dengan rencana sampah lo" Dio menarik nafasnya dalam-dalam,"Apa maksud lo Seno?" bentak Dio. Kecewa? Sudah jelas.

Bagaimana tidak kecewa? Dua tahun sahabat-oh ralat-mantan sahabatnya ini menghilang dan sekarang kembali lagi dengan rencana yang sama sekali tidak Dio mengerti.

"Dan ini... " Dio melepas kacamata yang bertengger di hidung mancung Rakka,"Gua gak bakal terkecoh sama penampilan baru lo" Lalu dia membuang acuh kacamata itu.

"Gue sebenarnya sudah tahu lo masuk ke sekolah sebelah dan menyamar dengan identitas lain. Gue diem aja. Gue ingin tahu alasan lo. Diluar dugaan gue, rencana lo bener-bener sampah" Dio meluapkan semua emosi dan uneg-unegnya. Rasa penasarannya semakin tinggi mengenai rencana Rakka itu.

Rakka mulai terpancing emosinya,"Rencana gue sampah? Lo semua yang sampah. Lihat sekarang... Gue seneng banget lihat Vano menderita karena cinta murahannya"

Dio kembali menghantam Rakka dibagian perutnya. Rakka hanya meringis tanpa bisa membalas, tangannya diikat kuat.

"Lo gak inget semua pengorbanan Vano buat kita. Dia sahabat sejati kita Seno. Sadarlah" seru Dio dengan suara yang masih meninggi.

Step of Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang